Alarm menyambut gadis berambut pirang yakni adalah Veronica. Jujur ia kesal jika tidurnya diganggu oleh barang apapun atau siapapun. Jika bukan hari sekolah mana mungkin ia mau beranjak dari kasur dan langsung pergi ke kamar mandi.
Veronica yang biasa dipanggil Vera ini bergegas berjalan menuju kamar mandi. Jika boleh jujur, Papanya-Aji adalah orang kaya raya. Ia memiliki saham dimana-mana. Aji bekerja sama dengan Juna dan juga Ayah dari teman-teman Agatha lainnya. Mereka juga menaruh investasi diberbagai perusahaan dikota Jakarta. Dan termasuk menjadi donatur di SHS-J.
"Masyaallah anak gue, udah jam segini belum ngapa-ngapain?" heran Aji yang datang menghampiri putrinya.
"Eh PapJi, ya abisan Vera baru bangun. Kan Mam-" ucapan Veronica terpotong, ia menatap wajah Papanya sekejap, lalu pergi meninggalkan Papanya dan langsung memulai kegiatan mandi cantiknya.
"PapJi? apaan tuh? ada-ada aja bocah." batin Aji.
Setelah selesai mandi, Veronica memakai seragamnya yang hari ini memakai rok kotak-kotak berwarna biru dongker, daleman kemeja putih berlogo sekolahnya, dan juga rompi sekolahnya yang berwarna senada dengan roknya. Ia mencatok rambutnya sebentar, memakai lip-mate dibibir mungilnya. Lalu beranjak dari kamar dan membawa tas putihnya.
"Pagi PapJi!" sapa Veronica sembari duduk dimeja makan rumahnya.
"Pagi, betewe PapJi itu apasih? Papa bingung kadang sama kamu Vera." kata Aji.
"PapJi itu Papa Aji, Vera singkat hehe," ucap Veronica cengengesan.
Aji menggelengkan kepalanya, sepertinya tingkah lakunya dulu tidak seperti ini mengapa sekarang Veronica seperti ini? otaknya rada geser.
"Kamu sehat kan?" tanya Aji tiba-tiba. Veronica menautkan alisnya, "Sehat PapJi, kenapa emang?"
"Itu-PapJi?"
"Oh itu, tenang aja PapJi. Kalo Vera manggil Papa dengan sebutan PapJi, Papa Papa orang lain gak akan nengok kalo Vera teriak manggil Papa, panggilan Papa kan udah pasaran," ujar Veronica.
"Otak kamu tuh kemana sih Ver? dulu Papa gak gini-gini amat kok anaknya malah jadi ngawur gini masyaallah.." lirih Aji.
"Lah kalo Vera bukan anak Papa Vera anak siapa dong? masaiya Mama bikin Vera sama Papa-Papa yang lain? kan gak lucu,"
"Yang lagi ngelawak siapa Vera?" gemas Aji pada sang putri.
"Yang bilang Papa ngelawak siapa?" sahut Vera lagi.
"Tau ah gelap." pasrah Aji. Ia kembali melanjutkan makannya.
"Terang kok Daddykuu,"
"Alay bener anak gue masyaallah." gumam Aji seraya menepuk jidatnya. Veronica terkekeh lalu mengambil tas putih disampingnya. "Vera berangkat PapJi, Assalamualaikum." pamit Veronica.
"Waalaikumsalam. Pulang langsung pulang oke brader?" kata Aji.
"Oke brader!"
Belum juga Veronica melangkahkan kaki keluar rumahnya, ia mendengar jeritan yang membuat dirinya kaget bukan main.
"PERGI KAMU!"
Veronica berlari asal kearah suara Mamanya berteriak.
"Yaampun, Mama.." lirih Veronica saat melihat Merryana menangis.
"Mah, ini kak Merryana. Anak Mama!" kata Veronica.
"Ngapain kamu ikut-ikutan? Udah sana pergi kesekolah gak usah ikut campur urusan Mama!" usir Lesya kejam.
"Ini ada apa?!" Aji memisahkan pertengkaran antara Kakak Veronica-Merryana dengan istrinya-Lesya.
"Ini! Kelakuan anak kamu bikin malu keluarga!" kata Lesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twiwers [tahap revisi]
Novela JuvenilTawa bisa menutupi segudang masalah, dimana seorang pemain memerankan perannya sebagai seseorang terbahagia sedunia, nyatanya tidak. "Gue lebih percaya sama mata lo daripada senyuman indah lo." "Kenapa?" "Karena senyuman lo bisa ngebohongi apa masal...