Bab 30 move?

35.7K 4.8K 100
                                    

"Pindah?"

Caca menganggukkan kepala dengan sedih. Dia tidak menyangka Kenan semalam mengatakan hal yang membuatnya harus menemui Bella pagi ini. Untung saja ini hari minggu dan sahabat sekaligus kakak iparnya itu ada di rumah. Bella dan ALvin kalau malam minggu menginap di rumah keluarganya Caca. Dan Caca pun begitu dengan Kenan, sehingga mereka bisa berkumpul saat malam minggu.

Alvin dan Kenan sedang berlari pagi saat Caca mengajak Bella berbicara di belakang rumahnya. Tepatnya duduk di kursi taman yang ada di teras belakang.

"Kok tiba-tiba itu gimana? Kan Kenan sendiri sudah punya klinik di sini, kemarin juga baru saja pindah dari Yogya."

Bella kini menatapnya dengan lembut, khas sahabatnya kalau merasa prihatin dengannya. Caca menggembungkan pipinya. Lalu menghela nafas lagi.

"Mas Ken mau nerusin pendidikannya atau gimana, entahlah. Tapi Caca gak mau pisah sama bunda dan ayah apalagi kamu."
Kali ini Bella terlihat tersenyum saat mendengar ucapan Caca.

"Kan cuma Yogya ya? Naik pesawat juga satu jam nyampe Ca. Udah gak apa-apa, turutin suami. Pahala loh Ca."

Caca menatap Bella dengan murung. Bella sekarang memang semakin bijaksana setelah mengalami rangkaian peristiwa.

"Tahu ah, masih pusing."

***** 

"Ca.."

Panggilan itu membuat Caca menoleh ke arah Kenan. Setelah curhat dengan Bella yang tidak membuat suasana hati Caca membaik, sejak tadi Caca hanya diam saja. Bahkan saat Alvin mengajak mereka untuk ke pantai. Bella sudah menghilang dengan ALvin saat mereka sampai di sini. Tapi Caca hanya menatap laut lepas di depannya dengan malas. Kenan duduk di sampingnya dan tampak bingung.

"Apa?"

"Kamu marah sama aku?"

Kenan kini menunjuk dirinya sendiri. Caca hanya menatap rambut Kenan yang terlihat acak-acakan dan tertiup angin itu. Wajah Kenan malah makin terlihat imut dengan rambut berantakan begitu.

"Dosa kalau marah sama suami."

Itu jawaban Caca, dia kini mengalihkan tatapannya lagi ke pantai di depannya. Hari minggu begini pantai Ancol di sini rame oleh pengunjung. Caca duduk di atas tikar yang di sewakan dan di bawah pohon terasa begitu sejuk dengan angin pantainya.

"Aku juga dosa kalau membuat Istri tidak ikhlas. Jadi kita bicarakan, sejak semalam kamu cuma diam saja."

Caca langsung menatap Kenan yang kini tampak serius saat ini. Tidak ada senyum jahil lagi di wajahnya.

"Jadi kenapa harus ke Yogya?"

"Karena aku ingin mendalami ilmuku lagi Ca. Nanti kalau kamu gak mau ikut, Mas bisa pulang satu minggu sekali ke sini."

Ucapan Kenan itu malah membuat Caca makin memberengut. Dia tidak mau hidup jarak jauh.

"Terus Caca dibiarin sendiri di sini? Mas jahat."

Caca menggembungkan pipinya. Dia jadi merasa seperti anak kecil yang merengek. Kali ini Caca melihat senyum tipis di bibir Kenan.

"Kamu mau ikut ke Yogya?"

Caca makin melotot mendengar ucapan Kenan. Dia bingung untuk saat ini.

"Ada bakpia keju di sana Ca. Pasti kamu juga gak akan merasa asing kan?"
Caca memang tahu kalau kakaknya Kenan hidup bahagia di sana. Hanya saja dia masih merasa berat meninggalkan rumah. Jauh dari bunda dan ayahnya.

"Tapi Caca gak bisa pisah sama bunda."

Sudah terucap dan kini Caca menatap Kenan. Tapi suaminya itu kini malah mendekat, duduk merapat ke dekatnya. Lalu merangkulkan tangan di bahunya. Aroma musk menguar di sekitar mereka. Caca merasa malu karena beberapa orang yang juga duduk tak jauh  dari mereka kini mulai menatapnya.

"Kalau pisah sama aku kamu mau?"

Caca refleks menggelengkan kepala. Membuat pipinya merona lagi karena kejujuran itu. Kenan langsung mengecup pucuk kepalanya. Membuat Caca menunduk lagi. Dia tidak menyangka Kenan akan memperlakukannya begitu lembut. 

"Malu mas."

Dia berbisik saat Kenan kini menyuruhnya untuk menatapnya lagi.

"Gak usah malu, toh kita udah nikah. Ehm Ca kamu pasti seneng nanti di Yogya. Aku janji gak akan buat kamu bosan. Kamu mau sekolah lagi tentang fotografi silakan, aku akan bebaskan."

Ucapan Kenan itu tentu saja membuat mata Caca melebar. Dia mengerjap dan masih melihat Kenan tampak mantap mengatakan itu.

"Mas mau biayain Caca?"

Kenan menganggukkan kepala "Apapun untuk kamu sayang."

BERSAMBUNG

Dikit dulu ya, masih disambi packing novel nih. Duh jadi salah-salah kemarin packing ada yang kurang dan kedobelan maafin ya. 


MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang