Eighteen

139 18 13
                                    

BTS sedang berlatih koreografi untuk lagu baru mereka, Extraneous.

Karena sedang tidak ada pekerjaan, Bitna tidak masuk ke kantornya. Ia menganggap hari ini adalah hari libur.

Jae sudah menjemput Bitna dengan mobil miliknya di depan rumah Bitna. Bitna yang sudah siap itu langsung keluar dari rumahnya lalu masuk ke mobil.

"Aku duduk di belakang ya. Situ kan sopir," ucap Bitna.

"Kurang ajar," jawab Jae.

"Becanda ih jangan baper," ucap Bitna lalu membuka pintu penumpang depan.

Setelah Bitna duduk, Jae pun menjalani mobilnya.

"Kenapa sih tiba-tiba ngajak nonton?" tanya Bitna.

"Mau nonton aja," jawab Jae. "Udah bagus diajak nonton. Daripada kamu bikin sarang di kamarmu terus."

"Apa-apaan? Bikin sarang? Dikira apaan kali."

"Ngomong-ngomong, Bangtan kok bisa nemuin kamu?"

"Gak tau tuh. Tiba-tiba mereka udah ketemu aja."

"Lagian alay banget sih. Buat apa sok-sokan nutupin identitas? Dikira keren kali."

"Sirik aja," jawab Bitna.

"Ngapain sirik sama kamu," ucap Jae. "Gaji aku lebih banyak dari kamu."

Bitna terkikik. "Oppa mau tau gak, aku dapet royaltinya berapa?"

"Gak."

Bitna menyebutkan nominal royalti yang sudah ia terima selama ini. Jae sampai membulatkan matanya ketika mendengarnya.

"Itu pun baru satu lagu, Oppa," ulang Bitna. "Satu lagu."

"Pinjem peralatan rekaman kamu," ucap Jae. "Aku mau bikin lagu. Sekarang."

Bitna tertawa. "Sekarang tahu kan, lebih sukses siapa?"

"Gak ada jatah buat aku? Aku lho yang ngapus identitas kamu."

"Halah!" teriak Bitna. "Tadi aja ngatain alay. Giliran duit malah minta. Ew, ew, ew."

"Punya adek begini amat sih."

"Adek sepupu. Se-pu-pu," ucap Bitna. "Ulangi, Nak Jae."

"Mau aku turunin di lampu merah gak?"

"Oh, ngancem nih? Cupu."

"BENERAN AKU TURUNIN NIH, BITNA."

"IYA, IYA, AMPUN."

***

Setelah menonton, mereka berdua berjalan mengelilingi mal itu. Sebenarnya Jae ingin langsung pulang. Tetapi, Bitna bersikeras untuk jalan-jalan dulu.

"Oppa, aku mau kalung itu dong," ucap Bitna sambil menunjuk barang yang ia maksud.

"Beli lah," jawab Jae.

"Oppa gak liat harganya? Mahal banget. Gak cocok sama uang saku mahasiswi."

"Lah, royalti situ berapa?"

"Elah."

"Lagian itu cuma kalung biasa yang dikasih liontin huruf," ucap Jae. "Ntar aku beliin yang di depan SD kamu."

"Ah, bodo amat," ucap Bitna lalu berjalan meninggalkan Jae.

"Oi, Bitna!" teriak Jae karena Bitna mulai menjauh.

Bitna menoleh. "Apa, sepupu laknat?"

"Es krim."

Bitna segera berlari menuju Jae. "Mau! Di mana? Ayo!"

That Composer; NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang