part bonus

33.6K 4.1K 176
                                    

Ikutan po novel Insyaallah Jodoh yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ikutan po novel Insyaallah Jodoh yuk. Nanti bisa beli 3 novel seharga 200rb bisa milih judul ya. Yang pasti ada Insyaallah Jodoh di dalamnya.

Owh iya part ini spesial buat kalian yang kangen sama mas bos Aslan.

Owh iya part ini spesial buat kalian yang kangen sama mas bos Aslan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****
"Pap...ini beneran?"

"Ya beneran. Masa bohong."

Sofia menatap Aslan dengan bingung. Pasalnya sekarang mereka sedang menunggu kedatangan seseorang. Yang akan menjadi solusi untuk masalahnya Kenan dan Caca.

"Emang papap punya saudara yang gantengnya kayak Kenan?"

Kini Aslan menatapnya dengan mengangkat alis.

"Owh jadi aku gak ganteng gitu?"
Ucapan Aslan itu membuat Sofia kini menggelengkan kepala.

"Enggak. Dih udah tua. Tuh uban udah numbuh dimana-mana."

Aslan langsung membelalakkan matanya dan mengusap rambutnya yang masih berwarna hitam.

"Jangan jahil dek. Entar malam aku ganti jahilin kamu."

Mendengar itu Sofia langsung memberengut. Selalu saja urusan kasur yang dibawa tiap kali dia godain Aslan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sofia dan Aslan langsung menjawab salam itu. Sofia menatap pria yang kini langsung bersalaman dengan Aslan dan menarik kursi di depan mereka.

Berada di salah satu milik Aslan saat ini mereka berdua. Aslan memang mengatakan ingin kencan makan malam berdua dan anak-anak ditinggal di rumahnya bude bersama Caca dan Kenan. Tapi setelah sampai di sini Aslan mengatakan akan mengenalkanny dengan seorang pria.

"Wow..."

"Mingkem dek."

Teguran Aslan itu membuat Sofia langsung mengatupkan mulutnya. Dia benar-benar terpesona menatap sosok pria yang kini tampak tersenyum dipandangi seperti itu.

"Maaf mas terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf mas terlambat. Ada pasien tadi."

Pria itu langsung menatap Aslan.

"Pasien?"

Tentu saja Sofia menanyakan hal itu dan membuat Aslan menoleh ke arahnya lalu menepuk kepalanya.

"Iya. Ini Raihan. Dokter anak. Sepupuku."

Sofia menganggukkan kepalanya lalu mengerjap ke arah Raihan.

"Salam kenal mbak ipar."

Raihan tersenyum ramah kepadanya. Membuat Sofia langsung membalas senyumnya. Tapi Aslan sudah menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Ih papap apaan sih."

Aslan menggelengkan kepala.

"Gak boleh zinah mata. Kamu cuma boleh natap aku."

Sofia mengangkat alisnya kini dan membuat Raihan tertawa.

"Mas Aslan nih. Mana mungkin mas, gantengan mas sama saya. Udah sekarang kita bahas soal telepon mas kemarin. Benarkah ada wanita yang bisa saya nikahi?"

Pertanyaan Raihan itu langsung membuat Sofia membulatkan matanya. Dia kini bertopang di meja dan mencondongkan diri lebih dekat untuk menatap Raihan dengan serius.

"Emang cowok seganteng kamu dan sesukses kamu belum punya istri? Atau kamu duda?"

"Piaaaa.."

Pertanyaannya itu mendapat teguran dari Aslan tapi Raihan kembali tersenyum.

"Saya menunggu jodoh yang tepat mbak. Lagipula selama ini saya belajar dan belajar. Gak ada waktu buat cari istri."
Ucapan Raihan itu membuat Sofia bertepuk tangan tapi tangannya sudah digenggam oleh Aslan. Tentu saja Sofia memberengut.

"Dek, kamu itu bolehnya kagum sama aku aja."

Sofia mencibir saat mendengar nada posesif dari Aslan. Tapi memang itulah sosok Aslan yang sebenarnya. Dan itu memang yang disukainya.

"Han, seperti ya aku bicarakan saat ditelepon. Kamu harus dekatin ini cewek. Dia muslimah yang baik, seorang dokter juga dan yang pasti cantik."

"Mas Atma...."

Kali ini giliran Sofia yang menegur Aslan. Dan suaminya itu hanya tersenyum ke arahnya lalu mengusap pipinya.

"Apa sih sayang? Kalau lainnya cantik tapi kamu kan bidadariku."

Raihan kembali tersenyum mendengar itu dan membuat pipi Sofia memerah.

"Jadi kapan aku bisa bertemu mas?"

Pertanyaan Raihan itu membuat Aslan menatap Raihan kembali.

"Secepatnya. Tapi kamu harus bisa mengambil hati papanya dulu. Semua ini bersumber dari papanya yang ingin menjodohkan dengan adik iparku. Padahal dia sudah berkeluarga. Aku tidak memaksa kamu. Tapi cobalah dulu."

Raihan langsung menganggukkan kepala.

"Baik mas. Lagipula saat ini memang sudah saatnya saya mencari istri."

Bersambung

Lagi liburan di yogya nih. Tapi tangan gatel pingin ketik lha abis ngiranya poligami ajaaa ..emang gak ada solusi lain gitu? Hehehehe..

Yoweslah happy reading...

Siapa yang di yogya..... sini sini...author mau kencan ama  captain america... liat End game... yuhuu

MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang