Bab 23 Terlalu manis

40.9K 5.3K 210
                                    


Suara dering ponselnya membuat Kenan menatap nakas yang ada di samping tempat tidur kamar hotel ini. Lampu memang masih menyala terang dan dia memang belum tidur. Sedangkan pengantinya sudah terlelap di sebelahnya. Pengantin yang baru saja membuatnya melayang sampai ke langit ke 7.

Awalnya Kenan ragu saat menyentuh Caca. Takut adiknya Alvin itu menolak. Tapi Caca tidak mengatakan apapun dan akhirnya sempurnalah pernikahan mereka. Malam yang indah.

Kenan beringsut dan kini meraih ponselnya lalu menggeleng dan tersenyum geli melihat nama yang meneleponnya.

"Halo.."

"Assalamualaikum gitu loh om. Ini Serkan."

"Waalaikumsalam krucil. Apa sih belum tidur?"

"Aheehehehe mau minta chitnya empire yang zaman modern."

"Astaghfirullah."

Kenan mengusap wajahnya. Tapi pergerakan di sampingnya membuat dia menoleh. Cacs menggeliat dan membuka matanya. Kenan langsung bergeser lalu mengecup pipi Caca yang membuat wanita itu merona.

"Besok aja om kasih. Sekarang udah malam Serkan. Gak boleh mainan game."

"Ok Om. Kirim ke wa sini aja ya. Bye bye om. Eh iya dapat pesan dari papapia, Om Ken gak boleh buat Tante Caca menangis. Malam ini."

Mendengar ucapan keponakannya membuat Kenan menggelengkan kepala lalu memutuskan sambungan.

"Siapa?"

Caca mendongak ke arahnya. Rambut Caca tampak tergerai di atas bantal putih. Wajahnya terlihat mengantuk.
Kenan meletakkan ponsel itu kembali ke atas nakas.

"Ehmm dari ponakan."

"Lusi?"

"Si Serkan, biasa minta game."

Kenan bergeser dan kini menatap Caca.

"Kamu....ehmmm.. tadi makasih ya?"

Caca tampak merona lagi. Tapi kemudian menganggukkan kepala.

"Mas Ken gak kecewa sama Caca kan?"

Mata indah Caca kini mengerjap. Piyama warna pink dengan gambar strawberry itu tampak mempermanis wajah Caca. Tidak terlihat kekanakan.

"Kecewa karena?"

Kenan mengangkat alisnya dan Caca merona lagi.

"Ehmm kalau Caca tidak..."

Wanita itu menunduk dan menatap tubuhnya kemudian merapatkan selimut hingga menutupi lehernya. Mereka sama-sama masih baru dalam hal ini. Kenan juga merasa canggung setelah keintiman mereka.

"Ca...memangnya seperti itu bisa dibandingkan? Ya enggak mungkin dan tidak boleh. Kamu milikku dan aku milikmu. Apa yang menjadi milik kita sudah pasti nikmat."

Mendengar ucapannya lagi-lagi Caca tersipu. Tapi kemudian Caca tampak langsung beranjak bangun dan terduduk. Membuat Kenan ikut terduduk juga.

"Eh sekarang pukul berapa mas?"

Kenan menatap nakas dan melihat jam tangannya yang diletakkannya di situ.

"Pukul 12 malam."

Caca mengernyit lalu mengedarkan pandangan ke seluruh kamaŕ.
"Ehm dingin mau mandi. Tapi kan kita harus mandi ya?"

Kenan tersenyum lalu menarik Caca ke sampingnya. Dia merangkul bahu Caca dan berbisik.

"Mau mandi bareng? Pasti gak dingin."

Ucapannya itu tentu saja membuat Caca langsung melotot ke arahnya.

"Aiihhh ."
Hanya itu yang diucapkan Caca dan membuat Kenab tergelak.

"Kok aih.. asyik kali Ca. Kita mandi di dalam bathub dan saling..."

"Aaahhh Mas Keeenn."

Caca menutup kedua telinganya dan menggelengkan kepalanya. Lucu. Kenan suka menggoda Caca seperti itu.

"Mas Ken mesum."

"Laaahh... aku cuma ngomong mandi bareng. Mesum itu tadi waktu kita...ehmm waktu kamu neriakin namaku itu "

Pipi Caca langsung merona merah lagi.

"Ih Caca bilangin ayah loh. Mas Ken nakal suka godain Caca."

Caca menggembungkan pipinya dan kini membuat Kenan makin tergelak.

"Jadi mau?"

"Mau apa?"

"Mandi bareng."

"Mas Keeenn ih."

Caca melemparkan bantal ke arahnya dan membuat Kenan kembali terkekeh.

"Ehm kalau dingin gak mandi dulu gak apa-apa Ca. Cukup ambil air wudhu. Nanti mandinya sebelum subuh."

"Boleh?"

Kenan langsung menganggukkan kepala mendengar pertanyaan Caca. Dan setelah itu Caca langsung turun dari atas kasur lalu berlari ke dalam kamar mandi.

"Hati-hati Ca. Kamu ini.."

Kenan menggelengkan kepala saat melihat Caca. Wanita itu terlalu menggemaskan dengan semua caranya.

Sesaat kemudian Caca keluar dari dalam kamar mandi dan tampak segar.

"Kamu mandi?"

Kenan menatap Caca yang kini naik lagi ke atas kasur.

"Enggak lah. Dingin soalnya. Udah wudhu tapi."

Kenan menganggukkan kepala.

"Eh Ca..."

Caca baru menepuk-nepuk bantalnya dan kini menoleh ke arah Kenan yang menggaruk-garuk kepalanya.

"Ya?"

"Tapi aku pingin denger lagi kamu neriakin namaku."

"Eh.."

Caca mengernyit dan menatap Kenan dengan bingung.

"Neriakin nama Mas Ken? Ehmmm Mas Keeeennnaaan gitu?"

Alhasil hasrat Kenan langsung menghilang begitu saja dan tertawa terbahak. Caca memang terlalu polos tapi menggemaskan.

Bersambung

Gak mutus tali loh ini jangan bilang nanggung lagi dududud ..

MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang