Malam yang sunyi hanya ditemani suara jangkrik. Angin berembus mesra, menyentuh kulit. Aku memandangnya dengan saksama. Laki-laki yang sedang mengenakan jaket.“Kenapa ngelihatin saya gitu, Bu?”
“Dingin, Ray.”
Aku memeluk diri sendiri, berharap dia peka. Dan ternyata benar. Dia melepas jaket, lalu memakaikan di tubuhku. Aku tersenyum.
“Bu, kita bisa mesra-mesraan di sini, ya.”
“Iya, Ray.”
“Kenapa di KBM kemarin kita pisah, Bu?”
“Authornya jahat, Ray. Dia nggak mau kita bersama.”
Rayendra mengangguk, lalu mengusap pipiku yang sudah bersemu merah sejak tadi.
“Terus kenapa kita sekarang bisa bersama, Bu? Karena authornya juga?"
“Iya dong. Biar emak-emak KBM senang, Ray.”
“Wah, authornya baik ya, Bu. Cantik, manis, nggak sombong pula.”
“Ya dong, Ray. Berdoa saja, semoga dia nyatuin kita di novel.”
“Aaaaamiiiiiiinnnnn.”
Rayendra teriaknya pakai speaker masjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikejar Berondong[Sudah Terbit ]
RomanceCERITA INI SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK CETAK DAN E-BOOK. [Ibu gitu deh, WA saya nggak dibalas.] [Bu ....] [Kok, jahat, sih, Ibu?] Ya Tuhan, pipiku terasa sakit karena tersenyum lebar. Anak ini sungguh menciptakan suasana yang baik untuk hatiku. Lalu...