20.

5 2 0
                                    


.

.

.

.




   Youra sedang guling-guling tak jelas di tempat tidurnya. Setelah Hyunjin mengantarkannya pulang dari tempat peristirahatan terakhir sang eomma, seperti mimpi Hyunjin mencium kening Youra dengan sayang.










Youra turun dari motor sport Hyunjin sesaat motornya berhenti tepat dihalaman rumah keluarga Yang.

   "Gomawo... untuk hari ini. Da-"

Greeppp



















Chuuppp

     Mata Youra membulat akibat terkejut atas perlakuan Hyunjin saat ini. Hyunjin kini tengah mencium keningnya dengan lembut.



"Masuklah. Ganti bajumu dan jangan lupa makan. Aku pulang...sampai besok."setelahnya Hyunjin kembali melajukan motornya tanpa menanti jawaban dari Youra.





Benar-benar bukan seperti Hyunjin yang biasanya bukan. Karna tidak mau ambil pusing Youra memutuskan mandi.




















Hyunjin pov.




      Gila gila gila gila dasar gila kau bodoh Hwang Hyunjin. Apa yang kau lakukan itu sama saja menambahkan harapan padanya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya besok?
kuharap dia lupa. Semoga.

    Aku sekarang berada di cafe dekat rumah. Aku tidak langsung pulang karna eomma memintaku membelikannya puding coklat. Aku terus merutuki kesalahanku sambil menunggu pesanan datang.

  Benar-benar tak bisa dipercaya. Dasar bodoh. Haaahhhh.... tapi sudahlah apa gunanya aku maki-maki seperti ini toh aku dengannya adalah sepasang tunangan bukan. Tapi yang jadi masalahnya, perasaanku masih tetap sama hanya ada Hara.

  Aku ingin sekali yang menjadi tunanganku adalah Hara. Aku harap berita tentang pertunanganku dengan Youra tak sampai ketelinga gadisku itu.

Tak lama puding coklat yang tadiku pesan datang. Setelah membayarnya aku melangkahkan kakiku keluar dari sana menuju parkiran dan pulang.








































































"Aku pulang. Eomma pesananmu."ucapku ketika sampai dirumah.

"LETAKKAN SAJA DIMEJA SAYANG, EOMMA SEDANG MEMASAK!!"kulangkahkan kakiku menuji dapur dimana aku melihat seorang wanita paruh baya yang sudah melahirkan dan merawatku selama 19 tahun lamanya.

Kuletakkan puding coklat dimeja makan sambil berjalan kearah eomma yang sedang memasak.
   Kupeluk eomma yang sudah jelas-jelas mengatakan kalau beliau sedang masak.
Menyadari aku memeluknya ia pun terkekeh.

"Wae? kenapa kau tiba-tiba memelukku, hm?"tanya eomma disela-sela memasakknya.

"Aku sayang eomma."balasku.

"Iya eomma tau dan eomma juga menyayangimu. Oh iya... kenapa dari mana saja kau? kenapa lama sekali? eomma pikir Youra juga ikut denganmu."aku lupa kalau belum memberitahunya kalau aku menemani Youra ke makam ibunya.

"Maaf eomma. Tadi aku menemani Youra kemakam eomma Youra karna itu agak lama. Dan juga ini sudah jam 5 tidak mungkin aku mengajaknya kemari besok kami harus sekolah."jelasku panjang lebar.

"Jinja? Omo eomma lupa besokkan tepat 4 tahunnya eomma Youra tiada. Yaampun eomma baru ingat sekarang. Baiklah kau ganti bajumu, mandi dan turun kebawah untuk makan malam setelah itu antarkan eomma kerumah Youra, ne?!"

"Hm baiklah eomma. Aku kekamar dulu."setelah mengatakan itu akupun langsung menuju kamar sesuai perintah eomma.

Hyunjin pov end.



























































































Tokkk tokkk

"Dekk.. . Ayo turun makan malam sudah siap."kata Jeongin.

"Iya kak."Youra pun keluar dari kamarnya yang disambut senyum manis sang kakak. Mereka berdua berjalan beriringan menuju meja makan.

"Appa..-"

"Appa sedang ada urusan keluar kota sampai lima hari kedepan. Ayo makan nanti makanannya tidak enak kalau sudah dingin."Jeongin memotong perkataan adiknya. Setelah itu mereka makan dalam diam.



   Selesai makan dan berberes peralatan makan tadi kini Youra dan Jeongin ada diruang keluarga sambil menonton televisi dengan posisi Jeongin tidur dipaha sang adik. Saat sedang asik menonton televisi bel berbunyi.


Ting tongg

"Biar aku saja yang buka, kakak disini saja."tanpa memunggu persetujuan sang kakak Youra berlari menuju pintu utama.

"Ad-eomma?"Youra terkejut saat ia membukakan pintu.

"Halo sayang."balas eomma Hyunjin.

  Sesuai perkataan eomma Hyunjin tadi, Hyunjin , Chan , dan eommanya datang kerumah Youra.

Youra mempersilahkan mereka masuk.

"Siap-loh eomma? Mari duduk eomma. Mau kubuatkan apa?"tawar Jeongin.

"Eomma saja? Kami tidak hah?!"ucap Chan tak terima.

"Ahahah sudahlah oppa ayo silahkan duduk aku buatkan minum dulu."Youra berjalan kedapur membuatkan minum.

"Apa kabar Jeong?"tanya eomma Hyunjin.

"Aku baik. Eomma sendiri?"

"Sama. Eh ngomong-ngomong kenapa rumah kalian sepi dimana appa mu?"

"Appa sedang ada urusan diluar kota sampai lima hari kedepan karna itu hanya ada aku dan Youra dirumah. Dan setelah kepergian eomma rumah sudah seperti tak berpenghuni."balas Jeongin sambil menunduk.

"Ini minumnya, ayo diminum."kata gadis itu yang ditangannya sudah bertengger nampan yang diatasnya tersedia minuman untuk Hyunjin , Chan , dan eomma.

















   Hyunjin , Chan , dan eomma sudah pulang sejak tiga puluh menit yang lalu. Youra kini ada didepan balkon kamarnya sambil menatap langit malam.



'Kalau kau ada masalah datang pada eomma atau minta Hyunjin mengantarkanmu kerumah.'







'Aku sudah menganggapmu anakku. Jadi jangan ragu jika ingin mengatakan sesuatu. Aku selalu ada untuk mendengarkan semua keluh kesahmu.'





     Semua perkataan eomma Hyunjin tadi terngiang ditelinga Youra. Setidaknya ia masih bisa merasakan kasih sayang seorang ibu.










Tbc.

SHADOW [StrayKids✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang