04. Problem Freya

5K 228 1
                                    

Pagi hari, Freya sarapan pagi bersama Papi dan Maminya. Tidak ada suara baik dari Yoga-Papinya ataupun Novi-Maminya. Keheningan ini sudah biasa terjadi. Freya masih menganggap ini sebuah hal yang biasa.

Kemudian Novi menjatuhkan sendok dan garpunya, sehingga mengeluarkan suara yang sangat kencang. Freya dan Yoga terkejut dengan sikap Maminya itu.

"Kenapa sih Mam?" tanya Freya dengan wajah heran.

"Kamu tanya aja sama Papi kamu." kata Novi.

"Aku tuh heran ya kenapa kenapa sih kalian sering banget kaya gini." ujar Freya dengan nada kesal.

"Ya gimana Mami gak kesal coba, Papi kamu itu Nerima sekretaris baru yang jelas-jelas itu mantan istrinya. Tanpa sepengetahuan Mami!" ucap Novi kesal.

"Bukan gitu maksud ku. Aku juga gak tau kalau calon sekretaris aku itu adalah Clara." ucap Yoga menjelaskan.

"Alah alasan! Masa iya kamu gak tau kalau calon sekretaris kamu itu dia! Aku gak terima!"

Merekapun debat ditengah sarapan pagi. Ya, Freya sudah biasa seperti ini. Orang tuanya egois, bertengkar karena alasan yang sepele sampai mengabaikan dia.

"Udah stop Mam, Pap!" lerai Freya kesal. "Kalian selalu aja berantem cuma gara-gara hal sepele! Freya berangkat, selera makan Freya hilang." ucap Freya dengan nada tinggi.

"Terserah mau dilanjut apa gak berantemnya. Aku muak pagi-pagi liat kalian debat gini." ucap Freya sambil meninggalkan meja makan. Orang tua Freya masih terdiam karena ucapan anaknya tadi.

"TIN TIN TINN!"

Suara klakson mobil terdengar sangat nyaring dari luar rumah Freya. Dan terdengar suara gaduh dari mobil itu. Siapa lagi kalau bukan teman-temannya?

"Freya.. Freyaa.. Oh Freya!" teriak Veronica.

"ALHAMDULILAH." timbrung Agatha sembari meniru suara ustad Maulana.

"Weh bangsat! berisik lo bego! kalo mau ceramah jangan disini! Gak tau apa kalo gue lagi sakit gigi?!" ucap Freya sembari memegang pipinya.

"Oh lo sakit gigi ya?" tanya Marsya seringai.

PLAK!

"Aduh, adaw, alah Mak, oh no, sakit banget ya? pasti rasanya ngebet ampe udel." ucap Veronica sembari meledek Freya.

"ANJING BANGSAT! Sakit Nyet! Gak punya hati banget lo!" ucap Freya kesal.

"Gitu dong ngegas." jawab Amara dengan mata jengah.

Lalu Agatha lihat jam Baby G nya dan berkata, "Dua menit lagi kita masuk. Ini masih mau debat?"

HENING 2 menit.

"HUAAAAA! udah sini gue aja yang bawa mobil gc mana kuncinya?! Ngapain pada diem aja si kayak kambing gini?!" pekik Amara lalu merebut kunci mobil dari tangan Agatha.

"Yaudah cepetan tai!" kata Marsya tak sabar. "Ngebut gc anjir udah tau si Indah begitu!" sahut Veronica.

Amara melajukan mobilnya dengan kecepatan full. Agatha memukul kepala Amara. Plak! "Jangan ngebut-ngebut bego! gue belum kawin!" kata Agatha.

"Mau lo apa si tadi nyuruh ngebut sekarang nyuruh pelan!" ucap Amira.

"Gak usah banyak bacot udah gc gaspol!" sahut Marsya.

"Wey awas ada badak lewattt!" teriak Veronica.

"Itu bukan badak bego itu orang kegendutan!" balas Amara ditimpali gelak tawa oleh teman-temannya.

Twiwers [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang