_9_

31 7 0
                                    

"aku adalah harapan yang tak pernah diharapkan, bintang yang terus diabaikan, dan bulan yang selalu sendirian,namun aku tetap bertahan untuk satu tujuan yaitu membahagiakan walau rasanya menyakitkan"

Setelahnya mereka bergabung. Kini suasana pun jadi canggung dan hening. Padahal mereka kan teman dekat.tapi entahlah

"kalian udah pesen?" tanya rose memecahkan kecanggungan yang sedari tadi meliputi keempatnya.

"belum rose" kata fio

Tak lama pelayan pun datang"silahkan di minum" katanya lalu memberi minumman pemesanan reta dan rose.

"makasih, mbak ini teman saya mau pesan katanya" ucap rose.

"oh ya silahkan" ucap pelayan

"renal kamu mau pesen apa?" tanya fio sedikit berbisik

"coffe latte aja" kata renal

"mbak coffe lattenya satu sama capuccino nya satu ya" pesan fio lalu pelayanpun pergi.

Lalu suasana pun kembali canggung entah harus mengobrolkan apa.

"eumm,kenapa kalian bisa berdua?" tanya rose yang memecahkan kehening lagi.

"iya, tadi kita main" kata renal dan di balas O ria oleh rose.

"besok ngak ada tugas kan?" tanya fio

"enggak" jawab rose sedikit dingin.


"permisi. Ini pesanannya mbak, silahkan di minum" kata pelayan.

"terimakasih" ucap fio lalu memberi gelas yang rasa coffe latte ke renal.

Lalu merekapun kalut dengan minumannya masing masing.

Bagaimana dengan areta? Tentu. Sedari tadi dia hanya diam. Tidak berniat untuk membuka suara. Dia sedang merenungkan pikirannya.

Dan yang terjadi selanjutnya, adalah

melihat apa yang tak ingin areta lihat. Yaitu, melihat mereka bahagia di depannya. Bukan tidak ingin melihat temannya bahagia sih. Tapi kenapa tiba tiba rasanya benci melihatnya?. Huft...

Rose yang sudah peka terhadap muka areta yang sudah memerah menahan tangisnya. Ia pun langsung berpamitan kepada kedua sejoli yang sedang mengobrol senang entah mengobrolkan apa, yang terpenting ia harus mengamankan reta. Tidak boleh sampai reta mengeluarkan air mata dihadapan mereka.

.
.

Setelah berpamitan rose pun membawa reta ke taman, tempat yang pas untuk menenangkan hati reta.

"reta. Kau ngak kenapa kenapa kan?" tanya rose yang sudah duduk dengan posisi sebelahan dengan reta.

"hikss" dan di balas isakan saja oleh reta.

"menangislah" kata rose sembari memegang bahu reta.

"ro-rose" kata reta dengan suara bergetar.

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang