Cinta Bram pada Sri benar-benar sedang diuji, setelah Sri mengalami trauma karena ulah Prapti dan suaminya, beberapa bulan yang lalu, kini Bram harus menghadapi kenyataan, bahwa Sri hamil.
Ya ... Sri dinyatakan hamil, setelah sebulan dia sakit dan mual-mual. Bram kemudian mengajaknya ke dokter dekat rumahnya. Hal itu dilakukan Bram, karena dia nggak tega melihat gadisnya lemah tak berdaya.
"Sri kita ke dokter ya!" ajak Bram.
Pada awalnya Sri menolak, untuk diajak periksa, tapi Bram, laki-laki yang dia cintai terus memaksa, sehingga dia menuruti apa kata kekasihnya.
***
Di ruang dokter, Sri diperiksa oleh dokter, selang beberapa saat kemudian, ahli medis itu keluar dengan senyum sumringah.
"Gimana dokter keadaan, Sri? Sakit apa dia?" cecar Bram pada dokter yang memeriksa gadis itu.
"Selamat ya, Pak. Istri Anda hamil dan kehamilannya sudah berjalan 4 minggu," terang dokter cantik tersebut.
"Apa, Dok! Sri hamil?" tanya Bram setengah tak percaya.
"Iya, Pak. Tolong dijaga pola makan dan istirahatnya," jelas dokter berkacamata minus tersebut. "Karena pada trisemeter pertama adalah masa yang rawan bagi ibu hamil.'
"Ba-baik Dokter," jawab Bram.
Setelah diberi resep obat dan vitamin penguat kandungan, Bram dan Sri beranjak dari ruangan tersebut. Tidak lupa mereka untuk menebus obat di apotek. Dari apotek Bram mengajak Sri membeli buah-buahan dan susu untuk ibu hamil. Mereka mampir ke sebuah swalayan.
"Sri, mulai saat ini kamu harus makan yang banyak dan minum susu, biar janin yang ada di rahimmu tumbuh sehat," ucap Bram ketika mereka singgah di rumah makan.
"Tapi Mas ..., a-aku malu. Apa kata orang, kalau tahu aku hamil. Belum simbok yang pasti akan kecewa," jawab Sri.
"Sudahlah Sri, kamu jangan banyak pikiran dulu. Biar itu jadi urusanku. Yang penting sekarang jaga janinmu baik-baik," hibur Bram.
"Kamu nggak jijik, Mas? Melihat keadaanku sekarang?" tanya Sri.
"Sri perlu kamu tahu, meskipun kamu kini sudah tidak gadis lagi dan saat ini kamu juga sedang hamil, itu tidak akan menyurutkan cintaku padamu," jelas Bram bijak. "Dalam waktu dekat ini aku akan segera menikahimu secara agama, sampai nanti kamu melahirkan, untuk menghindari omongan orang."
"Tapi ..., bagaimana dengan simbok?" tanya Sri.
"Sementara waktu kejadian ini, simbok jangan dikasih tahu dulu. Sampai nanti kita menikah," lagi-lagi Bram bersikap bijak.
"Sudah sekarang kamu habisin makanannya, lalu kita pulang. Karena kamu harus banyak istirahat," ucap Bram.
Setelah Bram membayar di kasir, kemudian mereka pun bergegas pulang. Sepanjang perjalanan Sri terlihat lebih percaya diri dengan masalah yang tengah di hadapinya.
Sesampai di rumah, rupanya Mamad sudah menunggunya.
"Dari mana aja kalian? Lama banget," tanya Mamad sesaat mereka turun dari motornya.
"Dari dokter," jawab Bram.
"Siapa yang sakit?" selidik Mamad.
"Kita ngobrol di dalam.aja yuk!" ajak Bram.
"Bram, siapa yang sakit?" Mamad mengulang pertanyaannya, setelah mereka berada di ruang tamu.
"Nggak ada yang sakit, tapi Sri ...," ucap Bram terputus.
"Tapi Sri kenapa, Bro?" tanya Mamad nggak sabar.
"Sri ... hamil, Mad," jawabnya. "Usia kehamilannya sudah 4 minggu."
"Maksud kamu akibat kejadian itu, Sri hamil? Begitu ya, Bram?" tanya Mamad.
"Iya, Mad. Sudah beberapa hari Sri mual-mual dan nggak mau makan," jawabnya.
"Terus apa yang akan kamu lakukan, Bram?" Mamad mencoba menanyakan pada sobatnya.
"Aku akan menikahinya secara agama, Mad. Demi bayi yang ada di perutnya," tegas pria yang sudah menjadi sahabatnya 3 tahun ini.
"Kamu yakin, Bram dengan keputusanmu?" tanya Mamad.
"Aku yakin, bahkan aku sangat yakin, bahwa keputusanku ini tepat," ucapnya.
"Aku salut dengan perjuanganmu, Bram. Aku akan dukung, kalau memang itu sudah jadi keputusanmu," Mamad mencoba memberikan support.
"O iya, kamu kesini pasti ada perlu kan?" tebak Bram.
"Iya, aku mau kasih kabar kalau setelah kejadian itu, sebulan yang lalu Prapti dan suaminya mengalami kecelakaan dan Paimo terluka parah, hingga membuatnya lumpuh," terangnya.
"Lumpuh?" tanya Bram.
"Iya, karena akibat kecelakaan itu Paimo kini lumpuh," jelas Mamad.
"Kasian, hanya karena ambisi sekarang dia harus membayar mahal," ucap Bram. "Lalu apa yang akan kamu lakukan, Mad?"
"Aku rasa mereka sudah menerima hukuman dari Allah, Bram! Jadi biarkan sekarang dia menyesali perbuatannya," jelasnya.
Sejak saat itu Bram dan Sri melupakan semua kejadian tersebut, dan memulai kehidupan yang baru setelah mereka menikah secara agama di depan Kyai.
Mereka lalu pindah ke rumahnya yang baru dibeli Bram secara kredit. Semua itu dilakukan Bram, agar istrinya tidak lagi teringat kejadian suram yang menimpanya.
Seperti janji Bram, dia dengan sepenuh hati mencintai Sri apa adanya. Dia sama sekali tidak merasa jijik dengan istrinya, baginya kejadian itu terjadi bukan, karena kemauan Sri.
***
Di kampungnya, mbok Darmi terus memikirkan anak gadisnya, tapi simbok tidak dapat meninggalkan pekerjaannya, karena pada saat itu, simbok sibuk untuk memanen hasil sawah pak Lurah.Simbok juga belum tahu tentang semua kejadian yang menimpa anaknya, Sri. Bram sengaja tidak memberitahukan pada simbok, karena dia tidak ingin simbok cemas dan jatuh sakit.
Namun Bram berjanji setelah nanti Sri melahirkan, Bram yang akan menjemput simbok ke desanya, dan membawa simbok untuk tinggal bersama di kota.
***
Hari berganti bulan dan bulan pun terus berjalan, genap 9 bulan 10 hari usia kehamilan Sri. Bram dan istrinya sudah menyiapkan semua keperluan bayinya. Namun Sri belum juga melahirkan, hingga malam tiba, tapi belum juga ada tanda-tanda Sri melahirkan.Mereka cemas, takut kalau terjadi apa-apa dengan janinnya. Hingga Sri tak henti-hentinya untuk merapalkan doa, agar diberi kemudahan saat melahirkan. Sri juga memohon pada suaminya, untuk menemui simbok, dia ingin meminta maaf pada mbok Darmi, yang sudah dikecewakannya.
"Mas, aku mohon kamu jemput simbok ya!" pinta Sri.
"Tapi kamu nanti sama siapa di rumah?" jawab suaminya.
"Aku nggak apa-apa, Mas. Kan besok pagi kamu juga sudah sampai di sini," jelas Sri.
"Baiklah, kalau itu maumu, aku berangkat sekarang ya, semoga masih ada travel ke sana," ucap Bram seraya pamit dan mencium kening istrinya.
Bram kemudian meninggalkan Sri, dan bergegas menujubagan travel terdekat.
***
Sementara pak Bandi masih mencari-cari keberadaan Prapti dan Paimo Dia nggak mau rugi, hal itu dikarenakan Prapti dan Paimo kabur dengan membawa semua uangnya.Pak Bandi menyuruh orang bayaran, untuk menyelidiki keberadaan suami istri tersebut. Namun semua yang dilakukannya belum memperlihatkan hasil. Hingga tak sengaja dia melihat Bram saat hendak menjemput mbok Darmi malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SRI
Художественная прозаNamanya Sri, wanita desa yang mempunyai mimpi ingin sukses. Namun sayang semua mimpinya tidak sesuai harapannya. Sri mencoba untuk mencari kerja di kota bersama Prapti dan suaminya, tapi siapa sangka kedua orang yang dia percaya justru ingin menjer...