Twenty

111 19 2
                                    

"Oppa terkenal banget. Di backstage aja semua orang ngomongin oppa."

"Aku tahu," jawab Jonghyuk dengan nada pura-pura sombong.

Bitna menyipitkan matanya. "Sombongnya..."

"Harusnya kau merasa terhormat karena bisa satu panggung denganku," ucap Jonghyuk.

Bitna memotong dan menusuk steak milik Jonghyuk lalu memasukkannya ke mulut Jonghyuk. "Makan!"

Jonghyuk mengunyahnya lalu tertawa.

"Aku penasaran sejak dulu," ucap Bitna.

"Mwoga?"

"Kenapa kau mau membuat lagu denganku?" tanya Bitna.

"Entahlah. Aku juga tidak tahu," jawab Jonghyuk.

"Aku dengar, banyak banget orang yang mau bekerja sama denganmu," ucap Bitna. "Kenapa kau mau membuat lagu denganku? Padahal aku tidak memintamu."

"Aku memilihmu," jawab Jonghyuk. "Di antara orang banyak, aku memilihmu."

Bitna terdiam mendengar perkataan Jonghyuk. Ia tidak membalas ucapannya. Ia hanya tidak ingin salah paham dengan perkataan Jonghyuk.

Tiba-tiba ponsel Bitna berbunyi. Ia segera membukanya dan tertera nama "Namjoon" di sana.

Jantung Bitna berdebar karena ketakutan.

"Kenapa?" tanya Jonghyuk.

"Kayaknya aku bakal kena masalah," kata Bitna lalu mengangkat telepon itu.

[Hoi! Yoon Bitna-ssi!]

"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi tut. Tutttt..."

Jonghyuk langsung tertawa mendengar balasan Bitna.

[Bitna! Aku tahu kau sedang menikmati hari bolosmu sekarang. Datanglah ke kantor seka--]

Bitna mematikan panggilan itu lalu menyimpan ponselnya lagi.

"Siapa?" tanya Jonghyuk.

"Gak kenal," jawab Bitna.

"Kau pasti mengenalnya dengan baik," ucap Jonghyuk.

"Hm? Tidak terlalu kenal baik. Kenapa memangnya?"

"Jika kau tidak dekat dengannya, tidak mungkin kau berani menjawabnya seperti itu."

"Benar juga ya?" gumam Bitna.

"Memangnya itu siapa?"

"Sunbae di tempat kerjaku."

Jonghyuk terkejut. "Kau sudah bekerja? Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Aku hanya takut jika kau mengetahuinya."

"Kenapa?"

"Sebenarnya... aku adalah produser di Bighit," ucap Bitna. "Rahasiakan itu ya."

Jonghyuk terkejut lagi. "Wah! Itu hebat, Bitna. Tidak heran lagumu terdengar sangat bagus. Selamat atas pekerjaanmu."

"Makasih, Oppa."

"Jadi, kau membuat lagu untuk BTS dan TXT?"

"Untuk sekarang, baru BTS," jawab Bitna. "Mungkin aku akan menyusun lagu untuk TXT nantinya."

"Aku menyukai mereka," kata Jonghyuk. "Mereka artist yang berbakat."

"Iya." Bitna mengangguk. "Aku masih tidak menyangka bahwa aku menjadi produser mereka."

"Berarti... sebentar lagi BTS akan merilis album baru?" tanya Jonghyuk.

"Tentu saja," jawab Bitna.

"Aku tidak sabar ingin mendengar lagu yang ada campur tanganmu."

"Speak Yourself..." Bitna menggantungkan kalimatnya.

"Hm? Speak Yourself? Itu lagu yang sangat keren."

"Itu buatanku sepenuhnya."

"Speak Yourself adalah buatanmu?" Jonghyuk terkejut lagi. "Sebentar... siapa nama komposernya? Hikaru? Nama panggungmu Hikaru? Oh, apakah bisa aku sebut nama panggung?"

"Mungkin lebih cocok disebut dengan nama pena," jawab Bitna lalu tertawa.

"Nama yang unik," puji Jonghyuk. "Lagu buatanmu itu bagus banget. Gak heran Bighit sampe jadiin kamu produser mereka. Emang keren banget, Bitna."

"Makasih, Oppa."

"Apa ada arti khusus dari nama Hikaru?" tanya Jonghyuk.

Bitna tertawa sebentar. "Itu nama yang diambil dari out of nowhere. Sepupuku yang memberi ide untuk membuat nama samaran. Lalu namaku pun diterjemahkan ke bahasa Jepang menjadi Hikaru."

"Oh, begitukah?" Jonghyuk tersenyum. "Aku benar-benar terkejut ketika mengetahui itu buatanmu. Apa ada yang mengetahuinya selain aku?"

"Bighit pastinya tahu. Sepupuku tahu. Minhee juga tahu."

"Kau hanya memberitahu yang dekat denganmu. Kenapa?"

Bitna pun menceritakan semuanya kepada Jonghyuk. Mulai dari awal ia mengenal BTS sebagai penggemar hingga ia mengenal BTS sebagai rekan kerja. Dari usahanya menyembunyikan identitas hingga terbongkar seperti sekarang.

Setelah mereka selesai makan, mereka melanjutkan kegiatan "dating" mereka.

"Kamu mau nonton gak?" tanya Jonghyuk.

"Boleh."

Mereka berdua berjalan menuju bioskop yang ada di mall itu lalu membeli dua tiket.

Saat berjalan menuju teater, ponsel Bitna berbunyi lagi.

Nama "Namjoon" tertera lagi di sana. Ia pun mengangkatnya.

"Oppa, aku hanya tidak masuk kerja sehari. Bukan selamanya. Kenapa kau memaksaku sih?"

[Bukan itu. Ada sesuatu yang harus diurus di--]

"Lalu apa? Apa karena kau leader BTS sehingga kau bersikap seperti ini? Jangan bossy. Bosku itu Bang Shihyuk, bukan kau. Jangan memerintahkan aku seakan-akan aku budakmu!"

[Bitna, that's too harsh. Let's make it straight. Ada rapat mendadak di kantor. Kau harus hadir sekarang juga. Bagaimanapun, kau adalah produser di sini.]

"Kenapa bukan PD yang menelponku?"

[Aku mengajukan diri untuk menghubungimu. Ia juga sedang sibuk.]

"Apa harus sekarang?" Bitna melirik Jonghyuk.

[Iya.]

"Kalo kau berbohong lagi, neo jukneunda."

[Iya. Kali ini aku serius.]

Bitna mematikan teleponnya.

"Oppa, aku rasa kita tidak bisa menonton hari ini," ucap Bitna. "Maaf."

"Tidak apa-apa," jawab Jonghyuk. "Kau seram juga ya kalau marah."

Bitna hanya tersenyum. "Aku pergi dulu ya, Oppa."

Jonghyuk menggenggam tangan Bitna. "Ayo, aku antar."

=======

16-04-2019

That Composer; NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang