Jina POV
Kenapa dia harus ada disini? Dan membuatku ingat akan semua yang telah dia lakukan padaku dan untukku.
"Lo dah dateng ternyata... gue kira nggak bakalan dateng.." aku langsung memasang muka datar yang mungkin tak banyak orang tau aku bisa memasang muka itu. Aku sudah tidek seperti dulu lagi. Sejak willy menghamili perempuan itu, aku sudah berubah. "Diem diem baek... laper?? Ato ngantuk?"
Sebenarnya keduanya, tapi aku tidak mau menunjukkan kelemahanku padanya, aku akan biktikan kalau aku lebih kuat dari dia walau aku tak sebesar dia.
"Saya pindah disini untuk beberapa saat. Saya akan memimpin perusahaan saya yang ada disini."
"Jadi kamu CEO sekarang?" Aku hanya mengangguk. "Ya aku sempat menyuruh orang untuk mengurus perusahaanku yang ada disini, tapi siapa sangka kamu yang bakalan kesini, bukan orang yang aku suruh kesini. Karena sudah disini kamu langsung kerja aja, atau mau istirahat?" Dia nawarin atau apa sih? Nggak enak banget tatapannya.
"Saya kerja besok. Karena saya diminta untuk kerja besok pagi, jadi saya mau istirahat dulu." Lancang banget sih gue, yang punya rumah siapa yang ngerasa rumah ni punya siapa..
"Yaudah aku kasih tau kamarmu.." dia pun beranjak dari kursi piano itu lalu aku mengikutinya dari belakang.
Saat kita sampai didepan pintu besar yang mungkin disebalik pintu ini terdapat kamar yang elegan yqng harganya bisa sampai ratusan juta.
"Lo kira ni kamar lo? Ini kamar gue. Lo balik badan, nah itu kamar lo.." saat aku berbalik badan aku hanya melihat satu pintu yang jauh dari pintu ini, lantas kenapa dia mengajakku kesini? Mungkin jika kapan kapan gue minta bantuannya untuk mengurus perusahaan it
"Baiklah, saya akan istirahat duluan.."
"Lo nggak usah formal formal deh... kek biasa aja." Aku hanya mengangguk lalu aku berjalan kekamarku.
Saat masuk aku langsung terkejut karena kamarnya yang segede kamar raja, ya nggak segede itu juga sih.. tapi tempat ini cukup untuk 10 orang yang tidur disini, bukan dikasur. Kalau dikasur mungkin cukup untuk 3 orang dewasa. Aku langsung membaringkan tubuhku diatas kasur queen size itu. Tak lama pun aku terlelap.
......
Keesokan harinya aku langsung bangun dengan tergesa gesa karena dari kemaren aku belum mandi dan tidak mengganti bajuku.
Aku langsung mandi dan mempersiapkan diriku. Tapi belum sempat memakai... bahkan belum sempat mencari baju untuk ku pakai nanti, willy sudah masuk kedalam dengan kopi hitam dengan bau yang khas..
"Opss... maafkan aku... kopi?" Bukannya keluar dia malah menawari aku kopi hitam itu. "Tenang saja ini bukan kopi hitam, ini kopi susu... mau?" Aku terima lah... karena kopi susu, dia masih ingat aku suka apa saja.
"Terima kasih." Aku menyeruput kopi yang masih panas itu. "Umm... aku mau pakai bajuku."
"Lalu??" Kenapa aku harus perjelas.
"Ya aku mau pakai baju, bisa permisi sebentar?" Dia langsung mengeluarkan sentuman jahat itu, dan aku tau dia akan ngomong apa.
"Kan aku dah pernah liat, gpp kalik.. lagian kita sama sama laki laki.." dia tidak tau.. aku malu. Aku langsung mengeluarkan muka datar + marahku. "Baiklah.. jangan keluarkan muka itu. Aku membencinya.. ini aku akan keluar."
Untung saja ampuh... huft.. 3 bulan aku akan tinggal bersama mantan kekasihku yang gila ini.
5 menit aku berganti pakaian aku langsung meminta willy untuk pergi bersama, tapi ternyata dia lagi nggak kerja, cuti atau memang membolos. Lha trus aku kesana menggunakan apa? Menyetir sendiri? Apa boleh? Saat aku bertanya, ternyata boleh. Ya jadinya aku berangkat dengan mobilnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake girl? I love you!!
RomanceJina welterson anak laki laki yang menyukai pakaian perempuan. Hampir semua bajunya ada baju perempuan seperti, rok, dress dll. Karena tubuhnya yang kecil dan ramping macam perempuan, mungkin perempuan kalah.Tapi juga ada bajunya yang gentleman, dia...