Bab 39 New comer

34.1K 4.3K 175
                                    


"Bakpia ubi ungu ini gimana? Dari kemarin si Caca ngambek. Gara-gara gak Ken beliin cimol. Padahal kemarin itu udah malam banget dan memang udah gak ada yang jual."

Kenan menatap kakaknya yang kini tampak mengernyit mendengar pertanyaannya. Dia memang mampir sebentar ke rumah kakaknya setelah pulang dari klinik. Sedangkan Caca ada di rumah bude.

"Wah jangan-jangan ada isinya Ken?"

Kenan mengerjapkan matanya mendengar ucapan Kakaknya. Dia memang berpikir seperti itu sejak kemarin, tapi masih belum pasti.

"Isi apa? Coklat apa strawberi kayak bakpia?"

Kali ini dia terkena jitakan dari kakaknya itu. Tapi kemudian terkekeh.

"Hamil maksudnya bakpia mozarella?"

Pertanyaannya itu langsung membuat kakaknya menganggukkan kepala.

"Iya. 1000 persen pasti feelingku bener. Udah sana beliin apa gitu buat ngerayu. Kamu kalah sama papapia deh."

Kenan langsung mencibir mendengar dia dibandingkan dengan kakak iparnya itu. Tapi mengetahui fakta kalau Caca bisa juga sudah hamil membuat hatinya membuncah.

*****

Kenan melangkah masuk ke dalam kamar. Rumah bude yang sudah beberapa bulan ini ditempatinya. Dia memang sedang membangun rumah tak jauh dari tempat budenya ini. Kebetulan ada tanah yang dijual dan uang tabungannya cukup. Meski dengan mengorbankan keinginan Caca untuk melanjutkan kuliahnya.

"Assalamualaikum Ca..."

Dia menyapa perlahan saat mendapati istrinya tengah duduk di atas kasur dengan sebuah novel di tangannya. Istrinya itu sedang membaca.

Caca mendongak dan kini Kenan masih bisa melihat kalau istrinya itu masih marah kepadanya. Kenan perlahan mendekati kasur dan kini duduk di tepinya.

"Masih marah sama aku?"

Caca langsung menganggukkan kepala. Kalau sedang marah begini Caca malah terlihat lebih imut karena pipi digembungkan membuat pipinya makin terlihat gembil.

"Maaf ya. "

Kenan memberikan buket bunga mawar merah yang dibawanya. Tadi dia menyembunyikan di belakang punggungnya.

Mata Caca langsung membulat tapi kemudian kembali bibirnya memberengut.

"Memang Caca doyan bunga mawar?"

Semburan Caca itu membuat kenan menyeringai. Dia menyugar rambutnya sendiri dan kini menghela nafas.

"Setidaknya ini upaya damaiku untuk istriku yang sedang merajuk. Habis ini aku bawa makan malam ke restoran jepang. Kamu kan suka?"

Caca tampak berpikir tapi kemudian menggelengkan kepala.

"Enggak mau. Caca tuh pengan makan cimol yang ada bumbu pedasnya."

Jawaban Caca itu makin menguatkan dugaan Kenan. Tanpa menjawab Kenan kini langsung membungkuk dan mencium perut Caca. Yang membuat Caca langsung berjenggit.

"Eh mas ngapain sih?"

Perut Caca masih rata tapi Kenan yakin kalau istrinya itu hamil.

Kenan segera menegakkan dirinya lagi lalu menatap Caca.

"Kamu hamil Ca."

Raut wajah Caca yang tadinya terkejut kini malah bingung.

"Emang pengen Cimol itu hamil?"
Caca terlihat bingung. Kenan kemudian ikut juga mengernyit.

MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang