22 • Cemburu

15 4 1
                                    

~•~•~

Ariestya Nugroho atau dipanggil Pak Arie. Papanya firsya. Ia kemudian berdiri "boleh tinggalkan saya berdua dengan firsya sebentar" pintanya kepada guru-guru yang sedang berada didalam

"baik pak" mereka semua mengangguk dan mulai keluar. Meninggalkan firsya dengan papa berdua

Papa arie menatap firsya yang masih berdiri diambang pintu itu
"kamu gak mau pulang?"

"firsya gak mau pulang kalau papa belum berubah"

"papa minta maaf firsya"

"minta maaf jangan cuman ucapan aja pa. Buktiin!"

"papa harus gimana lagi nak biar kamu bisa pulang"

"firsya kan udah bilang sama papa. Firsya gak bakalan pulang kalau papa masih sibuk pacaran sama perempuan diluar sana. Ingat mama pa! Meskipun mama udah meninggal tapi seenggaknya kasih sayang dan cinta mama yang dikasih ke papa selama ini itu ada artinya untuk sekarang. Bukannya mama kan yang slalu menyemangati papa kalau perusahaan lagi tumbang. Apa ada mama sibuk ke cowok lain? Enggak kan"

"hidup ini menatap ke depan. Kalau kamu masih saja menoleh ke belakang. Gak bakalan ada perubahan"

"oh perubahan gimana maksudnya? Papa nyuruh firsya rela kalau papa nikah lagi? Gitu? Enggak!"

"kamu akan tumbuh besar firsya. Dan akan punya kehidupan sendiri nanti. Papa cuman pengen punya teman sampai tua. Yang mau menemani papa"

firsya berdecak "shittt! Kan benar. Papa mau nikah lagi kan"

"ayo pulang firsya"

"enggak! Firsya gak mau! Rumah yang firsya sempat bilang surga itu udah jadi neraka tau gak!"

"terus kamu mau tinggal dimana. Jangan pernah bergantung ke orang lain firsya. Jangan bikin orang repot dengan sikap kamu ini"

"papa kok bilang gitu?" ucap firsya. Ucapan papanya membuat firsya terkejut. Apakah selama ini semua orang repot dengan tingkah firsya

"firsya benci sama papa!!" pekik firsya kemudian pergi keluar meninggalkan papanya. Ia berlari menuju ke belakang sekolah

Brukkk.....

"elo? Lo nguping pembicaraan gue ya sama bokap gue!" ucapnya. Ia tak sengaja bertabrakan dengan fathan di dekat ruang guru dalam keadaan fathan yang seperti bersembunyi

"sya--"

"gila ya lo!" ucapnya kemudian pergi. karena khawatir fathan akhirnya memilih membuntuti firsya dari belakang

"sya! Firsya!" tahan fathan.

"apaan sih!"

Ia melihat firsya yang emosi yang besar. Fathan memeluknya. Mencoba menenangkan firsya

"lo gak sendirian sya. Ada gue" bisiknya

Memang setiap ucapan itu mampu membuat firsya sedikit melemah. Ia hanya tak suka dengan perubahan

"gue cuman benci sama keadaan sekarang. Gue sendirian sekarang--" lirihnya

"enggak. Lo gak sendiri sya. Ada gue"

Karena merasa nyaman. Firsya membalas pelukan fathan. Hanya fathan sekarang yang tau bagaimana terpuruknya firsya sekarang karena perilaku papanya itu

~•~•~

"ekhemmm"

firsya melihat ke sumber suara itu. Awalnya ia tertunduk di atas meja tidur.

firsya berdecak selaras memutar bola matanya "apa?" tanyanya

" RASAKU INI " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang