35. Do You Wanna Be Girlfriend?

3.4K 176 9
                                    

KRIINGGG!!

Akhirnya, pelajaran yang mematikan, alias pelajaran Bu Juju telah selesai di kelas Rey. Rey dan teman-temannya pergi keluar kelas untuk menghindari pelajaran selanjutnya. Yang mereka tempati kini kantin sekolah, bukan kantin belakang sekolah yang biasanya mereka jadikan untuk tempat nongkrong.

"Mpo, bakso satu."

"Dih, jahat bener, lima sekalian mpo!" sahut Samuel tidak terima bahwa Keenan memesan makanan hanya untuknya.

"Oke mas ganteng!"

Setelah memesan pesanan mereka, Rey dan teman-temannya kembali bergurau, seraya bercerita. Sesekali, Keenan mengeluarkan jokesnya pada adik kelas yang lewat.

Sudah sekitar satu bulan lebih mereka bersekolah di SHS-J. Dan hasilnya, mereka nyaman dengan lingkungannya.

"Gue mau holiday ah," kata Shefta.

"Ngajak lah, sendiri ntar kalo tabrakan gak ada yang nolong lo." sahut Keenan asal.

"Goblok, omongan doa!" celetuk Rey seraya menoyor kepala Keenan.

"Gue mau ngajak Amara." kata Shefta.

"Oh, gak jadi deh. Jadi nyamuk berkeliaran gue." timpal Keenan lagi. Shefta tertawa kecil, "lagi juga repot bawa lo." kata Shefta.

"Si anjir jahat bener."

Disela mereka bercanda, bakso yang mereka pesan telah datang. Padahal, ini bukan jam istirahat. Tadi hanya bel pergantian pelajaran.

Saat ingin menyantap bakso mereka, terdengar suara gaduh dan juga teriakan-teriakan mautnya perempuan. Mereka kembali terdiam, menoleh ke asal sumber suara tersebut.

"Iya Bu, ampun!!"

"KALIAN SAYA HUKUM BERDIRI DILAPANGAN SEKARANG!!" teriak Bu Juju. Rey mengernyitkan dahinya, Agatha dan teman-temannya membuat ulah lagi? tidak diherankan.

Benar saja. Sehabis mengajak dikelasnya, Bu Juju akan mengajar dikelas Agatha.

"Yah elah Bu, bosen saya berdiri disana kaga dikasih duit!" celetuk Veronica merengek.

"Cepat!"

Agatha dan teman-temannya pun berjalan ke arah lapangan, dengan langkah gontai mereka mengeluh kesakitan akibat telinganya dijewer oleh Bu Juju secara bergantian.

"Anjir si badak, gak punya hati!" pekik Agatha.

"Udah ah, ke kantin aja!" usul Marsya yang kini tengah menguncir rambutnya asal.

"Yuk ah, jangan jadi teladan banget napa." sahut Amara.

"Udah yuk, makan bakso gue yang bayarin." ujar Freya.

"OKE!" teriak mereka bersamaan seraya tertawa dan berlari ke arah kantin.

Rey menoleh ke arah Shefta, "Tuh Amara sama temen-temennya kesini, ngomong sana." kata Rey datar.

"Haha oke." kata Shefta.

Rey, Keenan, Samuel dan Alex melanjutkan aktivitas makannya, sedangkan Shefta berdiri dan ingin menghampiri Amara.

Shefta menghampiri meja Amara, "Mar bentar, gue mau ngomong sama lo." kata Shefta.

"Bentar ya gais, gue nyamperin doi dulu haha." kata Amara seraya cekikikan, gadis itu menghampiri Shefta.

"Doi, doi, doi. TAI!" teriak Veronica.

Amara menoleh, lalu menjulurkan lidahnya, "Sirik!"

"Kenapa, Shef?" tanya Amara seraya melemparkan senyuman manisnya pada Shefta, Shefta pun tersenyum kembali.

Twiwers [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang