_11_

28 8 0
                                    

"Saat mencintainya, aku tidak pernah berniat memaksanya untuk membalas perasaanku.Bagiku, bisa mencintai dia saja sudah cukup"

Keadaan suasana di gedung sangat ramai. Banyak pasangan suami istri berdatangan untuk mengucapkan selamat kepada sepasang suami istri baru.

Dan kedua sejoli itu pun sedang berada di tempat ini.
Sekarang renal akan memperkenalkan fio ke orang tuanya.

"dimana ibu ku ya?"kata renal sembari menuntun fio." itu dia, ibuu!" ucap renal melambaikan tangannya kepada sang ibu.

"oh renal, sinii" kata ibunya."ini siapa renal?" tanya ibunya setelah renal sudah berada didepannya.

"ya ibu, aku mau memperkenalkan dia ke ibu" kata renal

"apakah dia fio? Fio yang selalu kamu ceritain?"tebak sang ibu

"iya ibu bener"kata renal

"a-ah ta-tante per-perkenalkan nama saya fi-fio" gugup fio

"gausah panggil tante, panggil saja saya ibu ya?" kata ibu renal

"iya tan- Eh ibu" kata fio.

"ayo kita menyambut tamu, calon menantu" goda ibu renal kepada fio dan itu membuat hati fio senang sekaligus malu.

'ku kira ibu renal tidak bisa menerimaku. Tapi ternyata dia sangat baik padaku dan bisa menerimaku'

.
.
.


Kedua orang yang sedang berada di perpustakaan di suatu toko buku, tengah kalut dengan buku yang di bacanya.

Tidak ada satupun yang memecahkan keheningan dari tadi.
Adit yang tidak suka dengan keheningan, lalu ia pun membuka pembicaraan.

"kamu baca buku apa ret?tanyanya


Reta yang sedang fokus membaca bukupun, menoleh ke arah suara


"buku tentang cinta"kata reta sedikit acuh lalu kembali pokus kepada buku.

"oh begitu" katanya. "apakah kamu sedang jatuh cinta?" tanya adit tiba tiba dan membuat yang ditanya langsung saja membulatkan mata karena terkejut ditanya seperti itu.

"hah? E-engga" kata reta sedikit gugup

"jangan bohongg" kata adit

"beneran"

"kamu ga pandai ngeboong"kata adit.

"eumm se-sebenernya, gimana ya" kata reta bingung antara mau menjelaskan atau tidak.

"gpp cerita aja ret, santai sama aku mah"kata adit sambil tersenyum tulus.

"jadi,pas pertama pindah sekolah. Aku ketemu saja dia,pertamanya sih aku biasa aja,tapi lama kelamaan kenapa tiba tiba aku terus memikirkannya, kenapa aku selalu khwatir jika dia ngak masuk sekolah atau ngak ada di dekatku, apakah aku menyukanya? Tapi perasaan ku, aku tidak menyukainya. Aku jadi bingun kepada perasaanku sendiri" kata reta sembari melamun

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang