Habis sudah.
Penyesalan tinggallah penyesalan. Kebodohan yang mereka lakukan hingga membuat orang yang mereka sayang pergi untuk selamanya.Keluarga Yang dan keluarga Hwang beserta para sahabat sudah berkumpul didepat tempat peristirahatan terakhir Youra. Dimana Jeongin sudah menangis tersedu-sedu sambil memeluk nisan adiknya.
" Jeongmal Mianhae... maafkan appa-mu ini nak..hiks...appa bodoh...bodoh...hiks."Tn. Yang terduduk lemas didepan makan putri satu-satunya.
Ia benar-benar menyesal atas yang telah ia perbuat. Jika waktu bisa diputar kembali ingin rasanya menggantikan posisi putrinya kini. Namun, sudah tidak ada gunanya lagi."Ikhlaskanlah dia. Tidak ada gunanya kalian semua menangis meraung disini. Ini takdirnya."Nami kembali bersuara.
"Tn. Yang kau seharusnya bangga pada putrimu. Dia tidak pernah menunjukkan masalahnya, dia berjuang sendiri disini dengan dirimu yang dengan mudahnya percaya pada hal yang belum tentu adanya. Jujur, aku dan Youra dekat dalam waktu yang bisa dibilang sangat singkat dan aku tidak melihat sikapnya yang akan mengarah kejalan yang salah."jelas Soo Bin yang kini berdiri disamping Jeongin yang masih setia memeluk nisan adiknya.
"Aku tau aku bodoh percaya pada rekaman itu...andai waktu bisa diulang aku akan rela mengganti posisi putriku kini. Aku menyesal."
"Tidak ada gunanya menyesal. Semua sudah terjadi. Aku, selaku orangtua Soo Bin salut padanya. Ia bisa menutupi semua kerapuhannya dibalik senyum indahnya. Ia tidak membiarkan siapapun tau."Ji Raa tersenyum menatap gundukan tanah yang lima bulan ini ia kunjungi.
Tn. Yang berdiri dan menatap Ji Raa dengan tatapan penyesalan.
"Atas nama keluarga Yang aku ucapkan banyak-banyak terimakasih pada anda yang sudah menjaganya selama ini. Maafkan aku yang terlalu bodo--""Yang pantas menerima maafmu adalah Youra bukan aku. Aku sudah menganggapnya layaknya anak kandungku sendiri."Tn. Yang tersenyum mendengar penuturan Ji Raa.
Seungmin masih diam tanpa permisi bulir hangat turun dipipinya. Ia menyesal dengan yang sudah terjadi. Gadis yang ia cintai kini telah tiada, ia benar-benar pergi.
Ingin rasanya ia memutar ulang waktu dan memilih untuk tetap disamping gadis itu dan tetap terus menggenggam tangannya tanpa membiarkannya pergi jauh.
Tapi ia terlambat, gadisnya benar-benar pergi.'Kebodohan yang aku lakukan membuatmu pergi jauh dariku. Kenapa kau menuruti permintaanku saat itu?'
Flashhback...
Gadis itu terus mengikuti pemuda didepannya. Pemuda berambut merah kecoklatan itu tidak menghiraukan penggilan gadis yang selalu mengikuti kemana kakinya melangkah sambil terus merengek agar tidak percaya pada rumor yang beredar memyangkut dirinya.
"Min...Seungmin jawab aku jangan seperti ini..percayalah padaku. Jebal Seungminie ak-"
"MENYINGKIRLAH DARI HADAPANKU!! aku tak mau melihat wajah menjijikanmu itu. Jangan pernah kau menampakkan batang hidungmu lagi dihadapanku, kalau perlu menghilanglah dari dunia ini."
Flashback end.
Itu adalah kalimat yang kini paling ia benci. Andai saja kalimat itu tak pernah ia ucapakan mungkin Youra masih disini.
Bahkan ia lebih memilih gadisbitu membencinya daripada harus meninggalkannya selama-lamanya.
Masih dengan suasana yang sama, Seungmin memilih pergi dari sana. Jika berlama-lama disana akan menambah rasa bersalahnya semakin menyerangnya.Semuanya sudah pulang sejak setengah jam yang lalu. Cuaca mulai tak memancarkan sinarnya, menandakan sebentar lagi akan turun hujan.
Tiikk
Tikkkk
Hujanpun mulai turun dengan derasnya. Pemuda berhoodie hitam itu masih berdiri ditempatnya tanpa berniat beranjak dari sana.
Hyunjin terus menatap gundukan tanah yang kini disirami air langit.Hyunjin memegangi dada kirinya. Dapat ia rasakan detak jantungnya sedang bekerja dengan baik, bukan jantung Youra lebih tepatnya.
Hyunjin tak memyangka gadis tersebut rela memberikan jantungnya untuk dirinya yang bahkan tidak peduli dengannya sama sekali.Bahunya mulai bergetar ditengah-tengah hujan yang kini membasahi tubuhnya.
"Mianhae... Youra."ia terduduk didepan makan Youra.
Hyunjin menghapus air matanya kasar walaupun sebenarnya percuma saja menghapusnya dalam hujan deras.
"Sekarang aku baru sadar kalau aku mencintaimu, kau berhasil membuatku nyaman dengan sikapmu itu. Kau selalu sabar menghadapiku yang kadang bersikap tak acuh didepanmu. Aku benar-benar menyesal. Sungguh aku benar-benar merindukanmu, tawamu, candaanmu, senyuman tang selalu menyambutku disetiap pagi, aku rindu...rindu semua hal tentanh dirimu. Hiks...hiks...aku memang bodoh ra aku bodoh...hiks.,hiks..aku ingin kau ada disampingku. Selalu ada disaat aku dalam keterpurukan, ada disaat yang lain tak peduli padaku, disaat aku lemah, hanya kau yang aku inginkan saat ini.""Aku tahu...hiks...hiks...kata maaf tak pantas untuk kuucapakan padamu maafkan aku yang tidak percaya padamu. Mian ra mianhaeyo... hiks..jeongmal mianhae. Jeongmal saranghae Youra."
"Aku pamit pulang. Bahagialah disana. Aku berjanji akan selalu kemari menjengukmu. Aku berharap kita bertemu lagindikehidupan selanjutnya."Hyunjin tersenyum dan beranjak dari sana setelah lebih dari empat jam kehujanan ditempat pemakaman menuju rumahnya dalam penyesalan yang telah ia buat.
Namun, sebelum ia benar-benar pergi dari sana Hyunjin kembali menatap makam gadisnya.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [StrayKids✔]
De Todo'Kumohon percayalah padaku. Itu bukan aku' 'Aku percaya...aku percaya bahwa memang kau yang melakukannya.' 'Tidak bisakah kau melirik kearahku?'