Prolog: Awalnya Memang Terlihat Gore

6.1K 154 28
                                    


Kumelihat anak-anak tersenyum sambil memotong-memotong tubuh seorang wanita, senyum mereka seolah mengambarkan kesenangan saat melakukannya, anak-anak yang berpakaiaan kumuh itu mengayunkan pisau dapur itu dengan lembut, memotong bagaikan ahli bedah.

Mengerakan pisau tersebut dengan lembut, lalu melemparkan keanak berikutnya dan disambung dengan goresan diperut wanita, rintihan sang gadis muda tersebut terdengar, matanya Syok saat mendapati organ-organ bagiaan dalamnya dimainkan Bak Boneka atau mainan malam oleh anak-anak kecil tersebut.

''bunuh aku, kumohon-kumohon tolonglah, aku sudah tak kuat hidup lagi."

''kami masih ingin bermain lebih lama lagi, mama."

Salah satu anak berkata seperti itu, memberikan teror dengan senyum lebarnya seperti setan, apa yang merubah anak-anak seperti itu, apakah takdir yang menyiksa mereka, yang membuat teror seperti ini, sang wanita itu hanya bisa pasrah, jujur saja ia ingin bunuh diri dengan mengigit lidahnya sendiri, tapi apa dayanya gigi sang wanita sudah lepas dari mulutnya dengan pisau itu.

Anak yang paling kecil, usianya sekitar dibawah 10 tahun, pakaiaannya compang-camping bukan itu sudah tak bisa disebut baju melainkan kain serbet yang dijadikam baju, mengenggam pisau dapur tersebut lalu menusukannya dimata wanita tersebut, sebuah semburat senyuman muncul diwajahnya, senyuman yang amat menyeramkan yang tak pernah dilihat sang wanita.

Kedua belas anak-anak kecil itu terus menyiksa dengan pisau dapur ditangan mereka, tak membiarkan sang wanita untuk terlelap dari kehidupannya yang busuk ini, di bawah naungan kamar itu sang wanita terus menahan sakit.

Hingga dirinya tersenyum dan terbawa, dengan sebelah matanya ia menangis kegirangaan, apakah otaknya sudah mengalami gunjangan atas rasa sakit yang ia terima sekarang, suara tawanya bersatu bersama dengan para anak-anak tersebut.

''Iya kami juga menyukai mama." Ucap kedua belas anak tersebut sambil tersenyum dengan wajah berumuran darah.

''kaliaan anak-anak yang baik mulai sekarang kita akan terus bersama."

Itulah kata-kata terakhir dari sebelum ajal menjemputnya, kata-kata yang diucapkan dengan penuh rasa kebahagiaan, sebelum matanya tertutup ia melihat iblis-iblis kecil terus memotong-motong tubuhnya seperti ahli bedah atau tukang daging.

Pychopath And SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang