_19_

33 5 0
                                    

"sebenarnya.Aku ini kenapa? Hati yang selalu dipatahkan, begitu mudahnya memaafkan. Begitu banyak di kecewakan, begitu mudahnya untuk diluluhkan. Sebenarnya. Yang salah ini aku, atau kamu?"


"PERHATIAN UNTUK SEMUANYA!"teriak pak dedi untuk menenangkan para siswa yang sedang asik dengan masing masing temannya. " Baiklah sebelum kita berangkat, kita akan membagi tempat duduk dulu"lanjut pak dedi.

Ya, sekarang anak kelas 10,11 dan 12 akan pergi untuk staditur kenaikan kelas.

Dan kalian tahu? Reta juga ikut karena di izinkan oleh sang kaka.
Apakah kalian tahu juga, bagaimana keadaan reta setelah bertemu dengan kakanya? Dia sangat bahagia.

"untuk yang sudah mendapatkan tempat duduk,langsung masuk kedalam bus. Karena sebentar lagi akan berangkat" ucapnya lagi.

"untuk yang menaiki bus ke lima. Bapa akan absen orang orangnya."kata pak dedi.

"areta,renal,rose,selgi...."

DEG
apa? Aku sebus dengannya? Astagaa kenapa bisa? Ahhh, semoga aku tidak duduk dengannya.

.
.
.

"ya, baiklah anak anak. Sekarang bapa akan tentukan kalian duduk dengan siapa" jelas pak dedi lagi.

"selgi duduk dengan rose"
"renal duduk dengan areta"

SO WHAT? kenapa bisa? Ini bagaimana? Tahu begini aku tidak akan ikut. Aku memilih diam di rumah. Aku harus bagaimana?

Tiba tiba saja rose menyenggol lengan reta. "ret, gimana? Gabakal apa apa kan?"bisik rose

"gatau aduh aku juga bingung, tau gini aku gabakal ikut"kata reta dengan nada cemasnya.

Dan mau tidak mau retapun duduk bersebelahan dengan orang yang reta benci tapi reta suka juga.

Sudah hampir satu jam berlalu tetapi di antara keduanya belum ada yang membuka pembicaraan.
Mereka kini sedang kalut dengan pikirannya masing masing,reta yang sedang membaca buku dan renal yang sedang mendengarkan lagu.

Reta yang mulai sudah bosan membaca bukupun akhirnya ia menutup buku itu dan memilih mengecek ponselnya, lalu ia melihat aplikasi aplikasi dan akhirnya pun ia simpan lagi karena tidak ada yang penting.

Reta menghela nafas beratnya karena ia merasa jenuh dengan situasi seperti ini. Dengan memberanikan diri dia melirik kearah wajah renal, dan ketika dia meliriknya, renal juga sedang meliriknya. Yang akhirnya merekapun menjadi bertatapan.

Deg deg deg. Hati reta kini berdetak kencang,dengan depat dia memalingkan wajahnya.

"kenapa?"ucap renal tiba tiba

"apa?" kata reta dingin tanpa menoleh ke arah renal.

"kamu kenapa?" kata renal lagi

"kenapa apa sih?"datar reta

"terserahlah"ucap renal lalu acuh lagi, dan dari situ reta merasa lebih tidak enak lagi. Merasa ingin pindah tempat. Karena lama lama dia bisa gila.

Dan suasana pun hening lagi.

Reta yang mulai mengantuk langsung saja dia pejamkan matanya dan langsung kalut dengan mimpinya.

"awww" ringis reta tiba tiba, karena dia tertidur dan dia tidak menyadari jika kepalanya memiring dan bertemu dengan kaca di sebelahnya.

Renal menoleh melihat wajah reta yang menurutnya sangat lucu karena bangun tidur. "kenapa?" tanya renal sembari terkekeh.

"tadi kepalaku kejedut kaca" kata reta sembari mengusap ngusap kepalanya itu.

"makanya, kalo mau tidur itu mening kamu nyender ke bahu aku aja"ucap renal sembari tersenyum manis

Reta yang menyadari itu langsung mengerjapkan matanya berkali kali. Apakah dia serius dengan perkataan nya tadi? Apakah dia tidak sedang bergurau?

"tidak,aku tidak mau merepotkanmu" kata reta lalu memalingkan mukanya ke arah kaca.

"tidak, aku tidak kerepotan sama sekali" jelas renal

Lalu reta pun menoleh lagi kehadapannya, dan reta menatap wajah renal dengan tatapan yang sangat senang.

"beneran boleh?"reta memastikan

"iya retaa"ucap renal terkekeh dan langsung saja dia menarik reta agar mendekatnya dan bersandar di bahunya.

Reta yang sangat senang, sampai akhirnya dia tidak menyadari bahwa dia juga tersenyum senyum sendiri. di perlakukan seperti ini merasa bahwa dirinya saat ini sedang di atas langit. Seketika jantung reta berdegup kencang bahkan jantungnya seperti ingin meloncat loncat karena terlalu senang.

Dengan cepat reta pun memejamkan lagi matanya, dan kembali berkalut dengan mimpi lagi.

.
.
.

"Ya baiklah anak anak, segera bersiap karena sebentar lagi kita akan sampai"pengumuman dari pa dedi

Renal yang mendengar pengumuman itu, langsung saja melirik ke arah reta.

"masih tidur" gumam renal

Dia berniat untuk membangunkan reta, tetapi dia tidak tega karena kelihatannya reta sedang tertidur pulas.
Tapi lagi, ini sebentar lagi akan nyampai di tempat? Jadi ini harus bagaimana. Membangunkannya? Atau tidak? Dan terpaksalah renal membangunkan reta.

"retaa"ucap renal sembari menepuk pipi cubby reta dengan sangat hati hati.

"eungg" lengkuh reta yang menyadari ada yang membangunkannya."eh, ada apa nal?" tanya reta karena renal yang sedang menatapnya begitu dalam

"bersiaplah, sebentar lagi bakal nyampai" ucap renal tiba tiba

Reta yang baru sadar dia langsung merapihkan duduknya. langsung duduktegak, tadinya dia menyender di bahu renal.

"renal, apa tadi aku tidur terlalu lama?" tanya reta yang sedikit kaku

"hmm kamu tidur sedikit lama dibahuku. Eum apakah bahuku senyaman itu?" tanya renal

Reta yang mendengar itu terkejut,"hah? Apa?" kata reta salah tingkah

Renal pun tertawa. "lihatlah gerak tubuhmu. Seperti yang sedang salah tingkah, hmm" goda renal

"ti-tidak" ucap reta yang benar benar terdengar gugup.

"selalu saja mengelak, ckk" kata renal lalu tertawa, dan reta langsung memalingkan wajahnya karena pipinya yang memerah.

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang