"Dia cantik yah... aku ingin punya mama sama kayak paman ini. Papa kapan mau nemuin aku sama paman itu?"
—————————————————————Willy POV
Darimana dia bisa masuk kekamarku walau aku sudah menguncinya dari luar?? Oiya.. ada kunci cadangan di laci, kok gue bisa selup ini ya..
"Diana.. paman itu sudah punya istri, papa memang pernah cinta sama paman ini tapi karena suatu masalah kita berdua berpisah."
"Lha kenapa pisah?? Papa harusnya sama paman.." diana sepertinya sangat ingin bertemu dengan jina.. tapi ya gue nggak tau kapan kita bakalan ketemu lagi.
"Kalo papa sama paman kamu nggak ada dong... nanti papa sedih kalo nggak ada kamu." Aku berusaha untuk meyakinkan diana.
"Huh.. pokoknya aku mau ketemu sama paman itu. Titik." Ucap diana sambil marah.
"Iya.. kapan kapan papa ajak kamu buat ketemu sama paman jina. Tapi papa nggak janji sama diana, karena kadang paman jina sibuk kadang enggak."
"Ooh.. nama paman itu jina, ya? Aku baru tau pa.." gimana sih ni anak.. masih kecil dah pikun ae.
"Iya.. nama paman itu paman jina.. dia dulu pacar papa, tapi sekarang cuman temen doang." Muka diana langsung cemberut.. kenapa ya??
"Kok temen... pokoknya aku mau ketemu ama paman jina." Ucap diana yang keras kepalanya minta ampun.
"Iya.. tapi nggak sekarang. Paman jina masih ngurusin perceraian.. ok?" Diana mengangguk lalu menguap kecil. "Diana kalo nguap ditutup ya? Masa anak cewe nguapnya gede banget? Kan malu." Lalu diana langsung menutup mulutnya.
"Maap papa... diana janji bakalan nutup mulut lagi kalau nguap."
"Yaudah sekarang kamu tidur ok.. besok biar seger lagi." Lalu diana langsung tidur dengan posisi yang bisa dibilang tidak terlalu nyaman bagiku.. kenapa anak ini bisa tidur dengan terduduk?
Aku lalu pergi kekamarku sendiri untuk tidur dan mengingat apa yang dikatakan diana barusan.. ingin bertemu dengan jina bukan segampang yang kita inginkan. Kalau masih ingat pekerjaan. Sangat penting baginya, kemajuan perusahaannya adalah yang terpenting. Tapi dia nggak pernah yang namanya libur, mungkin emang kerjanya itu banyak.. jadi nggak ada waktu buat seneng seneng. Tapi bakal aku ajak dia besok bareng sama diana, mumpung diana belum sekolah.
.....
Paginya aku membangunkan diana yang susahnya minta ampun pas disuruh bangun. Aku hampir kewalahan saat membangunkan diana. Digelitik nggak mempan, pake cara biasanya nggak mempan, apa apa nggak mempan lah... wait!! Dicium.. itu dia. Lalu aku mencium pipi gembil milik diana lalu diana bangun dengan wajah yang sangat cerah.
"Akhirnya papa mbangunin aku pake cara dicium.. papa jarang cium aku." Bocah ini benar benar membuatku kewalahan.
"Yasudah.. pap sudah buatin kamu sarapan yang enak buat kamu. Dan juga susu." Diana lalu berlari ke arah dapur dengan wajah yang sangat bahagia. Ya dulu aku belum bisa masak tapi berhubung zaya sudah tiada.. aku lalu belajar memasak untuk diana. Walau apapun diana tetap anakku, darah dagingku.
"Diana jangan lari lari.. nanti jatuh." Ya mungkin anak itu tak mendengar ap yang aku katankan karena aku sudah mendengar suara sendok garpu bergesekkan dengan piring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake girl? I love you!!
RomanceJina welterson anak laki laki yang menyukai pakaian perempuan. Hampir semua bajunya ada baju perempuan seperti, rok, dress dll. Karena tubuhnya yang kecil dan ramping macam perempuan, mungkin perempuan kalah.Tapi juga ada bajunya yang gentleman, dia...