Twenty Two

115 18 4
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Bitna.

Banyak yang mengucapkannya ulang tahun di sosial media. Kebanyakan dari orang Bighit. Ia pun memeriksa waktunya masing-masing.

Yang pertama mengucapkannya adalah Minhee. Sahabatnya itu rela menunggu sampai tengah malam untuk mengucapkannya.

Yang kedua adalah Adora. Mungkin ia sedang lembur. Hubungan mereka juga makin dekat akhir-akhir ini.

Lalu terdapat nama Jonghyuk. Ia tidak mengucapkan di tengah malam, tetapi saat subuh.

Sisanya adalah staf dari Bighit. Ia memang cukup terkenal di tempat kerjanya.

Anak BTS juga mengucapkannya. Bitna pun menghitung pesan masuknya.

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam.

Hanya ada enam dari member BTS. Ia membaca nama yang tertera di sana. Setelah beberapa saat, ia pun mengetahui bahwa Namjoon belum mengucapkannya.

Tidak mungkin Namjoon melupakan hari ulang tahunnya. Jika dibandingkan member lainnya, Bitna paling dekat dengan Namjoon.

Bitna berpikir positif bahwa Namjoon mungkin akan memberinya kejutan. Sehingga ia akan bersikap waspada jika ada sesuatu yang buruk terjadi padanya. Karena ia sudah tahu bahwa itu hanyalah akal-akalan untuk memberinya kejutan.

Bitna membalas pesan itu satu per satu sambil berjalan keluar dari rumah.

"Oi!"

Bitna tersentak karena mendengar teriakan itu. Ternyata ada Jae di depan rumahnya.

"Ngapain?" tanya Bitna.

"Selamat ulang tahun," ucap Jae lalu melempar sebuah kotak kecil ke arah Bitna.

Bitna berhasil menangkapnya. "Apaan nih?"

"Buka aja."

Bitna membukanya dan mendapati sebuah kalung dengan liontin huruf "B". Itu adalah kalung yang ia inginkan sewaktu pergi bersama Jae.

"Wah! Makasih, Oppa!" seru Bitna.

"Ini kado kedua." Jae tersenyum bangga lalu menunjuk mobilnya. "Aku anterin ke kampus."

***

Sesampainya di kelas, ia mendapatkan kado dari Minhee.

"Demi kamu, aku sampe bela-belain bangun pagi," ucap Minhee. "Kapan lagi Minhee dateng sepagi ini?"

Bitna tertawa lalu menerima sekotak kado dari Minhee. "Makasih."

"Ga dirayain?" tanya Minhee.

"Nggak," jawab Bitna.

"Traktir dong!"

"Iya, ntar aku traktir."

"Yehey!" seru Minhee. "Kamu gak makan bareng Bighit?"

DEG!

Ketika mendengar Bighit, Bitna langsung merasa tidak nyaman.

Waeji? Aku ini kenapa? Bitna bertanya dalam hati.

"Bitna?" panggil Minhee.

"Eh iya? Nggak. Aku gak rayain bareng Bighit," jawab Bitna.

"Kenapa? Banyak pikiran? Lupain dulu untuk hari ini. Kamu harusnya bersenang-senang," ucap Minhee.

***

"Bitna!"

Bitna menoleh ketika mendengar suara yang familiar di telinganya. Minhee ikut menoleh meski bukan namanya yang dipanggil.

"Oppa!"  balas Bitna.

Jonghyuk menyerahkan sebuah paper bag kepada Bitna. "Selamat ulang tahun."

"Terima kasih, Oppa." Bitna menerima hadiah itu. "Oppa, apa hari ini kau sibuk?"

"Tidak. Kenapa?"

"Ayo ikut makan. Aku traktir," ajak Bitna lalu menoleh ke Minhee. "Tidak apa-apa kan Minhee?"

"Iya," jawab Minhee. "Ayo, Sunbae."

"Oke, oke," jawab Jonghyuk lalu tersenyum.

Mereka bertiga pergi ke restoran dengan menggunakan mobil Jonghyuk.

Di perjalanan, ponsel Bitna berbunyi. Ia bersemangat saat mengambil ponselnya. Tetapi, nama penelponnya tidak sesuai harapannya. Ia pun mengangkatnya dengan malas.

"Halo? Napa Jae-oppa?"

[Kamu pulang kuliah ada kerjaan?]

"Ada."

[Ada traktiran gak?]

"Gak!"

Tut...

Bitna segera mematikan panggilan itu setelah menjawab pertanyaan Jae.

Beberapa saat kemudian, mereka bertiga sampai di restoran BBQ tujuan mereka.

Setelah mendapatkan meja dan memesan daging, mereka pun duduk sambil berbincang-bincang.

"Ini pertama kali aku merayakan ulang tahunku dengan teman," ucap Bitna.

"Jangan mengungkit yang lalu," ucap Minhee. "Yang penting itu sekarang dan masa depan."

Bitna nyengir. "Iya."

Daging sudah diantarkan ke meja mereka.

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Jonghyuk.

"Minggu lalu sibuk. Tapi sekarang semua projeknya sudah selesai," jawab Bitna.

Tiba-tiba, ponsel Bitna berbunyi. Bitna bersemangat lagi. Tetapi, nama yang ada di layarnya tidak sesuai harapannya lagi.

[Oho! Beraninya kau makan-makan tanpaku!]

"Oppa, kau melacakku lagi?" Bitna memutar bola matanya.

[Suka-suka aku. Tega banget ya, gak ngajak aku.]

"Emangnya oppa siapa?"

Tut...

"Yah, yah," panggil Minhee sambil berbisik.

"Hm?"

"Soju?" tanya Minhee.

Bitna tersenyum. "Imo! Sojunya satu!"

"Satu doang?" tanya Minhee. "Gak asik."

"Jangan minum banyak-banyak. Besok kuliah," jawab Bitna.

"Ya udah deh," jawab Minhee dengan nada kecewa.

"Ntar kalo udah abis, kita pesen lagi," ucap Jonghyuk.

***

Bitna membayar bill mereka bertiga. Cukup banyak hingga Bitna meringis membaca struknya.

Minhee sudah sangat mabuk. Wajahnya sudah memerah. Jonghyuk pun membantu Minhee jalan hingga masuk ke mobil.

"Oppa tetep mau nyetir?" tanya Bitna.

"Iya," jawab Jonghyuk.

"Biar aku aja. Gak boleh nyetir kalo mabok," ucap Bitna.

"Apa aku semabok itu?" tanya Jonghyuk.

"Siapa nama panjangku?" tanya Bitna tiba-tiba.

"Yoon Bitna," jawab Jonghyuk.

"Siapa nama panjang Mozart?" tanya Bitna.

"Kim Mozart?"

Bitna tertawa terbahak-bahak. "Sini kunci mobilnya."

=======

20-04-2019

That Composer; NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang