AIMAN ARABIH HABIBIE
Habib berjalan tergesa-gesa dan hampir menubruk orang-orang yang berlalu didepannya. Kemejanya sedikit basah karna habis melaksanakan kewajibannya.Ia membuka gagang pintu kamar yang ditempati sang Istri. Mengecek keadaannya. Ia melangkah mendekati Ibu yang sedang menyusui teesebut.
"Mas!Kenapa masuk gak jawab salam" Wanita itu berdecak. Ia merasa malu, karna dilihat sedang menyusui.
Habib tertawa. Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan. Ah, Istrinya imut sekali.
"Kenapa? Saya hanya ingin lihat Aiman menyusu" jawabnya. Ia duduk diranjang pasien, ,mengelus kepala anaknya. Membuat Humairah menahan nafas sejenak lalu menghembuskannya secara perlahan.
Habib tersenyum melihat reaksi sang istri. Wajah Humairah memerah.
"Usfan dan Adam belum datang?" Habib mengalihkan atensinya. Ia melihat Fatimah menganggukkan kepala "Belum nak, Abi Ahmad masih menunggu Adam diBandara"
Kali ini Khadijah "Usfan katanya udah ada dijalam sama abimu"
Habib mengangguk. Ia kembali menoleh, Humairah sudah berhenti menyusui "Kamu pakek cadar nanti yah" ucapnya dengan sifat posessive pria itu.
Humairah mendengarnya lalu mengangguk. Ia tersenyum melihat anaknya yang sedang tidur. Dirinya menyuruh Habib untuk pelan-pelan menaruhnya ditempat bayi.
"Semoga jadi anak soleh sayang" Para Ibu berbinar.Mereka tidak bosan melihat anak bernama Muhammad Aiman Arabih Habibie itu.
---
"Bib ... ponakan gue ganteng amat"
"Eh, ponakan gue kok mirip ama gue yah. Pemalu gitu. Baru ditatap malah mukaknya ditutup pakek jari"
"Ihh gemest pengen cubit. Sumpah!"
"Ponakankyuuu... saranghae"
Setiba Adam dan Usfan dirumah sakit. Mereka langsung berebut untuk melihat Keponakannya. Sebenarnya bukan mereka saja, tetapi Ahmad dan Rahman juga.
Ahmad melihat Humairah dan Habib bergantian. Rambut dan wajah, semuanya ada diHabib kecuali warna bola mata Aiman, Humairah yang turunkan.
"Sumpah!Kenapa ponakan gue udah cakep yah" Usfan duduk "Malah cakepan dia daripada gue"katanya
Adam ikut duduk. Ia menoyor keningnya "Udah peka lo"ucapnya membuat Orang-orang yang ada diruqng tersebut tertawa.
"Yee kenapa sih gue selalu digituin. Padahal gue kan salah satu cogannya Indonesia" Usfan memelas. Ia memundurkan punggungnya. Beristirahat sejenak.
Adam menahan tawa. Cogan katanya?mana ada?
Hening. Ruangan itu kembali hening. Adam dan Usfan beristirahat disofa. Sedangkan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sudah pulang ke rumah masing-masing.
Humairah merasa sedikit sesak dengan Habib yang memeluknya erat. Ia bergerak pelan, mencari tempat yang nyaman. Habib melenguh, Humairah dengan cepat mengelus punggung pria tersebut agar tidak bangun.
"Kadang Irah takut mas. Selama ini, tidak ada masalah yang datang ke keluarga kita yah ... seperti adanya orang ketiga" Humairah terkekeh pelan. Ia meringis, memang tidak ada permasalahan yang serius dikeluarga kecilnya.
Ia takut. Jika, setelah adanya Aiman. Keluarga mereka merasakan kesedihan bukan kebahagiaan. Ia takut.
"Irah bahagia jika tidak ada masalah. Tapi ... Irah lebih takut disaat bahagia tiba-tiba muncul kesedihan" ucapnya setengah berbisik
Humairah tersenyum getir. Ia beralih menatap kedua manusia yang sama-sama tepar tersebut disofa. Senang, karna mereka rela membuang waktu pentingnya untuknya.
"Kasihan paman-pamannya Aiman. Mereka belum punya pasangan"
Bukan Humairah yang mengatakan itu tapi ...
"Heh?"
Pria itu bersandar dipintu. Tersenyum manis kearahnya. Seperti sengaja menahan dirinya agar tidak masuk mendekat kepadanya.
---
Kkeut..
KAMU SEDANG MEMBACA
Humairah♡
SpiritualCuman cerita Spritual_Romance biasa Nur Azliina Humairah yang biasa dipanggil Irah merasa gugup berhadapan dengan orang yang dulu selalu menemani hari-harinya diwaktu kecil sampai remaja. Ada sedikit rasa kecewa ketika little friends nya harus melan...