Bismillah,
Assalamualaikum
Jangan lupa VOTE!!
Ingat itu gratis gratis dan gratis
Susahnya apa sih kakak" dan adik" semua?!
Tingggal pencet bintang itu noh dibawah sebelah kiri!!Ok, ini saya sudah memaksa😆⚠
Terima kasih💐dan🍒selamat membaca*emot kerupuk*
Wassalamu'alaikum
______________________[HUMAIRAH-10]
(Selamat malam)
[Normal POV.]
"Bib, kalo gue yang jadi ello gue gak bakalan mau kawinin si bocah tengil itu"
Adam mengeluarkan saran terliciknya. Dia berkata begitu, disebabkan oleh Humairah yang menolak diajak bepergian ke Mall. Alhasil, orangtuanya pun tidak ikut hanya karna Humairah dilarang sendiri di rumah. Padahal umurnya sudah masuk ke dua puluh dua tahun.
Adam mendecih
"Kalo gini, mending gue tetep di kairo aja Bib"
Masih tidak terima. Adam mengeluarkan saran terliciknya
"Mendingan lo batalin aja deh nikah sama si bocah"Adam masih menggerutu kesal. Dia melemparkan kerupuk yang sejak tadi dimakannya karna kekesalannya terhadap Humairah ditambah lagi tim sepak bola terfavoritnya dicundangi satu kosong.
Habib hanya tersenyum tipis, tidak menampik ucapan Habib. Karna sudah tahu sifat dan sikapnya, Habib tahu Adam tidaklah serius. Yah, hanya untuk membuang kekesalannya saja.
"Dam sekolah di Kairo nyenengin gak?" Merasa sepi, akhirnya Habib membuka topik
"Yah, susah seneng dimana-mana aja sih Bib"Adam menjawabnya ngawur
Habib menggelengkan kepala pelan seraya tersenyum tipis. Adam tetaplah Adam, tidak bisa berubah. Dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan, yah walaupun secara fisik ada sedikit perubahan tapi tidak banyak.
Habib merasakan seseorang berdiri di ambang pintu utama. Dia menoleh dan mendapati Humairah melepas sepasang sepatunya yang sudah pulang dari Butik.
Habib kembali meluruskan pandangannya ke arah tv tetapi ekor matanya tetap mengawasi pergerakan Humairah.
Setelah sepatunya terlepas, Humairah mendekat ke arah lelaki yang sedang asyik menonton tersebut.
"Kak, Humairah ke atas yah" Humairah menunduk dalam, tidak ingin dilihat oleh Habib. Dia akan merasa malu, karna sebentar lagi pernikahannya akan dilaksanakan empat puluh jam tiga puluh menit lagi.
Adam menyorot Humairah malas"Ngapain izin sama gue, noh sama pak RT"
Humairah masih menunduk dalam"Iyya kak, bentar yah Humairah ke pak RT dulu"Humairah sudah siap untuk melangkah tetapi seseorang menahan pergelangan tangannya
"Lo bego, sinting, polos, dungu atau gimana sih Irah"Kali ini Adam benar-benar marah. Bisa-bisanya Humairah mengiyyakan apa yang dia ucapkan tadi. Ternyata kepolosan Humairah sudah diatas rata-rata.
Humairah menatap manik mata Adam sedih dan langsung menubruk dada sang kakak"maafin Irah kak, Irah salah. Bisa-bisanya nolak permintaan kakak tadi, jadinya kakak gak bisa hangout bareng Umi sama abi"
Adam tertegun. Dia menunduk diam melihat cadar berwarna ungu soft sang adik basah. Adam mengusap pipi Humairah dan mencium puncuk kepalanya"Bukan salah Irah kok, kakak yang salah seharusnya kakak ngerti kalo Irah punya kerjaan dibutik. Pasti sibukkan yah, karna..,"
Adam berhenti sejenak lalu menoleh kesamping kanannya mendapati Habib yang tersenyum manis dan langsung salah tingkah
"..bentar lagi nikah"
Mendengar kata nikah, Habib makin salah tingkah. Humairah menyembulkan wajahnya dari balik tubuh sang kakak dan tersenyum lebar saat mendapati Habib memencet remote tv asal-asalan.
Humairah kembali mendongak dan teringat akan sesuatu"Kak siap-siap yah besok cobain baju pesta pernikahan nanti"
Adam mengangguk"Ok. O iyya baju pernikahan kamu udah selesai?"
Humairah melepaskan pelukannya"Alhamdulillah, tadi sore selesainya"
"Oo, kamu sendiri yang ukur baju buat Habib?"
Humairah menggeleng"Bukan kak, Umi Fatimah yang ukurin. Ya udah Irah ke atas yah, mau bobok capek"
"Iyya, tapi mandi dulu soalnya bau"Adam mengibas-ngibaskan tangannya didepan hidung membuat Humairah terkekeh"hahaha kakak ada-ada aja deh"
"Kak, makasih"Humairah memeluk Adam sekali lagi, karena masih tidak enak hati terhadapnya.
Adam tersenyum tipis membalas pelukan Humairah dan mengeratkannya"Gakpapa Irah, semuanya demi Irah"Adam mengecup puncuk kepala Adiknya yang sekian kali.
Adam tersenyum manis mengusap pipi Humairah yang tertutupi cadar tersebut. Lalu menoleh ke Habib dan berpikir 'akankah adikku bahagia bersamanya'. Sungguh, Adam tidak rela jika Humairah pergi, begitupun disaat dia harus melanjutkan study nya di Kairo.
Adam sebenarnya tidak ingin pergi, tapi hatinya yang terus mendukungnya untuk pergi menuntut ilmu disana 'Demi Humairah' itu yang selalu Adam ucap dalam hati.
Humairah melangkah menuju tangga dan tersenyum tipis saat Habib tidak sengaja mengucapkan selamat malam padanya.
"Caelah, selamat malam aja harus dibelakang didepan dong Bib. Gengsi amat lo"Sahut Adam
Habib tersenyum tipis dan merasakan aura bahagia malam ini. Melihat Humairah dengan tingkah polosnya tadi, makin membuatnya jatuh lebih dalam untuk mencintainya.
"Semua ini karena-Nya dan kamu"
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Humairah♡
SpiritualCuman cerita Spritual_Romance biasa Nur Azliina Humairah yang biasa dipanggil Irah merasa gugup berhadapan dengan orang yang dulu selalu menemani hari-harinya diwaktu kecil sampai remaja. Ada sedikit rasa kecewa ketika little friends nya harus melan...