10 • Penasaran

34 7 1
                                    


~•~•~

firsya memilih kembali duduk dan pasrah dengan kondisinya yang sekarang lagi terjebak. Dilihatnya fathan yang masih santai

firsya merebut gitar dari fathan agar fathan tak acuh terhadapnya

reaksi fathan hanya mengangkat dagunya dan menaikkan satu sisi alisnya pertanda bertanya

"berisik!" ucap firsya selaras melipat kedua tangannya dan bersandar ke kursi

dilihatnya fathan yang tetap diam sambil berpikir seperti seseorang yang sedang linglung

"lo kenapa sih?!" tanya firsya

"enggak" jawabnya singkat

Karena sudah merasa ada ketidak nyamanan diantara mereka akhirnya firsya memilih untuk memakai earphone yang melingkar di lehernya itu. Ia mulai memejamkan matanya dan mendengarkan musik

Kurang lebih satu jam mereka didalam. Firsya seperti sudah aneh karena merasa ruangan yang begitu sunyi. Karena heran ia pun membuka matanya dan alhasil memang benar, ia sudah sendirian disana. Dilihatnya pintu ruang musik yang telah terbuka

"sial tuh cupu ninggalin gue!" gerutu firsya kemudian dia bangkit keluar menuju kelas

"permisi bu" ucap firsya diambang pintu kelas

"firsya. Darimana saja kamu, ini sudah mau jam pulang loh" ucap bu ratna

"maaf bu tadi gak sengaja ketiduran di ruang musik"

"yaudah duduk sekarang" suruh bu ratna

Firsya kembali ke bangku dan sempat menatap tajam fathan karena telah meninggalkannya sendirian di ruang musik

"kok bisa sampai ketiduran sih?" tanya citra pelan ke firsya

"cape aja tadi" jawab firsya

Mereka kembali melanjutkan pelajaran yang dibahas dan juga catatan yang terus bu ratna tulis di papan tulis. Tak berselang lama sudah dapat terdengar bel pulang berbunyi

Kring........

"yeay!" semua bersorak sembari merapikan bukunya untuk bersiap pulang

"yaudah lanjut minggu depan ya, ibu pamit" ucap bu ratna kemudian ia pergi duluan keluar kelas

Tak lama juga langsung diiringi oleh siswa/i yang ingin juga pulang. Firsya nampak masih santai di bangkunya, ia masih bingung kenapa fathan malah meninggalkannya sendirian di ruang musik tadi dan juga saat kepalanya sakit, fathan sama sekali tak ada rasa prihatin untuk menolongnya.

"ca lo gak pulang?" citra menyadarkan lamunan firsya

"hah? Kenapa ci?" firsya seperti linglung

"lo mau nginep disini atau pulang?"

"ya pulanglah, lo duluan aja"

citra mengangguk kemudian fathan bangkit dan menemui citra dan berusaha membantunya berjalan

"ayo cit"

" RASAKU INI " Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang