BAB 25 BERTENGKAR

41.6K 5.3K 197
                                    


MAS, RASA CINTA

Caca menguap dan menguap lagi. Pagi ini dia merasa sangat mengantuk. Padahal dia sudah masuk kerja lagi. Dan hal itu yang membuat dia bertengkar dengan Kenan sebelum berangkat ke kantor.

"Keysha, kamu kenapa sih? Lampunya diarahin ke sini!" Bentakan itu membuat dia berjenggit. Belum pernah dia mendengar Rendi membentaknya seperti ini. Beberapa model yang sedang di foto oleh mereka tampak menatap Caca dengan tatapan sinis.

"Maaf bang."

Caca akhirnya fokus lagi dan membantu Rendi untuk mengarahkan cahaya lampu yang sedang dipegangnya itu kembali ke model-model yang tampak berseri-seri saat Rendi mengarahkan gaya mereka. Sejak masuk tadi dan bertemu Rendi lagi, pria itu sepertinya mengacuhkannya. Caca sadar diri dan peka, karena ada keterkaitan dengan penolakannya kepada Rendi.

Hatinya menjadi semakin tidak enak saat ini, tadi pagi dia sudah bertengkar dengan Kenan saat suaminya itu memintanya untuk keluar dari pekerjaan. Dan saat ini dia memang tidak bisa konsentrasi.

"Key aku ingin bicara."

Ucapan Rendi sesaat setelah sesi pemotretan berakhir membuat Caca menatap pria gondrong itu dengan mengernyit.

"Kenapa? Caca buat salah?"
Kali ini Rendi menyugar rambut panjangnya itu. Lalu duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan, sedangkan Caca masih sibuk memasukkan peralatan foto.

"Kayaknya kita gak bisa kerjasama lagi."

Ucapan Rendi itu membuat Caca menghentikan gerakannya. Lalu mendekati Rendi yang tampak muram.

"Ini kita professional loh bang, jangan sangkut pautin sama urusan pribadi."

Caca kini menatap Rendi yang duduk di depannya. Dia paling tidak suka kalau semuanya dikait-kaitkan dengan urusan pribadi. Tapi Rendi kini mengangkat bahu.

"Aku yang gak bisa Key, aku masih mencintaimu. Dan kerja berdua sama kamu hanya membuat hatiku sakit."

Cacaa langsung mengerjap mendengar ucapan Rendi. Dia tahu kalau ini tak mudah untuk Rendi.

"Ya Allah bang, maafin Caca kalau Caca mengecewakan Bang Rendi. Tapi selama ini persahabatan kita, abang ingin semuanya berakhir?"
Caca kini menatap Rendi yang sepertinya sudah dengan keputusan bulatnya. Pria itu menganggukkan kepala.

"Maaf Key, aku tidak bisa. Aku ingin mengganti asisten. Besok aku bilang sama Mas Ridwan. Kamu bisa..."

Caca merentangkan kedua tangannya yang membuat Rendi menghentikan ucapannya.

"Caca yang keluar dari sini."

Dengan kesal Caca langsung berbalik dan melangkah keluar dari studio. Dia mendengar Rendi memanggilnya tapi Caca tidak peduli.

*****

Menapakkan sepatu ketsnya di atas aspal setelah turun dari taksi Caca menatap petshop dan klinik milik Kenan. Dia menahan tangis selama berpamitan tadi di kantor. Mas Irwan selaku atasannya tidak mau menerima keputusan Caca dan memberi waktu untuk Caca berpikir.

"Siang Mbak Caca.."

Sapaan itu membuat Caca tersenyum kepada salah satu karyawan Kenan yang sudah mengenalnya.

"Mas Ken ada?"
Karyawan itu menganggukkan kepala.

"Pak Dokter sedang mengobati kucing yang sakit. Masuk aja mbak."

Caca langsung mengangguk dan melangkah menuju klinik yang ada di bagian dalam petshop. Dia membuka pintu kaca yang membatasi ruangan.

"Assalamualaikum."

MAS, RASA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang