bab 28 cemburu

39.3K 4.6K 86
                                    


MAS, RASA CINTA

"Lho Caca mana?"

Kenan langsung mengernyit saat mendapatkan pertanyaan dari Alvin. Padahal sore ini setelah dari klinik dan pulang, dia mendapatkan telepon dari Caca kalau istrinya itu sedang bermain ke tempatnya Alvin.

"Lah aku ke sini mau jemput dia, katanya lagi di sini?"

Tapi Alvin kini melipat koran yang baru saja dibacanya dan menegakkan diri.

"Caca gak jadi ke sini tadi, pas dia telepon aku dan Bella belum pulang dari kantor."

Kenan mengernyitkan kening, dia mengurungkan niat saat akan duduk dan bergegas melangkah ke mobilnya lagi.

"Coba ke rumah ayah, kali dia lagi kangen ama boneka kelincinya."

Teriakan Alvin membuat Kenan mengacungkan ibu jarinya dan segera masuk ke dalam mobilnya lagi. Dia berpamitan kepada Alvin, lalu langsung melajukan mobilnya. Saat itulah suara dering ponselnya berbunyi. Kenan menepikan mobilnya dan menghentikannya lalu merogoh saku celananya. Nama Caca ada di layar ponselnya.

"Assalamualaikum."

"Mas Ken, bisa jemput Caca gak? Ini lagi di kantor, ambil beberapa barang eh malah hujan sini."

Suara Caca membuat Kenan mengernyit. Setahunya Caca itu sudah berpamitan dan tidak kembali lagi ke kantornya. Tapi kenapa sekarang Caca berada di sana? Kenan hanya menjawab ya dan langsung melajukan mobilnya.

****

Saat sampai di depan kantor Caca, Kenan menatap Caca yang tampak berbincang dengan Rendi dan hal itu membuat Kenan cemburu. Kenan langsung keluar dari dalam mobil dan berlari ke arah lobi. Rendi tampak melihatnya yang langsung menepuk bahu Caca lalu pria itu berlalu begitu saja.

"Mas Ken.."

Sapaan Caca tidak membuat Kenan tersenyum dia hanya menyipitkan matanya menatap punggung Rendi yang sudah meninggalkan mereka.

Kenan hanya menganggukkan kepala lalu mengulurkan tangan untuk menggandeng tangan Caca.

"Maafin Caca ya, tadi tuh pingin ke rumahnya Kak Alvin eh tapi kok ternyata belum pada pulang. Jadi Caca ke .."

Kenan membukakan pintu mobil dan menyuruh Caca untuk masuk ke dalam. Lalu dia memutar dan masuk ke balik kemudi.

"Mas Ken marah?"

Caca mengucapkan itu saat Kenan melajukan mobilnya. Kenan hanya menoleh ke arah Caca sebentar lalu menggelengkan kepalanya.

"Lha kenapa diam aja dari tadi? Senyum juga enggak."

Rajukan Caca itu hanya dijawab angkatan bahu oleh Kenan. Dia memang kesal tapi tidak mau bertengkar di dalam mobil.

"Caca tuh tadi ditelepon sama Bang Rendi, ternyata lensa milik Caca ada yang ketinggalan lalu.."

Kenan langsung menoleh ke arah Caca dan istrinya itu menghentikan ucapannya.

"Kenapa gak bilang sama aku kalau ke kantor dan menemui Rendi?"

Caca mengerjapkan matanya dan nampak terkejut dengan pertanyaannya. Istrinya itu tampak bingung.

"Udah nelepon tapi ponselnya mati punya Mas Ken."

Kenan mengernyitkan kening, tapi dia tidak menjawab. Kenan hanya diam saja selama perjalanan menuju rumah.

"Mas..."

"Mas Ken dosa loh diemin istri."

Rengekan Caca akhirnya membuat Kenan menepikan mobil. Mereka ada di depan sebuah kedai bakso.

"Kalau beliin istri bakso dosa gak?"

Pertanyaan Kenan itu membuat Caca langsung menoleh ke arah kedai.

"Beneran?"

Kenan hanya menganggukkan kepala dan melepas seat beltnya. Lebih baik menenangkan pikiran dahulu.

****

"Jadi kapan ponselku mati?"
Di depan mereka sudah ada dua mangkok bakso dan dua gelas teh hangat. Mereka duduk di meja yang ada di samping jendela sehingga pemandangan luar yang saat ini masih hujan bisa terlihat jelas.

"Tadi pas Caca telepon, beneran."

Kenan kini mengernyitkan alisnya lagi. Dia tampak berpikir, dan memang sepertinya tadi ponsel sempat dimatikan saat mengobati pasien.

"Aku gak suka kamu nemuin si gondrong itu lagi."

"Ih enggak menemui Mas Ken. Caca itu Cuma ambil lensa foto Caca. Lumayan ini mahal harganya."

Caca menunjuk tasnya dan kini menyesap teh hangat di depannya.

"Eh enak loh ini tehnya. Diminum deh mas. Siapa tahu nanti emosinya ilang."

Ucapan Caca itu membuat Kenan mengulurkan tangan untuk menyesap teh yang sudah tersedia. Dan memang benar, rasa hangat itu membuat amarahnya sedikit menguap.

"Ca.."

"Iya mas.."

Caca sedang menyendok bakso dan memasukkan ke mulutnya. Membuat pipi Caca menggembung karena mengunyah bakso.

"Ehm aku gak suka kamu ketemu sam si gondrong."

"Iya."

Caca menganggukkan kepala dan memakan bakso lagi.

"Ca.."

Caca menatapnya dan mengangguk lagi lalu menelan bakso itu. Kemudian Caca menyendok bakso lagi tapi kali ini disuapkan di depan mulut Kenan.

"Aaaa coba deh enak ini."

Kenan akhirnya memakan bakso itu, dia hanya menatap Caca saat istrinya itu tersenyum lebar. Bagaimana dia bisa marah kalau Caca nya saja menggemaskan seperti itu.

"Pokoknya aku gak suka kamu ketemu lagi sama Rendi."

Kenan menegaskan hal itu lagi setelah acara makan baksonya selesai. Mereka sudah kembali masuk ke dalam mobil.

"Iya mas ken, tadi tuh Caca juga merasa gak enak. Makanya Caca minta dijemput Mas Ken, kalau enggak mau dianterin ama Bang Rendi."

Kenan akan marah lagi tapi istrinya itu sudah menggelendot di lengannya. Lalu meyandarkan kepala di bahunya.

"Udah ah, Caca ngantuk. Nanti bangunin kalau udah sampai ya?"

Kenan melirik Caca yang memejamkan matanya dan tampak sangat lelah. Akhirnya dia mengusap rambut Caca dan mengecup kening istrinya itu. Caca memang tidak bisa membuatnya marah.

BERSAMBUNG

YANG MAU NOVEL GRATIS TUNGGU KUISNYA YA KEPOIN CHANNEL YOUTUBENYA DULU YUK

MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang