"Gue ke kamar mandi dulu." kata Agatha.
"Mau ditemenin gak?" tanya Amara.
"Gak usah." Amara mengangguk.
Agatha berjalan santai disepanjang koridor. Banyak sekali yang menyapanya, Agatha hanya membalas dengan senyuman.
Ia berjalan dan hampir sampai kekamar mandi. Sebenarnya, ia hanya ingin mencuci mukanya saja.
"Heh!" panggil seseorang membuat Agatha menoleh.
"Bawa dia." kata orang itu lalu menyuruh temannya membawa Agatha disebuah tempat.
"Lepas!" kata Agatha meronta.
"Lo kira gue ikhlas hah ngeliat lo makin deket sama Reynand?!"
"Yuannike lepas!" bentak Agatha yakni tangan dan kakinya sudah diikat.
"Gak! jangan harap!" kata Yuannike.
Yuannike menangkup pipi Agatha dengan satu tangan, "Lo kira gue gak tau soal pernikahan kakak lo itu hah!"
"Mak–maksud lo?" tanya Agatha bergetar.
"Ada Reynand dan teman-temannya kan disana?! jawab!" bentak Yuannike.
Plak!
"Bisu lo?!" ujar Yuannike.
"Hubungannya apa sama gue kalo ada mereka disana? mereka juga tamu undangan." kata Agatha.
Angel menarik rambut Agatha hingga gadis itu meronta kesakitan. "lepas.." ucap Agatha dengan bibir gemetar.
Plak!
Yuannike menampar pipi Agatha sangat keras.
"Dan lo tau? Reynand ninggalin gue karena lo!"
"INTINYA GUE GAK SUKA LIAT LO DEKET-DEKET SAMA REY!"
"Gue sama Reynand gak pernah deket! itu pun gue deket sama dia juga karena pertanggungjawaban gue atas celakanya dia! gak lebih!"
"Halah,"
Plak!
Air mata Agatha terus saja mengalir, dengan isakan yang begitu hebat.
Yuannike kembali menjambak rambut Agatha membuat gadis itu meringis kesakitan, "dia bilang dia gak perduli sama gue didepan gue! dan lo tau?"
"Dia belain lo didepan gue!"
"GUE GAK PERNAH MINTA UNTUK DIBELA SAMA REYNAND!" teriak Agatha sekencang mungkin.
"Oh berani lo sama gue hah?" tanya Yuannike seringai.
"Abisin aja Ke, telanjangin sekalian." kata Anna.
Dengan sekencang mungkin, Yuannike menghantamkan kepala Agatha ketembok membuat darah segar Agatha keluar.
"Aw!"
"Hiks..hiks.."
"Nangis yang kenceng! nangis!"
"Gue benci sama lo bangsat! murahan!"
Plak!
Angel menampar Agatha lagi, "Itu sebagai perwakilan ya, karena teman lo itu juga berani deket-deket Shefta!" kata Angel.
"Telfon Gibran, suruh kesini. Terserah nih cewek mau diapain juga." kata Yuannike pada Anna.
Anna mengangguk dan langsung menelfon Gibran yang ia maksud.
"Hallo."
"Gudang belakang sekolah."
"Oke, thanks."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twiwers [tahap revisi]
Fiksi RemajaTawa bisa menutupi segudang masalah, dimana seorang pemain memerankan perannya sebagai seseorang terbahagia sedunia, nyatanya tidak. "Gue lebih percaya sama mata lo daripada senyuman indah lo." "Kenapa?" "Karena senyuman lo bisa ngebohongi apa masal...