TIDUR
Rebahan. Humairah mengelus perutnya yang sudah memasuki masa melahirkan. Kata dokter, Insyaa Allah Ia akan melahirkan dua minggu terakhir ini.
Dirinya merasa aneh, entah kenapa sifat manjanya makin meningkat. Contohnya, Ia tidak mau jalan kalau gak dianterin. Padahal tempat kasur dengan meja rias cuman lima langkah.
Humairah beringsut duduk. Ia ingin menghampiri suaminya yang sedang membaca dokumen tebal itu. Pelan, Ia menapakkan kakinya dilantai dan berjalan hati-hati mendekati Habib.
"Tidur" Humairah mendudukkan dirinya dipangkuan Habib dan memeluk leher pria tersebut. Habib, mengalihkan pandangannya. Ia memilih meladeni sang istri.
"Hem ... iyya" Jawab Habib tersenyum. Lalu menggendong Humairah menuju kasur. Ia baringkan dengan pelan. Mengambil selimut menutupi bagian tubuh istrinya hingga dada.
"Mas ... nanti do'a in Irah agar persalinannya lancar. Dan juga do'a in agar anak kita yang lahir tuh dalam keadaan sehat" Wanita bermata lembut itu menatap suaminya. Ia mengulurkan tangannya mengelus wajah Habib
"Irah ... Irah gak tahu bisa ngurusin anak kita atau enggak" Ia menutup mata, menelan ludah dan membukanya kembali. Dilihatnya, Habib menahan tangannya lalu mengecupnya dengan lembut
"Hust ... jangan berbicara begitu. Saya dan kamu akan rawat anak kita sama-sama. Jangan, mengatakan hal-hal negatif seperti itu. Saya tidak suka" mata Habib menajam namun tidak menindas.
Ia berbaring menghadap ke Humairah. Istrinya ini, sering sekali berkata yang tidak-tidak.
"Tapi ... kita mana tahu mas. Irah-"
Habib memeluk istrinya. Ia menenggelamkan wajahnya keceruk sang Istri. Mendengus, memotong ucapan Humairah.
"Kalau bicara seperti itu lagi. Saya tidak segan-segan membawa Usfan ke sungai Amazon" Habib berucap serak.
Humairah tertawa. Kenapa Usfan dibawa-bawa dalam pembicaraan mereka. Sedangkan dilain tempat, Usfan yang sedang minum susu tersebut langsung tersedak.
"Mas ada-ada aja. Iyya, Irah gak bakal ngomong kek gitu lagi" ucapnya sambil mengelus surai Habib
"Saya ... ehm semua akan baik-baik saja" Habib makin menenggelamkan wajahnya diceruk leher Humairah. Membuat wanita itu kegelian.
"Iyya, jika Allah menakdirkannya seperti itu mas "Ucap Humairah disaat Habib sudah tertidur lelap
---
I'm back!!
Cuma mau ngetik itu aja :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Humairah♡
SpiritualCuman cerita Spritual_Romance biasa Nur Azliina Humairah yang biasa dipanggil Irah merasa gugup berhadapan dengan orang yang dulu selalu menemani hari-harinya diwaktu kecil sampai remaja. Ada sedikit rasa kecewa ketika little friends nya harus melan...