Ekstra Chapter 3 Luka Fimda dan Perjamuaan keluarga Cardinal.

89 5 0
                                    


Alkisah disebuah tempat pemuda itu berdiri didepan rumahnya, usianya masihlah 12 tahun tapi dirinya harus menghadapi dunia luar seorang diri, ibunya yang tertidur akibat sebuah racun merupakan sebuah tindakan tegas dari Saiba.

''Kau yakin akan pergi Luka, jika kau kita akan pergi dari sini kenegara lain menghindari Saiba-san." Ucap lelaki berambut hitam dengan mata Coklat tersebut.

''Dengan kondisi ibu yang seperti sekarang serta kuasa keluarga Grimorilion, jangankan lari keluar negeri, keluarga kita bisa saja dibunuh sebelum melakukan niat itu." Ucap Luka dengan nada dingin.

Mendengar itu Ayah Luka terdiam, sebenarnya ia tak ingin melakukan hal ini karena bagaimanapun anak usia 12 tahun itu masihlah darah dagingnya, namun ia juga menyayangi istrinya yang lumpuh akibat kutukan Saiba dan putrinya yang masih kecil

''Papa jangan khawatir aku pasti akan tetap hidup, demi Lisa, Papa dan Mama, aku akan meninggalkan rumah lebih awal."

''Tetap saja, bagaimanapun kau......"

''Putra papa, ya aku tahu itu."

Mendengar itu Hati bapak ini semakin teriris, namun pemuda berambut hitam itu berbalik tak mau melihat ekspresi sedih ayahnya, dirinya tak ingin melihat ayahnya itu baginya dia adalah contoh yang baik sebagai seorang lelaki, melindungi keluarganya dengan kasih sayang dan yang lainnya, jika ia melihat sosok yang didampakannya itu menangis maka tekad Luka akan menurun.

Ujiannya tak sampai disana sebuah tangan kecil memeluknya tangan dari seorang adik yang Luka sayangi, usia mereka yang tak beda jauh membuat hubungan mereka sangat dekat, terkadang mereka bertengkar, tertawa bersama dan kegiatan akrab lainnya.

''Onii-san jangan tinggalkan Lisa sendiri, jika Onii-san pergi Lisa pasti kesepiaan sekali."

Luka tak berbalik ia tahu bahwa tekadnya akan sirna jika melihat wajah adiknya itu, jadi sebelum semuanya hilang, Luka berbicara dengan nada datar.

''Maaf Lisa Onii-san harus pergi."

Seketika itu Luka berlari sekuat tenaganya tampaa menoleh kebelakang, dari pelipis matanya ia mengeluarkan air matanya, dengan hanya membawa beberapa uang serta pakaiaan anak kecil usia 12 tahun menghadapi dunia yang kejam.

¥

Pemuda itu berjalan digunung es setiap kali ia menghembuskan nafasnya maka sebuah asap membeku keluar dari mulutnya, kakinya terus melangkah meski kakinya terasa sakit, saat ia menangis nasibnya maka air matanya akan membeku seketika, bagaimana hal ini terjadi saat 1 KM berjalan dirinya diculik oleh anak buah Saiba dan dibuang disini digunung bersalju yang rawan longsor dan kondisi dingin tingkat ekstrem.

''tolong, Siapapun Tolong. Aku tak ingin mati dingin dingin."

Dengan hanya memakai jubah berwarna hitam pemuda ini berjalan dengan kaki gemetar, ia beberapa kali batuk darah akibat kandungan air didalam tubuhnya mulai membeku dan merusak peredaran darahnya.

Kakinya akhirnya berhenti bergerak ia terjatuh dengan kaki yang mulai membiru, tubuhnya semakin mengantuk dan mengantuk, ia mulai melihat perapian yang hangat dimana adiknya dan dirinya bercanda, ibunya akan membawakan coklat hangat untuknya.

''Aku tak ingin mati disini, aku harus tetap hidup apapun yang terjadi."

Tak bisa berjalan anak usia 12 tahun itu mulai merangkak didekapan salju itu ia mulai merangkak, sampai tangannya hanya merasakan mati rasa yang membuaf tangannya mulai membiru didalam keputusasaan itu anak itu melihat sebuah tembok besi yang menjulang tinggi keatas.

Pychopath And SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang