7 • Maaf

29 10 1
                                    

~•~•~

[ ~ tak seharusnya gue buat dia sedih ~ ]

~•~•~

Keesokannya...

"hai fathan"

"hai ca!" sapa balik fathan ke anisa

mereka berjalan serentak menuju kelas melewati koridor sekolah

Anisa melihat wajah berseri dari fathan terheran "masih pagi nih tapi lo udah cengar cengir sendiri. Kesambet ntar" celetuk anisa

"kita itu harus mengawali pagi dengan sebuah semangat ca biar berkah"

"iya iya deh" ucap anisa kemudian ikut seperti fathan lakukan

"gak usah gitu juga kali. Kayak orang gila tau gak" titah fathan terkekeh menyomot wajah anisa

"katanya harus kayak gitu biar berkah. Eh tapi gue serius nih, ada apa emangnya? Gak biasanya loh lo kayak gini" anisa terheran dan mulai bertanya dengan mimik wajah seriusnya

"oke ntar gue ceritain. Tapi ntar ya"

"yahh" keluh anisa cemberut

sudut bibirnya fathan terangkat "udah ah, yuk ke kelas" ajaknya

sementara itu di parkiran sekolah telah tampak mobil firsya terparkir. Seperti biasanya, telah dikerumuni oleh banyak siswa yang ingin membukakan firsya pintu

"thank's" ucap firsya ke segerombolan siswa tersebut

Ia mulai berjalan menelusuri koridor dengan seperti biasa, slalu diikuti siswa di parkiran tadi sampai firsya memang sudah berada di ruangan kelasnya

mata firsya terfokus saat melihat fathan dari ujung koridor membelakanginya, dilihatnya juga terdapat anisa bersama fathan. Kaki firsya mulai melangkah melewati dengan angkuhnya melewati mereka, tak lupa juga firsya menyenggol anisa dengan kencang hingga terjatuh

Bruk....

"awww" ringis anisa. Baru saja ingin berceloteh tapi mulut anisa bungkam saat dilihatnya firsya yang menabraknya tadi

"ups, sorry sengaja" celetuk firsya dengan angkuhnya

"sya lo apa-apaan sih! " fathan angkat bicara dan membatu anisa berdiri "punya mata kan kalo jalan?"

sontak firsya kaget saat fathan dengan beraninya membentaknya di depan anisa dan juga segerombolan siswa yang tengah mengikutinya tadi

"apa?! Suka suka gue dong! Lagian salah ni anak ya ngehalangin jalan gue" bentak firsya balik tak terima

fathan hanya menggeleng geleng melihat tingkah firsya pagi ini "Ca ayo kita pergi. Gak guna juga nungguin anak dengan sikap angkuh dan sok berkuasa minta maaf. Mustahil!" ajak fathan ke anisa

"tunggu-tunggu" tahan firsya "lo panggil dia tadi apa?"

fathan tak memperdulikannya, ia tetap berjalan sambil memapah anisa menuju kelas

" RASAKU INI " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang