_18_

26 5 0
                                    

"sebelum mengenalmu, kesempurnaan adalah hal yang utama.
Setelah mengenalmu,kebersamaan adalah hal yang paling sempurna."




Reta membuka matanya, merasakan cahaya matahari yang masuk menerobos begitu saja membuat dia merasa risih.
Reta tiba tiba teringat bahwa hari ini dia akan kedatangan sodara kandungnya, jadi ia tidak boleh sampai mood nya rusak.

Reta mengambil ponselnya yang ada di lemari kecil sebelahnya,lalu dengan cepat dia menekan apk whatsapp, takutnya ada yang mengirim info penting kepadanya. Tetapi nihil, tidak ada info penting, yang ada pesan yang reta malas balas. Yaitu pesan dari adit.

Adit ribet:
Selamat pagi bidadari

Reta yang melihat isi pesannya seperti itu ingin rasanya ia mencabik adit, terlalu alay  menurutnya. Tetapi dia masih menghargai perjuangan lelaki itu, jadi mau tidak mau dia membalas pesannya.

Reta:
Ya, pagi.

Balasan seperti itu sudah terlalu cukup bagi reta, jadi dia tidak mau ambil pusing lagi. Dia lalu menyimpan ponselnya dan bergegas ke arah kamar mandi untuk membersihkan badannya. Karena takut tamu spesialnya datang sebentar lagi.

Lagi pula dia tidak usah pergi kesekolah. Karena sekarang dia sedang libur kenaikan kelas. Jadi dia santai.

Sesudahnya membersihkan badan,dia beranjak keluar dari kamar berniat membangunkan fio.

Reta membuka kamar fio dengan hati hati, lalu dia memasuki kamar yang bernuansa biru muda, ya warna itu warna kesukaan fio. Jadi barang barang milik fio semua harus berwarna biru muda.
Dengan cepat reta membuka jendela kamar milik fio, mengijinkan angin masuk kedalam kamar itu. Lalu ia berjalan menuju ranjang fio, dengan pelan pelan dia membangunkan fio dengan cara menepuk nepuk bahunya. Tetapi tidak ada respon dari orang tersebut.

Reta sudah tahu bahwa fio sedikit susah di bangunkan. Jadi tidak ada cara lain dia harus berteriak agar fio terbangun.

"KEBAKARAN!"

Teriak reta kencang sekali,dan benar saja fio langsung tercengkat dan ikut berteriak.

"YAK! MANA YANG KEBAKAR?" panik fio, dari situ reta tertawa terbahak bahak dan membuat fio sedikit kesal. Pasalnya reta selalu saja membangunkan fio seperti tadi.

Lalu fio pun mencubit tangan reta. Reta meringis,cubitan fio sakit baginya.

"kamu kenapa terus saja membangunkan ku seperti tadi? Emang tidak ada cara lain huh?" tanya fio sedikit kesal.

"tidak. Aku udah pake beribu ribu cara membangunkan mu tapi tidak ada balasan dari kamu. Jadi ya cara terampun cuma yang tadi itu" kata reta terkekeh sendiri.


Mereka yang sedang ke asikkan bergelut di kamar fio dengan cara memukul bantal ke arah satu sama lain dan tanpa mereka sadari sedari tadi ada yang memanggil nama mereka.

"Fio, reta" teriak suara seseorang yang pasti mereka berdua tau.

Mereka pun menghentikan aktifitasnya, dan memandang satu sama lain.

"bunda?" teriak mereka bebarengan, dengan cepat mereka berlari ke arah ruang tv.

Sampai disana mereka terkejut, benar yang mereka pikirkan. Bahwa suara itu suara bunda mereka.
Dengan satu kilat mereka langsung memeluk bundanya itu, dengan erat sampai bunda fio susah bernafas.

"sudah. Ini bunda tidak bisa bernafas"kata bunda fio lalu dibalas kekehan oleh mereka berdua.

Dan sedari tadi,ada satu orang yang melihat tingkah dua sejoli yang sangat senang.

Reta yang mulai paham dia siapa, dia pun tersenyum ke arahnya. Lalu dia melirik ke arah bunda fio.

"bunda? Apakah dia?" tanya reta

"iya, dia kakamu" jelas bunda fio dengan senyuman merekah

Reta yang mendengar kata bundanya barusan lalu saja ia melirik ke arah lelaki yang bertampilan berwibawa itu. Dengan cepat reta memeluk erat lelaki itu, ia menangis di pelukannya. Dan tanpa reta sadari pria itu pun membalas pelukannya dan ikut menangis.

Setelah sedikit lega, retapun mendongakkan kepalanya. Melihat wajah yang selama ini reta ingin lihat.

"apakah benar kamu kakaku?"tanya reta sedikit sesegukan

"benar reta benar" kata pria yang bernama alfi itu, lalu dia pun seperti mencari sesuatu didalam tasnya. Setelah ia menemukannya dia langsung memberikan kepada reta. "itu foto kamu waktu kecilkan?" kata alfi, lalu reta pun mengangguk dan menangis lagi.

.
.
.

Kini suasana kediaman fio sedang tidak baik, pasalnya semuanya sedang bersedih. Apalagi fio yang akan tinggal di rumah itu sendirian lagi.

"bunda terimakasih banyak. Aku banyak dibantu oleh bunda sama fio. Terimakasih, aku menyayangi kalian" ucap reta lalu memeluk fio dan bundanya.

"bunda juga menyayangimu. Kamu jangan sampai lupa bunda. Kamu juga harus sering sering berkunjung kerumah ini ya"jelas bunda fio sembari mengusap kepala reta sayang.

"iya bun, fio sampai jumpa nanti di sekolah" kata reta lalu memeluk fio. Dan yang di peluk hanya mengangguk ngangguk tanpa mengeluarkan suara sekatapun, malah mengeluarkan isakan sedari tadi. Sepertinya ia tidak ingin tinggal sendirian lagi.

Setelah itu alfi dan reta berpamitan untuk pulang. Dan alfi pun memutuskan untuk tinggal di indonesia bersama adik kesayangannya itu,setelah beberapa kali alfi mengajak reta untuk tinggal di singapore bersamanya,tetapi reta menolak penuh, dan dia kekeh ingin tinggal di indonesia. Dan jadilah seperti ini, alfi yang mengalah kepada adiknya itu.

Dan kini mereka tinggal di apartement yang tidak jauh dengan sekolah reta.

Reta yang baru selesai merapihkan baju bajunya, dia melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.
Dia membaringkan badannya dan menatap langit langit atap kamarnya. Sesekali ia menghela nafas beratnya. Entah,dia sekarang sedang memikirkan fio dan bunda fio, dia rasa dia merindukan fio. Padahal dia berpisah belum beberapa jam. Dan juga dia pasti bertemu lagi dengan fio. Tapi entahlah dia merindukannya.

Lamunan reta buyar seketika karena ada yang memanggil namanya.

"reta" panggil seseorang di luar kamar.

"iya ka. Masuk aja gak di kunci kok" kata reta lalu pintupun membuka dan terpampang jelas lelaki tampan lebih jelasnya lagi kakanya reta.

"ada apa ka?" tanya reta setelah kakanya itu duduk di sisinya.

"udah makan?" tanyanya

"belum"

"kalo belum yaudah ayo keluar dari kamar, kaka udah buatin nasi goreng tuh. Jangan murug aja" kata alfi

"iya ka"ucap reta lalu bangkit dan pergi keluar kamar

"huh dasar" ucap alfi terkekeh,sendiri.

Love In Silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang