~•~•~
tak berselang lama timbul seseorang menghampiri firsya dan fathan. Orang itu berpenampilan rami lengkap dengan baju supir dipakainya. Firsya tidak asing lagi pada orang itu, malahan ia terkejut kenapa malah orang itu yang datang menjenguknya
"non dirusuh pulang sama bapak" terkanya. Ia adalah pak yayan, supir papanya firsya
"kenapa pak yayan sih yang jemput. Papa kemana?"
"bapak ada banyak meeting hari ini jadi sibuk"
"oh gitu? Yaudah pak yayan pulang aja sekarang"
"loh non firsya gimana?"
"saya gak mau pulang. Papa juga kayaknya biasa aja kan firsya gak balik"
"tapi bapak suruh saya buat cari non firsya. Saya gak boleh pulang non sebelum non firsya ikut saya pulang"
"duh gak deh pak. Kalau memang papa itu sayang sama firsya, harusnya dia yang cari firsya, Bukan malah pak yayan. Dia sibuk kerja apa pacaran hah"
"sya" tegur fathan seketika
firsya berdecak "udahlah. Lo liat kan? Bokap gue memang gak sayang sama gue than" ucap firsya ke fathan lalu ia meninggalkan mereka berdua
"non! Non firsya" pekik pak yayan "duh gimana nih"
"tenang pak. Firsya aman kok kalau sama saya" celetuk fathan
"tapi bapak nanti marah sama saya kalo non firsya gak ada di rumah"
fathan mengeluarkan sepucuk kertas "nih alamat saya pak. Bilang sama papanya firsya kalo dia cuman mau pulang kalo papanya yang jemput"
"sya! Sya tunggu!" kejar fathan hingga tangannya bisa menggapai tangan firsya "tunggu dulu" tahannya
"apaan sih!"
"lo mau kemana?"
"gak tau. Yang jelas mau jauh jauh dari sini. Kalau perlu lenyap dari muka bumi ini biar semua seneng" gerutu firsya
"seneng?"
"iya seneng"
"semuanya kecuali gue"
"maksud lo?" alis firsya terangkat satu
"semua orang mungkin seneng, tapi gak dengan gue" ucap fathan kemudian meraih tangan firsya satu lagi "jangan pernah hilang dari muka bumi ini karena masih ada yang sayang sama lo. GUE"
Firsya membuang pandangannya dan melepaskan genggaman fathan "bisa aja lo berusaha balikin senyum gue. Tapi itu nggak ngaruh tau gak buat sekarang"
fathan tersenyum memandang firsya yang tengah sibuk melihat lihat sekitar
"ngapain lo ngeliatin gue gitu banget" ucap firsya kikuk
"gpp kok"
"dasar gak jelas" seru firsya
ia terus berjalan dengan fathan yang terus mengikutinya
"lo meningan pulang daripada ngikutin gue terus yang gak jelas gini" ucap firsya
"gue ikut kemanapun lo pergi"
"yaudah terserahh lo" gerutu firsya seraya terus melangkah. Brrrrrrrr... terdengar bunyi perut firsya yang lapar. Memang firsya tak makan seharian ini karena ia juga berhemat dengan uangnya yang pas-pas'an