[1] Critical Eleven | JJH ✔️

Critical Eleven 12

[C R I T I C A L E L E V E N]

CHAPTER 12 : Cotton Candy

Sesampainya di hotel Rose, Bobby beserta crew Maleo langsung chek in di resepsionis untuk mengambil kunci kamar..

Sedari Rose menoleh kesana kemari untuk menemukan Jaehyun. Hotel yang ditempati mereka memang hotel yang dikhususkan untuk tempat bermalam pada crew maskapai dari berbagai negara, hotel ini tak jauh dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur..

Rose pun tersenyum saat sosok yang ditunggu tunggu telah tiba di hotel, tapi mereka langsung masuk ke dalam hotel tanpa chek in terlebih dulu, beberapa crew Cendrawasih berpencar menuju ke kamar masing masing. Mata Rose tak lepas dari Jaehyun yang masuk ke dalam lift, dirinya segera mengambil kunci yang ada di tangan Bobby lalu berlari menuju ke lift dengan membawa koper yang cukup besar..

"Bang aku kamar 305, Bye"

"Yaaa Rosee!!! Itu kamar abang"
"Rencana deket sama Jisoo gagal deh"

Bobby mengeluh saat tersisa kunci kamar nomor 122, yang berarti dirinya harus berada di lantai satu, terpaut jarak dua lantai dengan kamar kekasihnya...

Sementara Rose dengan cepat melesat menuju ke depan lift namun dirinya kalah cepat dengan pintu lift yang sudah tertutup terlebih dulu..

"Kenapa ngga bersahabat banget kamu!!"

Ting....

Suara lift sebelah berbunyi, pertanda ruang lift sudah mencapai lantai satu, segera Rose berdiri di depan lift itu, menunggu hingga pintu terbuka..

Pintu lift terbuka, di dalam ruangan itu ada seorang perempuan yang menatap dingin ke arah Rose, perempuan itu keluar dari ruang lift, keduanya saling menatap tajam satu sama lain seperti ada dendam terselubung dalam diri mereka...

"Kenapa kamu kembali Rose?? Kamu ngga malu pake seragam itu?"

"Apa yang kamu mau sih Rine, kenapa kamu terus ganggu aku?"

Irine, dia adalah teman lama Rose atau sekarang bisa dibilang mantan temannya, mereka berdua pernah satu atap di sekolah penerbangan Bali. Sebuah masalah telah membuat pertemanan mereka menjadi rusak, dan membuat mereka semakin menjauh satu sama lain..

"Sebenci itu kamu sama aku?"

Irine mengangguk dan tersenyum tipis, didekatkannya bibirnya pada telinga Rose..

"Kamu ngga pantes bahagia, kenapa kamu ngga nyusul June aja sih? Masalah bakal selesai kan?"

Tangan Rose bergetar saat bisikan Irine masuk ke dalam telinganya, dirinya tak sanggup untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi hari itu. Irine melipat tangan di depan dada dan kembali menatap Rose..