11. Reynand?

3.6K 182 5
                                    

Juna dan juga Milka duduk menunggu kabar baik dari dalam ruangan.

Veronica, Amara, Marsya, dan Freya setia menunggu kabar dari sahabatnya itu.

Setelah setengah jam mereka menunggu, akhirnya keluarlah seorang Dokter yakni adalah langganan Juna berkonsultasi saat Sarah hamil.

"Gimana, Ral?" tanya Juna gelisah.

"Agatha baik-baik aja, tapi.." Raline menggantung ucapannya sesaat.

"Untuk teman Agatha, dia belum sadarkan diri." ucap Raline jujur.

"Kenapa?"

"Dia mengalami benturan yang cukup keras. Sehingga membuatnya tidak sadarkan diri,"

"Tapi, sejauh ini kondisinya baik-baik saja. Yang belum hanya sadar. Kalian tunggu aja, ini gak akan berproses lama. Dan jangan lupa untuk kabari keluarganya." kata Raline lagi.

"Tapi, kalo dia kenapa-kenapa, gimana sama Agatha? kalo Agatha dituntut gimana dok?" tanya Veronica konyol. Marsya menginjak kaki Veronica, lalu Marsya tersenyum kearah dokter tersebut, "Sorry dok, emang gesrek otaknya." kata Marsya, Raline tersenyum.

"Dia tidak akan mengalami hal yang parah. Hindari saja yang membuatnya bahaya. Benturan keras bisa mengakibatkan gagar otak ringan, gagar otak sedang, dan juga gagar otak berat."

"Misalnya 'dok?" tanya Amara.

"Jangan terlalu lelah seperti melakukan hal yang berat-berat, semisal olahraga. Dan juga jangan sampai mengonsumsi obat-obatan yang dijual diwarung, karena banyak obat yang memiliki zat kimia tertentu justru berbahaya bagi pemulihan kondisi dinding otak dan arteri kepala yang awalnya telah cedera dan mengalami pendarahan."

"Dan hindari aktivitas yang membutuhkan dua konsentrasi sekaligus sehingga merangsang otak untuk menyerap informasi yang justru dapat memperparah kondisi otak dan memicu sakit kepala yang berkepanjangan."

"Oh gitu dok," ucap Veronica lalu memanggut-manggutkan kepalanya.

"Yasudah, saya permisi dulu." ucap Raline lalu tersenyum.

"Yaudah yuk kita masuk kedalem." ajak Juna.

Bau aroma khas rumah sakit tercium jelas saat memasuki ruangan Agatha.

Agatha membuka matanya karena ia tau ada yang membuka pintunya.

"Yaampun Agatha.." lirih Amara.

"Sorry, kalian bukannya istirahat malah kesini," kata Agatha pelan, namun masih bisa didengar oleh semuanya.

"Yailah, kayak sama siapa aja." kata Veronica.

"Tapi lo kan lagi berduka Mar." kata Agatha.

"Oh iya, Om turut berdukacita atas tiadanya Bunda kamu, semoga beliau diterima disisi-Nya. Kalau dirumah ngerasa sepi, sering-sering main ya kerumah Agatha." tutur Juna.

"Makasih PapJun," balas Amara.

"Oh iya Tante bawain kamu buah, kamu suka?" tanya Milka.

"Gak." balas Agatha.

"Yaudah sini buat kit-" omongan Veronica terpotong saat ia melihat Milka memelototi dirinya.

"Dasar carmuk." ungkap Veronica dalam hati.

"Kasih aja temen-temen gue, kasian disini gak ada makanan." kata Agatha pada Milka.

Milka tersenyum kecut, "Nih." lalu menyodorkan buah tersebut pada Veronica. Dengan senang hati Veronica menerimanya.

"Gimana, pusing?" tanya Juna.

Agatha menggeleng.

"Lalu? apa yang dirasain?" tanya Juna lagi.

Twiwers [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang