"PD-nim, aku akan menandatangani kontraknya."
[Maaf, tapi kontrakmu sudah hilang entah ke mana.]
"Bisakah kau membuatkanku yang baru? Aku akan menyetujuinya."
[Kami tidak tertarik untuk menjadikanmu produser kami lagi.]
"Apa maksudnya? Aku penulis Speak Yourself! Aku yang membuat Korea Selatan penuh dengan lagu itu!"
Tut.....
Sooji membanting ponselnya dengan keras. Ia tidak terima ini semua. Ia segera pergi menuju gedung Bighit tanpa pikir panjang.
Sesampainya di depan gedung, security yang biasanya memperbolehkannya masuk itu segera menghalangnya.
"Awas! Aku mau masuk," ucap Sooji.
"Maaf, Anda tidak diperbolehkan masuk. Kecuali kalau mau masuk ke blacklist."
"Heol." Sooji memutar bola matanya.
Beberapa saat kemudian, ada van yang berhenti di depan gedung itu. Setelah pintu van dibuka, terlihat wajah-wajah yang tidak familiar di sana.
Terlihat ada lima laki-laki yang turun dari sana. Wajah mereka masih terlihat sangat muda. Mereka semua memperhatikan Sooji dengan tatapan bingung. Security di sana hanya membukakan pintu untuk mereka tanpa bicara apa-apa.
Sooji mendengus melihatnya. "Saya ingin bicara dengan PD-nim. Apa perlu saya tuntut?"
"Kalau PD-nim yang melarang Anda, berarti Anda yang salah," jawabnya.
Sooji segera menelepon Bang PD lagi.
"PD-nim, sekarang aku ada di depan gedung Bighit. Persilahkan aku masuk atau kau yang keluar?"
Setelah menanyakan itu, Sooji menyalakan loudspeaker agar security itu bisa mendengarnya.
[Masuklah dan segera ke ruanganku.]
Sooji melirik security tadi dengan tampang sombong. Setelah itu, ia dipersilahkan masuk.
Sooji berjalan sambil menghentakkan kakinya ke lantai cukup keras. Beberapa staf yang ada di sana melihat Sooji dengan tatapan aneh.
"Hei, apakah kau newbie?" tanya seorang staf yang terlihat sudah berumur.
"Ne, aku produser baru di sini," jawab Sooji.
Staf tadi melihat Sooji dari atas sampai ke bawah. "Produser? Siapa?"
"Hikaru! Masa kau tidak mengenal Hikaru?"
"Tidak mungkin," jawabnya. "Kemarin aku melihatnya tetapi penampilannya tidak seperti ini. Masa mataku bisa lupa melihat wajah orang?"
"Kemarin?" tanya Sooji. "Kemarin aku tidak ke sini."
"Ya, karena Hikaru memang bukan kau."
Sooji mengerutkan dahinya. "Siapa memangnya? Dari dulu aku sudah bilang ke PD-nim kalau aku Hikaru."
"Tetapi baru kemarin PD-nim mengumumkannya."
"Ya sudah, akan aku tanyakan padanya."
Sooji berjalan menuju ruangan Bang PD dengan langkah angkuh. Ia mendongakkan kepalanya setiap ada orang yang melihatnya.
Setelah sampai, ia mengetuk lalu membuka pintunya.
"Annyeonghaseyo PD-nim," sapa Sooji.
"Duduk," perintah Bang PD.
Sooji pun duduk. "Aku tidak mengerti, PD-nim. Ada yang mengatakan bahwa Hikaru datang kemarin. Tetapi, aku tidak datang sama sekali."
"Ya, karena Hikaru itu bukan kau."
"Aku adalah orang yang memakai nama samaran Hikaru!"
Bang PD tersenyum miring. "Bahkan sampai sekarang, kau masih saja mengaku-ngaku sebagai orang lain."
"Apa maksud PD-nim?!"
"Anggap saja kau orang yang beruntung. Aku tidak akan menarik kembali hadiah yang kau peroleh saat kontes," ucap Bang PD. "Meski itu bukan hakmu."
"Kenapa PD-nim bicara seperti itu?"
"Karena tujuan kami membuka kontes itu adalah untuk mencari Hikaru," ucap Bang PD. "Kalau dipikir-pikir, Hikaru mana mau mengikuti kontes seperti itu."
"Aku adalah Hikaru! Aku yang membuat lagu itu!"
"Tentang hadiah itu... aku tidak keberatan. Lagipula Bangtan belum memberikan hadiah dari mereka."
"Kapan mereka akan memberikannya?"
"Tidak akan, Sooji. Kami sudah tau kebenarannya. Untuk apa kami memberimu hadiah?"
"Memangnya butuh alasan lain? Aku memenangkan kontes."
Bang PD menghela napas karena lelah dengan pembicaraannya. "Sekarang, keluarlah dari sini. Jangan pernah ke sini lagi. Aku akan tutup mulut tentang apa yang sudah kau lakukan."
Sooji berdiri lalu menggebrak meja. "Memangnya aku melakukan apa?!"
"Kau telah melakukan penipuan."
"Bukannya PD-nim yang melakukan penipuan?"
"Security!" teriak Bang PD yang membuat mata Sooji membulat.
***
Namjoon
| Bitna
| Apakah kau mau menulis lagu bersama?Bitna
Boleh |
Untuk comeback kalian? |Namjoon
| Ne
| Aku dan suga hyung akan membantumu
| Sehingga kau tidak terlalu terbebaniBitna
Gomawo |
Tidak dibantu juga tidak apa-apa |Namjoon
| Kalau begitu...
| Bagaimana jika kau membuat 2 track?
| Yang satu bersama aku dan suga hyung dan satu lagi kau yang membuatnya sendiri
| Eh?
| Apa akan membebanimu? kkkkBitna
Gwaenchanayo |
Aku akan ke sana sepulang kuliah |Namjoon
| Geurae
| Hati-hati di jalanBitna menyimpan ponselnya lalu menghadap ke arah Minhee.
"Aku sudah jadi produser Bighit," ucap Bitna tiba-tiba.
Minhee menyemburkan air yang barusan ia minum. Untung saja tidak ada yang duduk di depannya.
"YAH!" Minhee memukul kepala Bitna dengan botol minumnya berkali-kali.
"Waeeee?"
Minhee memeluk Bitna. "Chukahae!!!"
Bitna hanya cengengesan lalu berbisik pada Minhee. "Taehyung di kehidupan nyata itu ganteng banget."
Minhee mengguncang tubuh Bitna. "Aaaaaaaa!!!!! Aku ingin bertemu mereka!"
"Ayo pergi ke Bighit sepulang kuliah," ajak Bitna.
"Tidak, Bitna. Aku bukan orang yang seperti itu," jawab Minhee. "Lagipula kau ke sana untuk bekerja."
Bitna tersenyum mendengar jawaban Minhee. "Ngomong-ngomong, aku akan mentraktirmu makan. Apa besok kau ada waktu?"
"Wah, dalam rangka apa? Tentu saja aku ada waktu."
"Ya, karena aku dapat pekerjaan, bodoh!"
"Oh, iya! Oke, oke."
=======
07-04-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
That Composer; Namjoon
FanfictionBTS tiba-tiba menerima sebuah rekaman lagu. Saat mereka mendengarkannya, hanya ada satu kalimat di pikiran mereka: "If we released this song, it will be a big hit! For real!" ===== That Composer A Kim Namjoon's fanfiction Copyright© 2019 by Ines