Kelas Bitna sudah selesai dan ia sudah pulang ke rumahnya. Ia segera mengambil peralatan rekaman dan buku-buku liriknya.
Ia duduk di meja belajar sambil memikirkan lirik apa saja yang harus ia tulis. Di lagu itu, ia juga menumpahkan semua perasaannya. Ia ingin sekali mengatakannya kepada orang lain, tetapi ia tidak bisa.
"Rap-nya Suga harus lebih cepat," gumam Bitna. "Aku harus memperbanyak liriknya."
Bitna juga memberikan keterangan bagian-bagiannya. Ia berusaha membaginya seadil mungkin. Jika ia merasa seorang member cocok untuk menyanyikan suatu part , maka ia akan memberinya part itu.
"Untuk high note..." Bitna memiringkan kepalanya. "Jin atau Jimin?"
Sekarang kamar Bitna seakan-akan adalah studio rekaman di gedung agensi. Ia melakukan semuanya di sini.
"Oke, high note-nya dilakukan berdua aja. Pasti bagus!" Bitna tersenyum membayangkannya. "Di sol atau la? Oke, si aja."
"Rap-nya RM harus penuh dengan passion. Karena itulah RM."
"Bagaimana jika aku memberi J-Hope bagian vokal?" Bitna tersenyum lagi. "Tapi tetap aku beri bagian rap."
Ia menulis semua liriknya. Mulai dari intro, verse, rap, reff, bridge, hingga koda.
Setelah selesai menulis liriknya, ia menyalakan metronomnya untuk memeriksa ketukan lagu buatannya.
Ia tersenyum puas ketika merasa bahwa ketukannya sesuai dengan yang ia harapkan.
Ia segera menyambungkan microphone dengan laptopnya untuk merekam suara. Ia juga memakai headphone berisi iringan piano.
Ia mendengarkan rekaman suaranya. Setelah itu, ia pun melompat girang. Tanpa pikir panjang, ia menyalakan lagu 'Fire' di speakernya.
"FIREEEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!"
Ia menari mengikuti lagu itu hingga selesai.
Proyek yang ia targetkan selama sebulan itu sudah ia selesaikan selama satu minggu.
Jantungnya berdetak sangat cepat. Matanya sudah berlinang air mata. Ia merasa bangga dengan dirinya sendiri.
"Take my hands now. You are the cause of my euphoria."
Bitna menyanyikan lirik kesukaannya. Sekarang, lirik lagu itu benar-benar dialami oleh Bitna. Ia merasakan euforia. Ia merasa sangat senangㅡseakan-akan ia di dalam pengaruh ekstasi.
***
"Oppa?"
[Apa?]
"Aku butuh bantuan oppa. Bisa ke rumah aku sepulang kerja?"
[Bantuan apa? Jangan terlalu banyak bergantung padaku. Kau tahu sendiri pekerjaanku tidak semuanya memiliki tujuan yang baik.]
"Aku ingin menghilangkan identitasku. Seperti... ehm... agar tidak ada yang bisa melacakku."
[Kamu habis ngapain hah? Dikira buronan kali.]
"Adaaa pokoknya. Pertama-tama, aku mau minta sedikit bantuan. Akan aku SMS."
[Iya, iya.]
Bitna memeluk ponselnya dengan erat. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
"I'm in my dream!"
Bitna menyanyikan high note yang sangat ikonik dari penyanyi IU.
Iya, suara Bitna sebagus itu. Suaranya memang sangat bagus. Seharusnya ia bisa debut menjadi penyanyi. Penampilannya sudah sempurna. Ia hanya tidak memiliki keberanian.
Dalam kehidupan sehari-harinya, Bitna dikenal sangat pendiam. Tetapi, jika sudah menyangkut K-Pop, maka ia tidak bisa menahan permintaan hatinya.
Mendengar lagu K-Pop sedikit, mulutnya sudah terasa gatal ingin ikut bernyanyi. Tapi tetap saja ia menjaga kelakuannya saat berada di publik.
Bitna membuka ponselnya lagi untuk mengetikkan pesan ke kakak sepupunya itu.
Bitna
kirimin aku emailnya sugaJae
dasar gilaBitna
ihhh bagiJae
suga bts? dasar sasaengBitna
iyaaaa!!! buruan ah ngabisin pulsa ajaJae
suga*****@email.comBitna
goooomaaabbdaaaaaaaa oppa hwhwhwhwhwJae
gak kenal dah***
Sesuai yang diminta Bitna tadi, Jae menghampiri rumah Bitna. Agar tidak merepotkan orang tuanya yang sudah tidur, Bitna sudah menunggu Jae sedari tadi di sofa ruang tamu.
Kakak sepupunya yang bernama Jae itu merupakan ahli IT. Nomor telepon siapapun, email siapapun, bahkan alamat rumah siapapun bisa ia lacak.
"Mana?" tanya Jae langsung.
"Ke kamar aku deh," ucap Bitna lalu berjalan ke lantai atas diikuti Jae.
Sesampainya di kamar Bitna, ia mengambil ponsel lamanya yang sudah sejak lama tidak ia gunakan. Setelah mengambilnya, ia memberikan ponsel itu ke tangan Jae.
"Aku mau kirimin Suga sesuatu," ucap Bitna. "Tapi aku gak mau identitas aku diketahui."
Jae langsung mereset semua data di ponsel lama Bitna agar tidak bisa dilacak sama sekali. Setelah itu, ia membuatkan email baru untuk Bitna. Ia mengisi informasi yang diminta sebagai persyaratan pembuatan akun.
"Mau apa username-nya?" tanya Jae.
"Apa ya? Asal aja deh," jawab Bitna.
"Buatlah yang jelas sedikit," kata Jae. "Supaya mereka punya teka-teki untuk dipecahkan."
"Kalo begitu... Bitna kan artinya cahaya," gumam Bitna. "Bahasa lainnya cahaya!"
"Bahasa apa?" tanya Jae.
"Bahasa Jepang? Hikaru?"
Jae menganggukkan kepalanya lalu menulis nama 'Hikaru' di data nama.
"Suka angka berapa?"
"Tiga belas."
Setelah itu, Jae mengetik alamat emailnya.
hkr13@email.com
"Udah, tinggal attach aja."
Bitna meng-copy file rekaman itu ke ponsel lamanya. Setelah sudah selesai, ia memasukkannya ke attachment. Terakhir, ia menuliskan email Suga di alamat tujuan.
sent!
Jae mengutak-atik ponsel Bitna lagi. Ia berencana membawanya untuk dibuang ke tempat pembuangan barang elektronik.
"Seratus persen tidak ketahuan kan?" tanya Bitna.
"Iya. Seribu persen malah," jawab Jae. "Aku pulang dulu. Sekalian buang ponsel busukmu ini."
"Hati-hati, Oppa! Makasih banyak!"
=======
23-03-2019
Jae ini OC alias bukan artis atau siapapun ya ok sip.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Composer; Namjoon
FanfictionBTS tiba-tiba menerima sebuah rekaman lagu. Saat mereka mendengarkannya, hanya ada satu kalimat di pikiran mereka: "If we released this song, it will be a big hit! For real!" ===== That Composer A Kim Namjoon's fanfiction Copyright© 2019 by Ines