Willy pergi meninggalkan perempuan aneh itu. Walau dihatinya sedikit merasa tidak enak, tapi dia telah melukai anaknya dan membuat jina dan diana pergi meninggalkannya dengan belanjaan mereka. Belanjaan mereka tak sekalipun diambil."Apa yang harus aku lakukan? Dimana aku harus cari mereka? Aku tak ta-" willy sedikit mengingat sesuatu.
"Aku tau.. rumahnya yang dulu, kalau tidak rumah milik hana. Ok. Mungkin mereka disitu. Tapi ini dah jam •••• DAH JAM SEMBILAN MALEM? Sejak jam berapa aku duduk disana bersama perempuan itu? Pasti mereka dah tidur. Bodo amatlah.. aku mau kesana."
Willy nekat untuk datang jam segitu, karena mungkin pikirnya hana atau mungkin salah satu dari mereka masih terbangun. Tapi..
"Permisi.."
Tok tok tok..
"Mungkin sudah tidur? Tapi kenapa lampunya masih menyala?"
"Permisi.."
Tok tok tok..
Mereka sudah tidur dengan lampu yang masih menyala? Bukannya jina nggak bisa tidur dengan lampu menyala?
Willy putuskan untuk tidur disitu sampai salah satu dari mereka membukanya. Tapi tak disangka dia tidur disitu sampai pagi.
Karena sebuah alasan willy tak bisa bangun. Mungkin karena dia tak tidur dikasur, udara saat itu dingin dan dia hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek, dan satu lagi.. banyak nyamuk. Itulah alasan yang mungkin membuat willy susah bangun.
Pagi pagi diana sudah bangun. Tumben ni anak bangun duluan.
Lalu diana membangunkan seisi rumah dengan cara ia bangunkan satu satu. Untuk anak yang berusia 12 tahun sekarang, dia mulai bisa memasak. Tapi sayang tingkahnya yang kekanakan kadang membuatnya dibully. Bocah cantik, polos, imut ini selalu dibully saat dia kadang tak mengerti kata kata gaul bahkan kata kata kasar.
"Diana.. kau sudah bangun? Cepat sekali?" Ucap hazel lalu berdiri untuk menunggui diana memasak. Sesama perempuan sejati harus bisa memasak.
"Kak hazel.. ini lobaknya diapain?"
"Dipotong potong ya? Etetet... no no no.. kamu belom boleh motong lobak ya? Mending kamu nyiapik minum aja ya?" Diana mengangguk.
"Mau buat minum apa? Jus jeruk? Es teh? Jus mangga?"
"Es teh aja. Biar semua bisa minum." Lagi lagi diana mengangguk.
Mereka sibuk dengan pekerjaan masing masing hingga mereka tak mengetahui jika ada orang didepan rumah mereka.
"Kak.. aku dah selesai."
"Kakak juga sudah selesai. Kamu bangunin mama kamu sama kak hana. Kak hazel mau ambil koran sama susu."
"Yee susu.." lalu diana berlari keatas untuk membangunkan mamanya dan teman mamanya.
"Mama.. bangun.. ayo makan." Jina bangun lalu berdiri untuk membangunkan hana.
"Hana... bangun." Ucap jina dengan nada mengantuk. "Lu ya? Bangunlah.. ayo makan." Seketika hana langsung terbangun lalu lari kebawah. "Yee.. kalo soal makanan aja bangunnye cepet."
"Hazel kau mau kemana?" Tanya hana dari bawah.
"Mau ambil koran ama susu. Ni cuacanya lumayan dingin jadi pake jaket ama syal." Ucap hazel.
"Jina, diana kalian makan dulu ya? Aku ama hazel mau ambil susu sama koran. Hazel tunggu bentar." Hazel menunggu hana sebentar.
"Ayo.. buruan.. lama banget sih?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake girl? I love you!!
RomanceJina welterson anak laki laki yang menyukai pakaian perempuan. Hampir semua bajunya ada baju perempuan seperti, rok, dress dll. Karena tubuhnya yang kecil dan ramping macam perempuan, mungkin perempuan kalah.Tapi juga ada bajunya yang gentleman, dia...