Critical Eleven 37

2.1K 248 7
                                    

[C R I T I C A L E L E V E N]

[C R I T I C A L E L E V E N]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 37 : I'am Sorry

Jennie masuk ke rumah sakit tempat Rose dirujuk, dan langsung berlari menuju Instalasi Gawat Darurat. Air matanya tak kunjung berhenti dan malah semakin menangis ketika menemukan Irine yang berjongkok di depan pintu IGD dengan baju yang penuh bercak darah. Jennie sudah mengira jika itu darah Rose..

Disini Jennie berusaha tegar, sebagai kakak Rose dia menghampiri Irine yang sedang menangis. Dia menepuk pundak Irine dan gadis itu pun mendongkak melihat wajah Jennie yang tidak kalah cemasnya dengan dirinya,namun wajahnya lebih tenang...

"Kamu pasti teman Rose kan, aku mbak nya Rose. Kamu jangan nangis, Rose pasti bisa ngelewatin ini. Rose itu gadis kuat, apapun halangannya Rose pasti bisa bertahan"

Irine setuju dengan pendapat Jennie, Rose adalah gadis kuat, dia mampu melewati ini semua. Ditambah lagi banyak orang yang sangat menyayangi dirinya, tidak ada alasan bagi dia untuk cepat cepat pergi dari dunia ini. Irine belum sempat meminta maaf atas semua perlakuannya kepada Rose, dia sudah salah paham terhadap gadis itu, dia sangat bodoh menyia nyiakan persahabatan yang selama ini mereka miliki...

"Rose pasti selamat kan mbak?" tanya Irine, mata Jennie melembut dan menatapnya. Tubuh Irine sangat bergetar, air matanya terus mengalir meskipun tidak terisak..

"Pasti, kita berdoa yang terbaik buat dia, jangan nangis terus" hibur Jennie...

Bunda dan ayah datang, bersamaan dengan Hanbin. Mereka semua terlihat sangat cemas, apalagi bunda dia sudah menangis dan langsung terisak dipelukan Jennie, mendengar anaknya mengalami kecelakaan kembali membuatnya, sedih, khawatir, takut akan kehilangan dan sesak rasanya saat melihat Rose sedang memakai alat bantu pernapasan serta alat kejut jantung di dadanya. Bunda pikir kecelakaan pesawat yang menimpanya kemarin itu adalah kecelakaan terakhir, bunda selalu berdoa untuk kedua anaknya dalam setiap menjalani tugasnya. Tapi apa? Tuhan dimana Engkau, mengapa Engkau selalu memberikan cobaan terhadap putriku?

Ayah pun sama dia tak henti hentinya mengucap doa untuk putrinya, tangannya menempal pada jendela kaca yang menampakan tubuh Rose dengan darah hampir membuat seragam putihnya berubah menjadi merah. Tidak berbeda juga dengan Hanbin, kakak nya ini menatap penuh khawatir, meskipun terlihat biasa saja, dalam hatinya dia merasakan sesak luar biasa. Ingin rasanya menggantikan Rose di dalam sana. Jujur Hanbin sangat heran mengapa Tuhan harus memberikan cobaan ini pada Rose, terbaring disana untuk yang kedua kalinya..

Tiba tiba brankar bergerak menuju ruang ICU membuat mereka semua mengikutinya. Masih ada isakan bunda, Jennie dan Irine menjadi pengiring sendu dan berharap Tuhan juga mendengarnya...

[1] Critical Eleven | JJH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang