Aku bangkit dari kursi dengan kasar. Sempat menggebrak meja karena merasa mereka semua tidak waras. Mas Dewa dan Rayendra tidak bicara lagi, membuatku semakin bingung akan keadaan absurd ini.
“Kamu itu udah gila, ya, Mas? Aku ini istri kamu!”
“Ya, emang istriku,” jawabnya santai.
“Terus kenapa main nyerahin gitu aja ke Rayendra?” Aku bersedekap dan silih berganti menatap Mas Dewa dan Rayendra.
“Biar Rayendra bahagia. Kan aku baik, Sayang.” Dia kembali asyik mengunyah, sedangkan Rayendra tampak mengulum senyum.
Pelan aku mengulurkan tangan, hingga menempel pada jidat Mas Dewa. Aku mengangguk dan tersenyum simpul. Lalu beralih mendekati Rayendra serta melakukan hal yang sama. Pantesan!
“Kalian demam tinggi. Pantesan eror!” kataku dan kembali duduk.
“Saya nggak sakit, Bu, tapi emang beneran mau nikah sama Ibu.”
“Aku juga ikhlas, Sayang.”
Kyaaa! Beneran sakit mereka!
Aku buru-buru menyelesaikan makan dan menuju teras. Meninggalkan dua orang aneh itu sambil memikirkan cara agar kewarasannya kembali. Kemudian segera masuk setelah menemukan ide.
“Ehem!” Aku berdeham dan dua pasang itu menatapku yang masih berdiri sekarang. “Aku sayang kamu, Mas.” Mas Dewa tersenyum mendengarnya. “Tapi aku juga sayang Rayendra.” Kali ini Rayendra yang tersenyum.
“Terus Ibu jadinya pilih siapa?” Rayendra membenarkan kerah kemejanya. Sudah siap akan pamer pasti. Sementara itu, Mas Dewa tampak santai saja.
“Aku pilih kalian berdua!”
“Apa?! Kamu mau punya dua suami, An?” tanya Mas Dewa.
“Ya!” jawabku tegas.
Ada raut ketidakpercayaan di wajah mereka dan tiba-tiba saja mereka terjatuh dari kursi. Mereka kejang-kejang! Nah, kan! Kalau sakit harusnya ke dokter, bukan ngomong ngawur!
Tak memedulikan mereka, aku ke ruang tamu untuk menonton TV. Bodoh amatlah sama dua orang itu. Ha ha ha!
🌺🌺🌺
Gaje banget, ya? Iya, biarlah author senang, ya. 😂
Ada yang mau request next gaje tentang sesuatu?
🌺🌺🌺Aku tuh sengaja kasih gaje gini, karena Rayendra open PO masih lama. Setelah lebaran. Lumayan kan ngobatin kangen kalian? Hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikejar Berondong[Sudah Terbit ]
RomanceCERITA INI SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK CETAK DAN E-BOOK. [Ibu gitu deh, WA saya nggak dibalas.] [Bu ....] [Kok, jahat, sih, Ibu?] Ya Tuhan, pipiku terasa sakit karena tersenyum lebar. Anak ini sungguh menciptakan suasana yang baik untuk hatiku. Lalu...