Ten

149 21 9
                                    

Acara ulang tahun perusahaan kakak sepupu Bitna berlangsung hingga larut malam.

"Mau dianterin gak?" tawar Jae.

"Gak usah," jawab Bitna ketika melihat banyak teman Jae yang akan pergi bersamanya.

"Aku ntar anterin kamu dulu baru pergi bareng yang lain," ucap Jae peka.

"Gak usah," jawab Bitna lagi. "Aku naik bus aja. Dadah!"

Bitna pun berjalan menuju halte bus terdekat dari sana. Di tengah jalan, hujan pun turun tiba-tiba. Bitna sangat menyesali pilihannya. Seharusnya ia menerima tawaran Jae saja.

Sekarang ia harus terguyur hujan. Sedangkan ia hanya menggunakan mini dress tanpa balutan apapun lagi. Udara malam yang dingin ditambah dengan turunnya hujan sangatlah menyiksa.

Ia tidak bisa menelpon Jae sekarang. Pasti ia sedang pergi bersama teman-temannya untuk minum.

Bitna menoleh ke arah jalan raya untuk mencari keberadaan taksi. Tetapi nihil. Ia pun segera berlari menuju halte.

Kali ini ia beruntung, bus jadwal terakhir belum datang.

***

Minhee masuk ke kelas lalu duduk di tempat biasanya. Namun, kali ini Bitna tidak ada. Bitna tidak pernah datang sesiang ini sebelumnya. Minhee pun membuka ponselnya lalu menghubungi Bitna.

Setelah dihubungi berkali-kali, telepon itu tetap saja tidak diangkat. Minhee merasa khawatir lalu memberi pesan singkat kepada Bitna.

Minhee
eodiya? |
neo gwaenchana? |

Minhee terus melihat ke layar ponselnya untuk menunggu balasan Bitna. Namun tidak kunjung ada balasan.

Ia pun teringat sesuatu lalu menghampiri Sooji.

"Sooji," panggil Minhee. "Boleh pinjam flashdisk-mu?"

"Buat?" tanya Sooji.

"Untuk tugas Profesor Kim. Aku ingin copy tugas milik Chaerin," ucap Minhee yang sebenarnya berbohong.

Sooji menyerahkan flashdisk-nya ke tangan Minhee tanpa berkata apa-apa.

"Makasih."

Minhee berjalan menuju mejanya lagi. Ia mengeluarkan laptop miliknya lalu mencolokkan flashdisk itu. Ia membuka satu per satu folder di sana.

"Dia menggunakan earphone tapi layarnya tidak menunjukkan gambar apapun," gumam Minhee lalu berpikir. "Audio!"

Minhee segera mencari format file .mp3 yang ada di flashdisk itu. Setelah loading, munculah satu file audio. Minhee memeriksa tanggal ditambahkannya file itu dan tersenyum ketika tanggalnya benar.

Minhee segera meng-copy file itu ke laptopnya lalu mencabut flashdisk milik Sooji. Ia segera mengembalikannya ke tangan pemiliknya saat itu juga.

Minhee merasa sangat puas karena ia telah mengetahui apa yang dilakukan Sooji. Ia tahu bahwa Sooji sangat mencurigakan sejak dulu. Tidak mungkin mahasiswi populer sepertinya mau bermain dengan Bitna. Tentu saja ia tidak mau jika tidak ingin memanfaatkannya.

Saat jam istirahat, Minhee mencolokkan earphone ke laptopnya lalu mendengarkan audio itu. Ia mendengar suara nyanyian lagu Speak Yourself. Ia yakin bahwa suara itu adalah suara Bitna.

Minhee mengerutkan dahinya. Apa gunanya Sooji mengambil rekaman suara milik Bitna? Apa terlalu konyol? Jika suaranya jelek, maka bisa saja ia gunakan sebagai bahan bully. Tetapi, suara Bitna sangat bagus. Untuk apa ia mengambilnya?

That Composer; NamjoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang