_6_

45 8 0
                                    

"melihat cara dia menatapnya. Dan mulai berpikir bahwa kamu juga menginginkannya".


Tatapan renal yang membuat ku seperti

orang bodoh.

Areta pov end.

 

Mereka masih kalut dalam pikiran masing masing. Tiba tiba saja ada suara deheman yang menyadarkan mereka dalam lamunannya.

"sedang apa kalian?!" tanya fio dengan wajah datar.

"e-eh fi-fio, i-ini ti-tidak seperti apa yang ka-kamu kira fi" gugup reta

"tidak seperti yang aku kira? Hah, jelas jelas aku melihat dengan mataku sendiri!"

"ta-tapi i-ini sa-salah paham fio"ucap reta dengan nada sendu.

"sudah cukup. Kau salah faham fio! Tadi kita mau ambil tas di atas lemari, terus kita tiba tiba aja jatoh. Jadi ngkk ada yang salah kan? Ah, mana mungkin aku melakukan yang engga engga juga. Aku ini masih sekolah, memangnya aku bodoh!"kata renal sembari menjitak fio

"hmm,ya sudah cepat!" ucap fio sembari keluar dari kamar itu.

***

"sudah beres semua? Kalau sudah, cepat kita bawa barangnya" teriak fio

"okeyy" kata mereka serempak

   Sekarang mereka sedang sibuk memasukan barang barang reta ke mobil.beda dengan fio, sedari tadi dia berdiam diri saja. Reta yang melihatnya pun merasa bersalah. Lalu tidak banyak menghabiskan waktu, retapun menghampiri fio yang sedang sendirian.

"fio?"panggil reta

"e-eh ya?" fio terkejut,tiba tiba aja ada yang memanggilnya.

"kamu masih memikirkan kejadian yang tadi? Ahh fio, maafkan aku. Aku benar benar merasa bersalah, aku engga bermaksud untuk menyakiti kamu fio" ucap reta sembari menggenggam tangan fio.

"hmm, tidak. Kau tidak salah. Ah,ya reta boleh aku bicara sesuatu padamu?" tanya fio

"apa yang akan kau bicarakan fio?" tanya reta dengan lembut

"sebenarnya aku malu sih bilang seperti ini padamu. Tapi aku ingin  jujur. Ehmm, aku menyukai renal."ucapnya dengan mantap."Apakah  kamu menyukainya juga?"lanjutnya

"hah?Aku menyukainya? Tidak, mana mungkin aku bisa menyukainya fio hahha, kau lebih cocok dengannya"kata reta sembari tersenyum. Tapi senyuman itu, senyuman yang palsu. Karena kau tau? Sejak pertama kali areta melihat sosok seorang renal. Dia sudah menyukainya.

"baguslah kalau kau tidak menyukainya areta"senyum fio mengembang."kalau begitu,kau bisa tidak berdekatan dengannya? Ah, maksudku kau boleh dekat tapi sewajarnya saja. Kau harus tau perasaanku bagaimana kan?" lanjutnya,masih dengan senyuman yang mengembang.

"baiklahh,aku mau membantumu fio"

"membantuku? Membantu apa?" bingung fio

"membantu mendekatimu dengan renal,boleh?"

"tentuu reta!terimakasih, kau teman terbaikku!"ucap fio sembari memeluk temannya itu.

Tibatiba saja renal datang,"heh kalian, kalian sedang apa? Seperti teletubis saja berpelukan" ucapnya sembari memutar kedua bola matanya malas.

"tidak sedang apa apa" ngeles reta dan fio.

"cepat!barangnya sudah dimasukkan semua. Tinggal sekarang kita pergi ke rumah mu" tunjuk renal ke fio

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang