15.

6 2 0
                                    

















.

.

.

.

.



     Hyunjin pov

   Apa yang barusan aku katakan?

Aku? Menjemput gadis itu besok?
Berangkat bersama?

Ck yang benar saja. Entah kenapa kalimat itu keluar dari mulut sialan ini.

Ceklekk

"Aku pulang."saat baru akan.melangkah menuju kamar eomma memanggilku dan menyuruku duduk bersamanya diruang tamu.




"Jangan sakiti dia."

   Aku mengkerutkan dahiku.

"Dia gadis yang baik. Eomma.. .tau kau terpaksa menjalankan perjodohan ini. Tapi yang aku dan appa mu lakukan itu semua demi kebaikanmu."demi kebaikanku?

   Ini yang malah menyiksaku. Mereka memaksaku agar mencintai gadis yang bukan menempati hatiku. Kalian pasti sudah tau, bahwa hanya ada Hara yang ada dihati ini dan selalu begitu.

Yang kulakukan sekarang hanyalah terdiam sambil menatap televisi tanpa minat.

Mood-ku benar-benar buruk kali ini.
   Dari pada aku memikirkan gadis bodoh itu lebih baik aku tidur. Setidaknya aku melupakan maslahku sejenak.

    Kurebahkan badanku, berharap terlelap dalam kesunyian yang aku ciptakan.
Baru saja aku mulai masuk dalam duniaku, Chan hyung masuk.

   Aku yang tadinya hampir tertidur kini terpaksa mendudukan diri.

"Kau baik-baik saja? kau terlihat kacau."ucapnya.

"Hyung...apa tidak bisa ya perjodohan gila ini dibatalkan?"tanyaku.

   Terlihat ia sedang berpikir dan lama setelah itu ia menghela nafas panjang.

"Aku rasa kau ikuti saja alurnya. Jika sudah waktunya aku yakin appa akan mengerti atau kau yang mengerti dengan gadis itu."
"Aku akan pergi ke LA nanti malam."ucapnya sambil berlalu.

"Mau apa hyung kesana?"tanyaku.

"Appa menyuruhku untuk.mengurus perusahaannya yang ada disana sementara waktu."

"Lalu.. kapan hyung akan kembali?"

"Entahlah, secepatnya. Kurasa."setelah mengatakan itu hyung benar-benar hilang dibalik pintu.
Dan aku kembali melanjutkan tidurku yang tertunda hingga nanti malam saat aku mengantarnya dibandara.

  Saat sampai dibandara aku,eomma,appa, dan Chan hyung sedang duduk diruamg tunggu.
Masih ada waktu sekitar duapuluh menit menjelang keberangkatan.

"Hyunjin... saat aku tak ada jangan bertingkah gegabah okey?!"katanya.

"Ne hyung, aku tak janji."ucapku.

"Ck dasar bocah."kuhiraukan decihannya.




Penerbangan tujuan Los Angeles akan segera berangkat, penumpang silahkan masuk kepesawat terimakasih!!

"Ahhh... aku harus pergi. Aku pamit eomma, appa, dan kau juga bocah nakal."pamit hyung sambil memeluk appa dan eomma.

Aku? Hanya sebagai penonton saja.

"Kau pikir aku tak akan memelukmu hm? bagaimanapun juga kau tetap adikku. Jangan membuat masalah selama kau pergi. Jangan membolos saat sekolah. Dan jaga gadismu, kau mengerti?!"pamit hyung sambil merangkulku. Tak lama ia melepaskannya dan mulai berjalan menarik koper besarnya menuju pintu masuk.

Setelah dirasa ia mulai hilang dari pandangan kami, appa mengajakku dan eomma pulang karna sudah hampir larut.












   Esok paginya, sesuai yang aku katakan pada gadis itu aku menjemputnya.
  

    Saat aku sampai ternyata ia sudah siap dimeja makan. Awalnya aku hanya menunggunya diluar tapi gagal karna appanya meminta agar aku masuk dan sarapan bersama. Sempat kutolak dengan halus tapi beliau tetap memaksa.

  Tidak ada perbincangan antara saat makan hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dalam melodi yang tercipta.

  Setelah makan dan membersihkan piring bekas tadi, aku langsung pamit pada appa gadis itu dan Jeongin. Ia mengikutiku setelah berpamitan dengan sang ayah.

   Jeongin yang ternyata hanya memperhatikan kini menaikturunkan alisnya sambil tersenyum padaku.

    Cepat-cepat ku tarik adiknya keluar dari sana dan kunaiki motorku. Setelah gadis itu naik aku melajukan motorku dalam kecepatan sedang.

   Setelah sampai di sekolah, aku memarkirkan motorku tepat setelah gadis itu turun. Ia masih setia menungguku yang tengah sibuk memarkirkan motor.

Setelah selesai, aku berjalan mendahuluinya tanpa berniat memanggilnya. Yang berakhir ia berlari menyamakan.langkahnya denganku.

Ck. Menyebalkan!

Berhubung kelasnya lebih dekat dengan jalan menuju gerbang utama. Jadi ia pamit dan masuk kekelasnya. Tanpaku respon. Ingat. Tanpaku respon.

    Aku menarik nafas panjang dan berlalu dari sana menuju kelasku yang ada di ujung lorong sana.

Hyunjin pov end.



























Author pov

Setelah kejadian tadi pagi ia dan Hyunjin berangkat bersama, seorang Yang Youra mendadak menjadi gila karna hal itu. Bayangkan saja, semua siswa sibuk berkutat dengan tugas yang diberikan oleh Kim ssaem tapi ia senyam-senyum sendiri layaknya orang kerasukan.

"Yak, tidak panas lalu kau kenapa?"tanya Hee Young.

"Aku tidak sakit."balas Youra sedikit kesal. Bagaimana tidak, mereka menyangka ia demam atau semacamnya.
  Hanya saja ia terlalu senang dengan hari ini. Moodnya sedang baik hari ini.



  Bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar dari kelas menuju kantin guna mengisi perut yang sudah berteriak minta diisi.

   Hari ini mereka hanya berempat saja karna Seungmin sedang sakit.

Saat sudah mendapatkan tempat yang pass untuk makan. Mereka memesan makanan dan minuman. Suasana dimeja mereka dihiasi denga gelak tawa layaknya orang tak punya beban dalam hidupnya.

"Eh. Bagaimana kalau kita jenguk Seungmin sehabis sekolah?"tanya Youra.

"Benar. Diakan sahabat kita."ucap Hee Young.

"Baiklah sehabis sekolah kita akan menjenguknya. Sekarang kalian,habiskan makanan kalian aku juga, setelah selesai kita kembali kekelas."jelas Hye Kyo yang sedari diam mulai angkat bicara. Merekapun makan dalam diam. Setelah menyelesaikan acara makan merekapun kembali kekelas.















Tbc.

SHADOW [StrayKids✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang