_20_

22 5 0
                                    

"penyesalan selalu datang terlambat. Jika penyesalan datang dari awal,maka di dunia ini tidak akan ada orang yang membuat kesalahan."




Sekarang semua siswa sudah sampai tujuan.
Mereka tidak langsung beranjak ke pantai untuk berenang.
Mereka memilih untuk masuk ke hotel dan membereskan perlengkapan mereka.

Seperti yang di lakukan oleh reta dia sedang meletakkan bajunya ke lemari kecil yang berada di kamar hotelnya.

"reta cepet, aku udah ngak sabar nih" teriak rose tidak sabaran, memang reta sekamar dengan rose dan juga dea. Sedangkan fio dia sekamar dengan selgi juga rena.

"ya bentar. Alay banget sih kamu rose,kayak yang ngak pernah ke pantai aja"ucap reta lalu dia beranjak ke arah rose

"bodo, cepet ah"ucap rose lalu menarik lengan reta agar cepat cepat segera memasuki area pantai.

Sedangkan fio dan yang lainnya, mereka sudah menunggu di pantai.

"halo guys" teriak rose sambil melambaikan tangannya pun juga lari lari

"ya ampun kamu rusuh bener sih ah" gerutu reta kepada rose

"komen aja"kesel rose

"ayo guys kita berenang!" ajak fio, mereka langsung berlari mendekat air dan berenang.

.
.
.

Mereka benar benar menghabiskan waktunya untuk sekedar berenang, bermain pasir, berfoto ria,berjemur,dan lainnya. Sampai sampai mereka lupa waktu.

Hari sudah larut, dan mereka masih setia di posisinya masing masing dan baju yang basah kuyup. Katanya mereka ingin melihat matahari tenggelam.

Dan ya,benar saja mereka melihat secara live matahari tenggelam dengan sempurna dan juga melihat bersama sahabat. Memang itu moment yang paling menyenangkan,pasti.

Sudah bosan mereka beranjak dari pantai menuju hotel.
Sampai nya disana mereka langsung memasuki kamar masing masing dan membersihkan tubuhnya.

Sudah pukul 07.00 malam, dan waktunya untuk makan malam bersama.

Reta,fio,rose,selgi,rena,dan dea sudah berada di tempat makan bersama siswa lainnya.

Dan makananpun sudah tersedia, lalu mereka menyantap dengan lahap makanan itu.

"aku sangat lapar" jujur rose

"aku juga, apa lagi tadi kita seharian terus bermain air. Rasanya badanku sedikit tidak enak" keluh fio

"sudah ini kamu istirahat, jangan sampe sakit"titah reta

"kalo kamu sakit kita yang repot"celetuk selgi dengan mulut yang penuh nasi

"kalo mau ngomong nasinya habisin dulu"sinis rena

"ya ya ya"bodo selgi

"stt kalian makan jangan berisik!"gerutu pak dedi

Lalu mereka saling senggol tangan, dan melanjutkan makanya.

.
.
.

Hari sudah semakin larut, pun semua siswa sekarang sudah memasuki kamar hotelnya masing masing.

Begitu pun dengan reta dan yang lainnya.

Kini reta,rose,dan dea sedang menonton drakor kesukaan mereka di laptop yang dibawa rose sambil selimutan di atas ranjang kamar hotel itu.

Tetapi pikiran reta sedang tidak fokus kepada drakor, lain pikirannya malah memikirkan yang lain lain. Bukan yang lain lain, tetapi memikirkan renal.

Sedari tadi siang lelaki itu tidak nongol di hadapanya,jadi reta memikirkan hal itu.

Dia merasa renal sedang tidak baik,ingin sekali dia mengecek ke kamarnya hanya sekedar untuk melihat apakah dia baik baik saja? Tapi di pikir lagi, untuk apa? Untuk apa dia perhatian padanya? Untuk apa dia mencemaskannya? Untuk apa?
Tidak ada gunanya memang.

Tetapi kenapa hati reta ingin sekali melihat keadaanya. Sudah gatal ingin beranjak menemuinya. Tetapi dia masih bisa menahanya.

"eh ret,kenapa coy?" tanya dea dan itu membuat lamunan reta buyar

"apa? Kenapa apanya?"bingung reta

"lah kan ngak denger, kenapa sih? Mikirin siapa?"heran dea sedangkan rose sedang asik berkukat dengan akun media sosialnya.

"e-engga mikirin siapa siapa"kata reta lalu menyengir kuda

"halah bohong aja bisanya" celetuk rose tetapi matanya masih terpokus dengan ponselnya itu.

"apasih, aku ngak bohong juga"elak reta

"jujur napa ya, susah banget gitu buat jujur"memang omongan dea itu kadang suka ngebuat sakit hati orang

"yaudah aku jujur nih" pasrah reta."tapi kalian berdua jangan bilang siapa siapa"lanjut reta sambil memohon

"hm"rose hanya berdehem, karena memang dia sudah taukan bahwa reta akan jujur tentang apa.

"kalo dibilangin fio, selgi, rena boleh?" polos dea

"janganlah, ini cuma rahasia kita bertiga aja. Awas kalo comel" ancem reta

"oke oke, aku ngak pernah comel. Emangnya si selgi"

"eh ngomongin si selgi ingin di kasih jurus skak-an nya"tawa mereka bertiga seketika bergelegar di ruangan itu.

"ya cepet cerita ret, malah jadi ngetawain si selgikan"komen dea masih dengan nafas ngos ngosan karena ke asikan ketawa.

"jadi, aku suka sama renal" jujur reta,sontak membuat dea melotot.

"What? Asli ? Sejak kapan? Wahh tidak bisa di percaya ini"kaget dea dan ekspresi rose biasa aja, karena dia udah tau kan.

"sejak pertama kali ketemu"reta garuk garuk kepala aja karena sedikit canggung buat jujur.

"bukannya renal pacaran sama fio ya?" tanya dea sedikit ragu

"HAH?!"kaget rose sampai sampai posisi dia berubah menjadi duduk.

"ya, karena aku pernah denger dari selgi"kata dea

"be-begitu yaa?"ucap reta dengan nada yang kaget tetapi sedih

"maaf aku udah ngasih tau kamu. Tapi kalo ngak di kasih tau, aku takut kamu lebih sakit hati ret"jelas dea

"ya ba-bagus, ma-makasih dea. Makasih banyak"kata reta dengan senyum yang terlihat jelas terpaksa

"ret tenang aja, jangan sampai kamu menyerah, putus asa gitu dong. Kamu juga punya aditkan? Cobalah kamu buka hatimu untuk orang lain. Jangan untuk renal doang. Kamu tau kan? Adit bener bener sayang kamu? Kamu juga harus balas perasaanya. Kamu tahu kan gimana kalo cintanya itu sebelah tangan? Kamu sama adit sebenernya ada dalam posisi yang sama, posisi cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Dan kamu pasti tau kan perasaan adit sekarang? Sama kaya perasaan kamu sekarang juga. Hancur, melihat kamu yang selalu membela renal di depan adit. Dan perasaan kamu sekarang juga sama kan? Hancur. Jadi, cobalah buka hatimu untuk orang lain, cobalah menyayangi orang yang menyayangimu" jelas rose

Reta hanya diam tak bergeming, dia sedang mencerna apa yang di katakan rose.

'benar juga, pasti perasaan adit sama sepertiku. ya tuhann aku harus bagaimana, di sisi lain aku tidak bisa melupakanya sedikitpun tapi di sisi lain juga ada seseorang yang selalu menunggu cintaku. Apakah cinta itu serumit ini?.'

"ya aku akan mencoba membalas perasaanya"final reta

"bagus. Gitu dong jangan sampe kamu bodoh sama cinta"ucap rose

"bener tuh" timbrung dea

Lalu merekapun memilih untuk tidur, karena waktu juga sudah sangat larut.

'aku menyesal tuhan. Aku menyesal karena telah menyimpan rasa kepada orang yang tidak pernah membalas perasaanku. Aku menyesal juga karena telah membiarkan orang yang selalu ada untukku, aku acuhkan. Yatuhann aku sangat menyesal'sesal reta dalam hatinya.

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang