[HUMAIRAH-13]

3.8K 216 15
                                    


(Bahagia?)

Normal POV.

Suara ayam yang berkokok membuat Usfan tidak lagi tertidur dikasur melainkan dilantai. Dia hanya heran, sejak kapan ayam menjadi penghuni dikompleks perumahannya.

Usfan meringsut duduk dengan wajah dipenuhi bintik merah dan jangan lupa kantong matanya yang sudah terlihat hitam pekat.

"Kukkuruyyuuuu..."

Masih. Ayam masih berkokok menandakan bahwa wilayah Indonesia sudah memasuki waktu pagi.

Usfan bersusah payah mendirikan dirinya. Dia berjalan sesekali mengusap pantatnya yang terasa sakit. Dengan perasaan jengkel dia mengambil hp nya dan menggenggamnya dengan perasaan kalam kabut.

"Bangg Habib"ucapnya pelan dan dingin.

"Kukkuruyyu..."

Suara ayam berkokok itu masih terdengar. Usfan yang merasa dijahili tersebut segera membanting handphone nya dan mengumpat tanpa henti.

Alarm. Yah, itu hanya alarm. Habib lah yang menyetel nada notifikasi alarmnya dengan suara ayam berkokok.

"Habib brengsek!"ucapnya dan segera berlalu menuju kamar mandi guna mengambil wudhu.

---

"Irah?"

Panggil seseorang dalam lelapnya. Humairah memeluk gulingnya dengan erat.

"Irah?" Panggil orang itu lagi. Tapi, tunggu?!Bukan kah dia mengunci kamarnya? Pikirnya yang masih dalam mode sleep.

"Irah?"kali ini orang tersebut mengelus pucuk kepala Humairah dengan sayang. Dengan setengah sadar, Humairah mendudukkan dirinya dan mengucek matanya.

"Umi?kok Umi bisa masuk kamar Irah? Kan Irah udah kunci. Umi punya kunci cadangan kamar Irah yah?"tanya Humairah dengan mata yang masih mengantuk.

"Iyya iyya, Irah ambil wudhu" tanpa disuruh, Humairah menapakkan kakinya ke lantai yang dingin tersebut dan berlalu ke kamar mandi.

Sehabis wudhu, Humairah mengenakan mukenahnya dan mengambil sajadahnya.

"Ekhem"suara deheman tersebut mengintrupsi ruangan yang dipenuhi buku tersebut.

Humairah memalingkan wajahnya menuju kasur. Dan betapa terkejutnya Humairah melihat sosok Habib yang sudah lengkap untuk menunaikan shalat.

"Mau Shalat sendiri?"tanya Habib yang mendekat ke arahnya

Humairah bingung. Dan mengingat-ingat, apa sebenarnya yang telah terjadi kemarin.

Satu kata. Menikah.

Yah, menikah.

Dengan perasaan malu, Humairah mengambilkan sajadah untuk Habib dan menaruhnya tepat didepan sajadahnya.

"Maaf"ucap Humairah

"Ehm. Saya tahu ini sesuatu yang baru buat kamu begitupun juga saya"

"Iyya"

Tanpa Habib sadari, Humairah telah beristighfar puluhan kali didalam hati sejak melihatnya dikasur tadi.

Selesai Shalat. Mereka bertasbih dan berakhir mengaji sampai terbit fajar. Dan melanjutkannya dengan Shalat Dhuha.

"Humairah turun ke bawah yah..ehmm mas..kak" Istri Habib bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa. Akhirnya Habib mengatakan untuk memanggilnya Mas saja.

"Ehm Irah?" Panggil Habib

"Kamu bawa teh saya diruang kerja yah" ucap Habib dan diangguki oleh Humairah

"Iyya mas"

Sebelum pergi, Humairah menanyakan. Makanan apa yang ingin dimasakkan untuk Habib. Tetapi Habib hanya menjawab untuk dibuatkan teh hangat saja.

Habib berjalan menuju ruang kerjanya. Yah, saat ini mereka sudah menetap dirumah yang Habib hasilkan dari jeri payahnya sendiri.

Dengan tubuh yang masih terbalut baju kokoh dan sarung. Dia melepaskan pecinya dan menarik kursi kerjanya guna melihat dokumen yang masih belum ia setujui.

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Ya Allah, permudahkanlah urusan hamba dan urusan istri hamba hari ini Ya Allah. Hamba tidak ingin melihat istri hamba terlihat kesusahan dalam menangani urusan rumah tangga yang sudah berjalan ini".

"Hamba hanya takut, istri hamba kecapekan dan berakhir sakit. Hamba hanya tidak ingin melihat itu. Hamba tidak ingin melihat dia sakit".

Habib jatuh cinta. Yah, sudah lama dia mengalami itu. Tapi, demi menjaga dirinya. Dia tidak ingin terlalu berlarut-larut dalam perangkap setan tersebut.

Akhirnya dengan sedih. Dia harus rela belajar ke luar negeri demi pendidikannya dan juga hatinya. Jika dia setiap hari, melihat wajah atau sosok Humairah yang saat ini sudah menjadi istrinya. Maka perangkap setan itu tidak akan lepas dari dirinya.

Setelah cukup lama pergi jauh. Akhirnya, dia kembali dan penantiannya untuk menikahi orang yang dia sukai selama ini terwujud.

Dan Habib sangat berterima kasih kepada Allah., sebab belum ada yang menduluinya.

Cinta?

Benar. Habib sangat mencintai Humairah. Sangat. Sangat.

"Uhibbuki Fillah Humairah" ucap Habib yang entah sejak kapan foto pernikahan mereka sudah berada ditangannya.

---

THE END


































Tapi Bo'ong!!

Ini cuman spesial untuk malam minggu saja. Meskipun gak spesial amat sih.

Eh.. BTW Selamat Menunaikan Ibadah Puasa😊

Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kita. Aamiin Ya Robbal Aalaamiin.

Oo iyya, jangan lupa Vote and Coment yah guys.

Wassalamualaikum















Humairah♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang