Hari-hari berjalan seperti biasanya. Pak Joko yang sibuk dengan sapu lidinya, Ibu kantin yang sibuk dengan cirengnya, Pak Boy yang sibuk dengan kacamata hitamnya, dan Bu Juju yang sibuk dengan lima muridnya yang membuatnya benar-benar lelah meladeninya.
"KENAPA KALIAN BISA TELAT LAGI?!"
"Kelakuan kalian ini sudah kelewat batas! Saya selalu memberi toleransi kepada kalian dan saya berharap kalian bisa berubah, tetapi kenapa masih saja telat?! Sekolah juga punya aturan, dan aturan itu harus kalian patuhi sebagai murid disini!" omel Bu Juju.
"Saya respect sama prestasi kalian yang kian meningkat. Kalau saja kalian tidak memiliki satu keuntungan untuk sekolah dan kalian juga, dengan terpaksa kami memberikan surat peringatan terakhir untuk kalian." kata Bu Gisel pelan.
"Ibu mau saya ceritain kejadian yang sebenarnya?" ungkap Agatha.
"Jadi gini Bu. Saya bangun jam lima lalu saya sholat subuh. Abis itu prepare sampe jam 6.20 saya berangkat kerumah Veronica. Dari rumah Veronica saya kerumah Amara dan sampe disana jam 6.30 Bu. Dan jam 6.30-6.40 saya kerumah Marsya Bu, abis itu kita kerumah Freya. Nah abis itu baru deh kita berangkat kesekolah. Ibu tau sendiri kan Jakarta macetnya naujubilah panasnya luar byazaahh Bu." jelas Agatha.
"Yaudah kalian Ibu hukum bersihin toilet!" akhirnya Bu Juju mengutuskan. Koyo dikepalanya semakin banyak. Mungkin ia lelah meladeni murid yang kelewat nakal ini.
"Bu tolong lah Bu, kan toilet bau.." mohon Marsya.
"Iya Bu, yang lain Bu? misalkan kayak disuruh ngabisin cireng dikantin, gapapa Bu serius saya ikhlas!" kata Veronica.
"Gak ada tapi-tapian gak ada nego-negoan gak ada diskon-diskonan! cepat lakukan apa yang ibu perintahkan!" marah Bu Juju.
"Loh loh Bu, itu mereka telat, kok gak dihukum juga sih Bu?!" ucap Agatha tak terima melihat siswa yang baru saja masuk gerbang dengan aman tanpa hukuman dari Bu Juju dan Bu Gisel selaku kesiswaan disekolah.
Orang tersebut menoleh, lalu berjalan kearah Bu Juju.
"Siapa kalian? saya belum pernah liat kalian." kata Bu Juju.
"Kita bertiga anak baru Bu, pindahan dari SMA Bintang." jelas salah satu pria itu.
"Oh anak baru? yang waktu itu?" kata Bu Juju.
Ini adalah kesempatan emas bagi Agatha dan teman-temannya. Untuk apa? jelas untuk kabur.
"AGATHA VERONICA AMARA MARSYA FREYA MAU KEMANA KALIANNNNN?!"
***
Baru kali ini Agatha dan teman-temannya mengikuti pelajaran. Mereka mengaku bahwa mereka bosan diluar, sekali-kali ingin didalam kelas mengikuti pelajaran walau ujung-ujungnya nanti mereka akan tidur.
"Lo bisa diem gak nyet gue lagi serius ini!" omel Agatha.
"Ngomel tros, gak dapet jodoh mampus lo." kata Veronica.
"Tumben lo serius? biasanya udah bikin pulau dibelakang." sahut Amara.
"Besok kan gue olimpiade Bahasa Inggris bodoh, jadi gue harus tau juga materi ini." kata Agatha, lalu kembali serius menatap papan tulis.
"Semangat brader! besok kita pasti dateng kok keolimpiade lo," seru Marsya.
"Fighting beb! don't panic don't worry!" ujar Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twiwers [tahap revisi]
Teen FictionTawa bisa menutupi segudang masalah, dimana seorang pemain memerankan perannya sebagai seseorang terbahagia sedunia, nyatanya tidak. "Gue lebih percaya sama mata lo daripada senyuman indah lo." "Kenapa?" "Karena senyuman lo bisa ngebohongi apa masal...