ayo tebak itu foto siapa?
~•~•~
[ ~ orang jahat tercipta dari orang baik yang tersakiti ~ ]
~•~•~
Fisrya melajukan mobilnya keluar dari perumahan komplek megah yang luas. Masih dengan mengenakan pakaian sekolah yang belum sempat ia ganti di rumah tadi
ia terlalu terpuruk untuk memaklumi sikap egois dari papanya yang tak pernah bisa mengerti keadaanya
"GUE BENCI SEMUANYA!" pekik firsya dimobil dengan isak tangis masih mengalir di matanya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi
Ia sudah tak perduli dengan keadaan bahaya yang bisa saja dialaminya nanti karena membawa mobil dalam keadaan kacau seperti ini
Brukk....
Ia menerobos lampu merah hingga tidak sengaja menabrak penjual gerobak kacang rebus. Mobilnya terhenti seketika. Firsya mengatur napasnya yang cemas menatap depan kaget, ia kemudian memberanikan dirinya keluar dan bertanggung jawab dengan orang yang ditabraknya itu
Dilihatnya gerobak itu hancur beserta dengan kacang rebus yang berhamburan di jalan. Firsya membersihkan wajahnya yang sedang menangis kemudian turun menghampiri bapak penjual tersebut
"bapak gpp? Maaf pak, firsya gak ngeliat tadi" ucap firsya dengan rasa bersalahnya
Bapak itu melihat firsya yang dalam keadaan menangis juga tak tega jikalau harus memarahinya "gpp kok nak. Cuman gerobak sama jualan bapak aja yang ancur"
firsya bangkit ke mobil dan balik dengan membawa dompet "firsya ganti ya pak" ucap firsya mengeluarkan uang 100rb 5 lembar. "nih pak. Maaf ya pak"
"eh gak usah nak" tolak bapak tersebut
"gpp kok pak. Sebagai ganti kacang bapak yang jatuh karena firsya tabrak"
bapak itu kemudian mengambil uang tersebut "makasih ya nak"
"firsya bantuin ke pinggir ya pak" firsya membantu mengangkat gerobak itu dan membawanya ke pinggir jalan
"makasih nak" ucap bapak tersebut
"iya pak" firsya terduduk kemudian melamun
"kamu lagi ada masalah ya? Bapak liat tadi kamu abis nangis kayaknya"
"iya pak. papa firsya sering bawa cewek gak jelas pak dirumah. Makanya firsya sedih, padahal belum lama ini mama baru aja meninggal" firsya mulai untuk menenangkan dirinya dan mengangkat senyuman dari sudut bibirnya
"kamu yang sabar ya nak. Tapi kamu seharusnya gak bawa mobil dalam keadaan pikiran kacau seperti itu. Untung nabraknya cuman gerobak kecil bapak. Kalau truk tadi gimana jadinya, bisa parah kan"
"iya pak. Oh ya pak sekali lagi maaf ya soal gerobaknya yang ancur"
"iya gpp kok" ucapnya. "kamu baik nak. Bapak yakin kamu bakal dapat kebaikan yang kamu mau"
"tapi firsya gak sanggup pak kalau setiap hari harus melihat papa firsya bawa perempuan gak jelas" curhat firsya yang membuat setetes air matanya jatuh dan langsung di bersihkannya