Suara mic yang terdengar jelas membuat seluruh siswa-siswi berlari berbondong-bondong menuju sumber suara tersebut. Tepatnya ditengah lapangan.
Dan berhasil, seluruh siswa-siswi SHS-J sudah kumpul disana.
"Syukur kalian semua udah kumpul disini, gue mau ngasih tau sesuatu ke kalian." kata gadis itu.
"Dia!" tunjuk gadis itu pada Veronica. "Dia adalah adik dari seorang jalang!"
Boom! Yuannike sepertinya ingin membongkar sesuatu. Veronica sangat geram akan hal itu.
"Kakaknya, Merry, hamil di luar nikah! dan media udah tau itu! Membuat malu bukan?" Veronica emosi, amarahnya memuncak.
"Maksud lo apa hah?!" geram Veronica.
"Maksud gue? gue mau mempermalukan lo di depan semua orang karena tadi lo udah mempermalukan gue!" ucap Yuannike dengan nada tinggi.
"Dan lihat? primadona di sekolah ini membuat malu! Buat malu sekolah!" pekik Yuannike dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya.
Plak
"Cukup ya lo bikin orang-orang disini sengsara! liat, lo bakal keluar dari sekolah ini!" kata Agatha membuat semua orang terkejut melihat kedatangan gadis itu.
"Liat ya, dengan hitungan detik, lo bakal dipanggil, diseret, bahkan di keluarkan dari sekolah ini!" sengit Amara kesal.
"Satu." jari Agatha mulai terangkat seraya menghitung.
"Dua."
Yuannike panik, keringatnya bercucuran.
"YUANNIKE!" Semua orang menoleh kearah sumber suara tersebut. Dan tepat sekali Bu Juju datang menerobos kerumunan yang ada dilapangan.
"Ikut saya ke ruang BK." kata Bu Juju.
Yuannike pun berjalan dengan suarakan-surakan dari orang-orang disana. Ia mendengus kesal. Bahkan benci dengan mereka.
"Liat nanti." desis gadis itu memancarkan wajah dendam disana.
"Sudah Mama bilang berapa kali? berubah Yuannike! jangan membuat malu keluarga!"
"Tapi Mah, mereka duluan yang bikin Yuannike malu!" kata Yuannike kesal.
"Pokonya, sekali lagi kamu buat ulah, Mama jamin, kamu akan pindah sekolah bahkan pindah kota." ancam Mama Yuannike sadis.
"Mah.. kok gitu sih?!" dengus Yuannike kesal. Mamanya ini sangat over protective padanya. Ia berjanji pada Vani–Mama kandung Yuannike, bahwa ia akan menjaga dan merubah anaknya tulus. Itulah amanah terakhir dari Vani untuknya.
"Denger ya An. Keluarga kita keluarga terpandang. Kamu, kalo sering bikin ulah kayak gini apa gak bikin malu Papa?"
"Oh jadi Anne suka bikin malu, gitu?!" sengit Yuannike.
"Bukan gitu, kamu tau sendiri Papamu itu membangun bisnisnya mulai dari enol. Kalo cuma gara-gara kelakuan kamu yang brutal begini buat Papa bangkrut, kasihan dia. Apa kamu juga gak kasihan sama Mama kamu?"
Yuannike menatap nanar Mama tirinya itu, lalu menghamburkan dirinya dalam pelukan Siska.
"Anne sayang Mama.." cicit Yuannike yang kini tengah berada dipelukan Siska. "Mama juga sayang." jawab Siska jujur.
"An, kalo kamu suka sama Rey, perjuangin dia dengan cara yang benar. Bukan dengan cara menyingkirkan semua orang yang ada di dekatnya. Dengan cara itu, Rey bakal benci sama kamu." kata Siska mengingatkan.
"Tapi Rey sekarang udah jadi pacar Anne Mah,"
"Kamu sadar gak? kalau Rey itu terpaksa? karena apa? karena dengan cara itu, dia bisa ngelindungi Agatha. Dengan cara kamu pacaran sama Rey, otomatis Agatha menjauh dan gak akan dapat perlakuan buruk lagi dari kamu. Makanya, Rey rela pacaran sama kamu demi ngelindungi Agatha."
"Berarti, Rey gak sayang sama Anne?"
"Rey gak suka sama Anne?"
"Rey.. Rey terpaksa pacaran sama Anne?" bulir-bulir bening lolos keluar dari pertahanannya.
"Bukannya gak sayang ataupun sebagainya. Tapi, dia bisa sayang dan suka sama kamu kalo kamu bisa nyiptain suasana nyaman dilingkungannya. Dengan contoh, kamu gak nyakitin orang-orang yang ada di dekatnya. Mama tau, kamu anak baik Anne. Dan Mama minta tolong, hentikan semuanya, buang semua niat dendam kamu ke teman-teman Agatha dan juga Agatha."
"Rey lebih respect sama kamu yang jadi cewek biasa aja. Gak brutal kayak gini."
"Mama mohon, hentikan semuanya. Rencana kamu dan juga Milka."
***
Agatha mengusap wajahnya kasar, menarik rambutnya tidak jelas.
"Gue harus ngelakuin apa biar hidup gue tenang?" tanya Agatha dengan sorot mata yang meminta saran.
"Jalanin aja Tha, mungkin, ini salah satu cobaan." kata Marsya.
Veronica mengelus pundak Agatha, memberi ketenangan disana. "Gue yang di permaluin, kok lo yang sedih gini sih Tha?" tanya Veronica.
Agatha menatap semua sahabatnya itu secara bergantian, lalu tertunduk lagi seperti semula. "Ini semua gara-gara gue." kata Agatha lirih.
"Kalo aja gue gak nyimpen rasa ke Rey, semuanya gak akan jadi korban."
"Ini semua bukan salah lo. Dianya aja yang terlalu over merlakuin Rey. Dia kayak gitu karena dia suka sama Rey dari SMP dan perasannya gak kebales, Tha." kata Amara.
"Hm, makasih. Gue sedikit tenang." kata Agatha seraya menampilkan senyum hambarnya pada teman-temannya.
"Kita pasti selalu ada buat lo, begitupun sebaliknya." ucap Veronica.
"Kita liat kedepannya gimana." kata Agatha.
"Kali aja dia tobat." ucap Veronica.
"Tobat di jalan apa nih?" tanya Freya.
"Di jalan tikus dia mah." kata Amara.
Veronica mendelik, "lo ngeledek gue?" katanya kesal.
Amara mengernyitkan dahinya, "gue?"
"Tikus!" teriak Veronica membuat Agatha dan yang lainnya berteriak juga.
"Mana tikus mana?!"
"Anjing, mana tikusnya?!"
"MANA WOY?!"
"DUH JAUH-JAUH!"
Agatha dan yang lainnya naik ke atas meja membuat seluruh isi kelas melihat heran kearahnya. Veronica pun menaikkan satu alisnya.
"Ih apaan sih?" kata Veronica.
"Itu, mana tikusnya?!" jawab Amara yang kini berada diatas meja.
"Mana ada tikus sih?"
"Tadi lo bilang nyet!"
"Maksud gue, lo ngeledek gue dengan kata tikus itu. Bukan ada tikus!" kata Veronica.
"Tai bukannya bilang!"
"HAHAHA RASAIN SIAPA SURUH NGELEDEK GUE DENGAN SEBUTAN TIKUS ITU!"
"MAKAN TUH TIKUS!" Veronica tertawa melihat empat sahabatnya ini dengan wajah yang tegang. Agatha, Amara, Marsya dan Freya memasang wajah murka dan siap-siap untuk membalas perbuatan Veronica.
וו×
Jangan lupa follow ig mereka!❤
@agathamoreiraz
@reynand.arlan
@veronicaamous
@keenanbram.alanos
@amarathaliakeihl
@marsyaalfaaa
@freyaanastasya
KAMU SEDANG MEMBACA
Twiwers [tahap revisi]
Fiksi RemajaTawa bisa menutupi segudang masalah, dimana seorang pemain memerankan perannya sebagai seseorang terbahagia sedunia, nyatanya tidak. "Gue lebih percaya sama mata lo daripada senyuman indah lo." "Kenapa?" "Karena senyuman lo bisa ngebohongi apa masal...