bagian 28

1.4K 53 2
                                    

Maafkan typo bertebaran

Jangan lupa

Follow

Vote dan komen guys❤




Adela merasa bodoh dan teramat bodoh saat dirinya berniat akan meminta bantuan pada om Chris dirinya justru tidak tahu alamat tempat tinggal omnya itu.
Untunglah di tas yang lainya masih ada uang yang cukup untuk satu minggu ke depan Adela merasa senang kali ini dengan kecerobohanya yang suka lupa menaruh uang seperti ini setidaknya Adela tidak akan kelaparan dan sepertinya Adela juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan membeli ponsel.

Sepulang kuliah Adela di antar oleh Nadia ke bank ingin membekukan ATMnya namun lagi lagi Adela bodoh ATM  itu adalah pemberian Devan jadi hanya Devan yang bisa membekukan ATM yang sudah di curinya itu.
Adela hanya berharap pencuri itu tidak bisa membobol ATM miliknya jika tidak uang suaminya akan hilang karenanya dan Adela tidak ingin itu terjadi.

Nadia berniat akan membelikan Adela ponsel namun Adela menolak dirinya tidak mau merepotkan sahabat barunya itu lagi karena Adela sudah meminta Nadia mencarikan pekerjaan untuknya.
Meskipun selama ini Adela belum pernah bekerja sama sekali tapi apa salahnya mencoba bukan.

Sedangkan di Jakarta Devan tengah di landa gelisah Adela tidak bisa dihubunginya sama sekali bahkan sejak kemarin dan Devan sudah menyuruh Tifa menelfonnya namun sama saja hasilnya.
rasa bersalah sekaligus khawatir menyeruak bersama sama dalam dirinya semua salahnya.

"gak biasanya itu anak gak aktif begini deh"ucap Tifa sambil menatap suami sahabtnya itu yang tengah di landa kebingungan

"apa mungkin hpnya mati ya"ucap Devan

"bisa jadi"jawab Tifa







Adela tengah tersenyum karena Nadia mengatakan jika Adela bisa bekerja di cafe milik orang tuanya meskipun dirinya harus menjadi pelayan namun sepertinya hal tersebut tidak masalah baginya.

Mencoba dunia baru Adela langsung saja bekerja meskipun di akuinya ini bukan hal mudah baginya beberapa kali Adela melakukan Kesalahan namun dirinya tak pantang menyerah.
Nadia menatap terharu Adela yang berusaha bekerja dengan baik.

Terlihat raut kelelahan di wajah cantiknya harus bekerja dan juga kuliah dengan tugas yang bukan main banyak.
Hampir satu minggu Adela bekerja menjadi pelayan dan satu minggu pula dirinya benar benar rindu dengan suaminya namun mau bagaimana dirinya tidak bisa berbuat apa apa dirinya akan di gaji sebulan sekali itu artinya untuk mendapatkan ponsel baru dirinya masih harus menunggu tiga minggu lagi.

Adela mengelap peluh di dahinya dengan mata berkaca kaca dirinya merasa sangat lelah hari ini dan sekaligus merindukan suaminya.



Devan di buat kalap hampir satu minggu Adela tidak ada kabar sama sekali dan setelah orang tua Adela mengetahuinya orang tuanya langsung menyuruh Devan menyusulnya tanpa mereka minta sekalipun Devan memang sudah berniat akan menyusul Adela setelah membeli tiket dua hari lalu dan menyerahkan semua pekerjaanya ke tangan kananya itu.
Kemarin Devan langsung berangkat dengan koper kecil di tangannya.
Setelah tepat 24 jam menempuh perjalan yang cukup menguras tenaga akhirnya Devan menginjakkan kaki di tempat yang di tujunya yaitu apartemen istrinya setelah menelfon om Chris barulah Devan sampai di sini.
Sudah berkali kali Devan memencet bel namun Adela tak kunjung keluar hari sudah malam membuat Devan khawatir kemana istrinya itu.
Devan memencet mencet password apartemen Adela namun tak kunjung terbuka kemudian Devan ingat dirinya belum mencoba menggunakan tanggal pernikahan mereka dan benar dugaanya pintu langsung terbuka ternyata istrinya menggunakan tanggal pernikahan mereka sebagai sandinya.

Devan masuk dan apartemen masih gelap Adela benar benar tidak ada di tempat.
Kemudian Devan masuk ke kamar dan membersihkan badannya sambil menunggu istrinya.
Devan sengaja tidak menyalakan lampu ruangan lainya kecuali lampu kamar ingin membuat kejutan untuk istrinya.

LDR (goals)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang