8. DIA YANG SULIT DI GAPAI

6.9K 408 8
                                    

"AW! Sakit Le, pelan napa." ringis Rey saat Lea dengan sengaja menekan luka di sudut bibirnya.

"Biarin! Siapa suruh nakal? Berantem terus kerjaan kamu!" ketus Lia, sekarang mereka berdua berada di kantin. Lea yang mengajak Rey kesini, karena tadi si bangor tidak mau ke Uks.

"Kamu kenapa sih nggak pernah absen dari baku hantam? Apa untungnya coba? Sakit malah iya Ar, kayak gini contohnya nih, sakit kan?" cerocos Lea sebal, memasukan betadine serta alkohol ke kotak p3k yang tadi di pinjamnya saat di rasa telah selesai mengobati Rey.

"Udah dong Le, jangan panggil gue Arsen lagi. Lo emang masih marah?" bukannya menjawab ucapan Lea, Rey malah mengalihkan pembicaraan.

"Kamu pikir aja sendiri! Aku tu nggak suka ya kamu so jagoan berantem-berantem begitu. Aku khawatir sama kamu! Aku takut kamu kenapa-napa." suara Lea mulai bergetar menahan tangis. Lea benar-benar takut kehilangan Rey kerap kali melihat cowok itu berkelahi.

"Gue nggak kenapa-napa Le, tenang aja. Nggak usah khawatir gitu, ah! Perlu lo tahu, Gue ini kembarannya Kesatria baja hitam, jadi nggak ada yang perlu lo cemasin." kelakar Rey terkekeh kecil.

Bukanya tenang, Lea malah menampilkan raut ketakutan di wajah imutnya. "Masalah kamu di sekolah ini udah banyak Arsen, black list nama kamu juga numpuk di Bk. Aku takut karena hal tadi kamu di do dari sini." runtuh sudah pertahanan Lea, air mata yang sedari di tahannya kini luruh tanpa bisa di cegah.

Rey yang melihat Lea menangis pun mengusap air matanya menggunakan ibu jarinya. Membawa kepala Lea untuk bersandar di bahunya, lalu menepuk-nepuk kepala Lea seperti yang biasa Rey lakukan ketika Lea menangis.

"Udah jangan nangis, nggak ada yang perlu lo takutin Le. Gue bakal selalu ada di samping lo, oke?"

"Tetap aja aku takut kamu di pecat sekolah."

"Hei, lihat sini." Rey menangkup kedua pipi Lea, menatap manik hitam gadis itu.

"Lo lupa gue siapa? Lupa juga sekolah ini milik siapa? Kalau lo lupa, biar gue ingetin. Bahwa SMA Merah Putih ini milik keluarga Harlley alias keluarga Reygan Arsenio manusia paling tampan sebumi. Well, nggak ada yang bisa ngedepak gue, termasuk si sinden jaipong Dori ataupun si botak Darja." Rey berkata dengan songongnya, membuat Lea memutar bola mata malas. selalu saja begitu!

"Belagu kamu! Aduin Papa Cio nih." ancam Lea.

Rey mengangkat bahu acuh. "Aduin aja."

"Oh nggak takut? Oke, aduin Bunda Rindu kalau gitu." mendengar Lea menyebut nama Bundanya, Rey membelalakan mata, Dia paling takut pada macan betina satu itu.

"Le jangan dong! Bisa ngamuk si Bunda kalau tahu."

Lea terkekeh melihat wajah panik Rey. "Cieee.. Takut kan kamu."

Rey ikut tertawa, mengacak puncak kepala Lea gemas. "Pintar banget ngancemnya."

"Oh iya Le, bukannya lo masih seminggu lagi ya di Bandung? Kok sekarang udah disini aja." Rey bertanya dengan tangan yang sibuk mengikat dasi di kepalanya.

"Kan aku kangen sama kamu, jadinya nggak bisa lama-lama di Bandung." Lea melengkungkan senyum di bibirnya yang terlihat begitu manis.

JUST REYGAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang