[Chapter 9 Apa yang Harus Dilakukan Heroine Utama Kita Cintai Ini]
Tuhan telah tiada begitu juga dengan kelanjutan cerita ini. Disini aku bukan Autor-san yang telah meninggal terbunuh oleh Character ciptaannya sendiri. Bisa dibilang aku adalah seseorang yang akan melanjutkan ceritanya tapi bukan aku yang mengarang aku adalah pengamat. Dan kalian bisa memanggilku Autor-chan orang yang membantu Autor-san menciptakan cerita dan character disini.
Dia membuka matanya apa yang ia lihat adalah lelangitan yang terbuat dari besi. Ini lebih seperti bungker atau semacamnya. Tubuhnya terasa panas dan beberapa perban menutupi luka bakar dan luka yang ditimbulkan saat pertarungan itu. Ia hanya mengenakan One Peace berwarna putih.
''Kau sudah bangun. Lucil-chan." Sapa Liese sambil membawa sarapan yang ditaruhkan dinampan besi.
''ini dimana ?. Apa yang terjadi setelah itu."
Ucap Lucil sambil melihat sekitar. Ia tahu ini semacam banker atau sebuah markas, yang jelas ia tak pernah melihat tempat ini sebelumnya dalam hidupnya. Bahkan ibunya yang merupakan istri yang ke 20 dari ayahnya tak pernah menceritakan tempat ini sebelumnya.
''kau akan tahu. Tapi setidaknya kau makan dulu dan bersiap kita akan membahas tentangmu dan nasibmu berikutnya "
Lucil sesegara memakan makanannya, jangan ditanya ia memakai pakaiaan dalam seperti apa, dia berjalan melewati lorong yang terbuat, dan keduanya akhirnya sampai didepan sebuah pintu besar. Dengan tangan lentiknya dan detak jantungnya yang semakin cepat ia membukanya dengan memegang gagangnya.
''Ye 13 kali kemenangan, berturut-turut Lisa-chan."
''Lay-senpai lebih menyebalkan dari biasanya."
''Kalian berdua bisa tidak sedikit akrab, ingatlah ini adalah ruang utama."
''Kau harusnya sudah mengerti mereka, Luka-kun. Mereka itu seperti Tom dan Jerry."
Terlihat sekumpulan pemuda pemudi duduk dimeja makan, tunggu kenapa meja makan aku tentu tak tahu, sayakan hanya pengamat bukan Almarhum Autor-san yang tahu segalanya jadi biarlah tokoh-tokohnya yang menjelaskan situasi saat ini, terlihat para tokoh berubah serius. Lucil Grimorilion bertanya pada semua orang ditanya.
''Sebenarnya apa yang terjadi ?, ini dimana ?, siapa kalian sebenarnya ?."
''Tunggu dulu disana Bitch Kyohai. Apa kau tahu bahaya saat menerima informasi ini ?.-" Tanya balik Lisa pada Lucil dengan tatapan dingin penuh intimidasi.
''Singkatnya nyawamu akan jadi taruhannya jika kau tahu informasi ini." Sambung Aldebaran dengan tatapan yang tak kalah mencekam.
Entah bagaimana hawa pembunuh disini sangat kuat, Lucil sempat berpikir mungkin mereka semua yang disini bukan teman-temannya ataupun kepala sekolahnya detak jantungnya begitu kuat nafasnya menderu panas, keringat dingin terus keluar dari dahinya. Mungkin dia bisa mengalahkan Lisa atau Lay tapi tetap saja ia tak bisa melawan niat membunuh yang kuat ini. Ia menoleh kearah Luka selaku majikannya.
''Kau mungkin budakku Lucil, tapi itu bukan tertulis, jadi keputusan terserah padamu, tapi kuperingatkan sekali lagi kata-katanya Lisa dan Lay tadi bukan sekedar main-main." Ucap Luka dengan tatapan yang jauh lebih mencekam lagi.
Lucil semakin bernafas berat, apa yang harus dilakukannya. Ia tahu jika tatapan mengintimidasi dari 5 orang yang duduk disini benar-benar bukan main-main. Selama pertarungan yang lebih dari 141 ia telah merasakan rasa membunuh yang kuat dari lawan-lawan tapi baru dua kali ia dibuat ketakutan seperti ini, saat melawan Luka dulu dan sekarang.
''Baiklah aku menerima tawaran ini, apapun resikonya." Jawab Lucil sambil menundukan kepalanya dan gemetaran.
[Kamisama Memochou]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pychopath And Slave
FantasíaYa mungkin kalian kira aku adalah orang bejat yang membunuh atau memperkosa budakku seenak jidatku, ya sebenarnya kuingin itu terjadi tapi Autor-san bilang sudah terlalu mainstream budak yang dijadikan pemuas nafsu aku Luka mungkin dan aku hanya dib...